BPPT Anugerahi Menteri PUPR Gelar Perekayasa Utama Kehormatan Bidang Infrastruktur

alt
 
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) memberikan Anugerah Gelar Perekayasa Utama Kehormatan Tahun 2017 kepada Dr. Ir. Mochamad Basuki Hadimuljono. M.Sc. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini terpilih melalui mekanisme penilaian dan pertimbangan yang sangat ketat oleh Majelis Perekayasaan Nasional untuk bidang infrastruktur.
 
Kepala BPPT, Unggul Priyanto selaku Ketua Majelis Perekayasa mengatakan penganugerahan Gelar Perekayasa Utama Kehormatan (PUK) diberikan seseorang yang berjasa dalam memimpin atau mempengaruhi suatu kelompok/masyarakat untuk membangun negara melalui bidang kerekayasaan.
 
“Penganugerahan kepada Mochamad Basuki Hadimuljono sangat tepat, mengingat kiprah keseharian beliau telah mencerminkan esensi kegiatan seorang yang telah banyak berperan sebagai perekayasa dalam memimpin pengembangan dan penerapan kegiatan perekayasaan dalam bidang infrastruktur,” ujar Unggul dalam acara Penganugerahan Gelar PUK tahun 2017 di Jakarta, Kamis (3/8/2017).
 
Penganugerahan gelar PUK, lanjutnya, diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2017. Hingga saat ini gelar PUK telah diberikan kepada sepuluh putra-putri terbaik bangsa dalam berbagai bidang. Mochamad Basuki Hadimuljono merupakan penerima Gelar PUK yang ke sebelas untuk bidang infrastruktur.
 
Menurut Unggul, penganugerahan PUK kepada Mochamad Basuki Hadimuljono dalam bidang Infrastruktur dipandang sangat tepat, mengingat sebagai Menteri PUPR beliau mendapatkan tugas yang sangat penting dari pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan infrastruktur secara nasional.
 
“Terintergrasinya pasar kita dengan pasar Asean (ASEAN Community) membawa konsekuensi yang sangat besar yakni perlunya negara kita memiliki keunggulan kompetitif. Persoalan yang menghadang negara kita saat ini adalah rendahnya daya saing Indonesia disebabkan inefisiensi akibat minimnya infrastruktur. Presiden menilai, tanpa tersedianya infrastruktur yang baik, maka Indonesia akan tertinggal di tengah persaingan regional dan global, antara lain akibat mahalnya biaya transportasi,” tegasnya.
 
Alasan-alasan inilah yang memotivasi para anggota Majelis Perekayasa untuk memilih Mochamad Basuki Hadimuljono sebagai Perekayasa Utama Kehormatan tahun 2017. “Sosok Mochamad Basuki Hadimuljono dianggap sebagai tokoh yang mendorong para perekayasa untuk memanfaatkan kemampuan pemanfaatan teknologi dalam membangun infrastruktur nasional,” terangnya.
 
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan bahwa Basuki merupakan sosok yang tepat mendapatkan gelar PUK di bidang infrastruktur. 
 
“Perekayasaan pada akhirnya membuat sesuatu itu lebih baik, lebih murah dan lebih cepat. Ketiga hal itu merupakan prinsip pokok persaingan. Apabila keberhasilan di bidang rekayasa dapat kita laksanakan maka bangsa ini dapat menjadi lebih baik, lebih bersaing dan lebih cepat,” ucapnya.
 
Menurut Wapres, Menteri PUPR ini mempunyai kecerdasan, baik di belakang meja maupun di lapangan. “Banyak yang pintar hanya di meja, kalau beliau ini dua-duanya. Beliau telah membuktikan, apa yang dibuat lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah dari sebelumnya,”pungkasnya.
 
Selain Wapres Jusuf Kalla, acara penganugerahan PUK juga dihadiri Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, para peraih gelar PUK tahun-tahun sebelumnya dan tamu undangan lainnya.
 
 
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author