Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sebanyak 435 pelajar dari 96 sekolah adu keterampilan pada Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) yang digelar Pusat Peragaan Iptek (PP-Iptek) Kemenristekdikti pada 25 – 26 Agustus 2018 di area komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Mereka mendesain dan meluncurkan roket air menuju zona/target sasaran berjarak 50 meter dari titik luncur.
Direktur PP-Iptek, Syachrial Annas mengatakan KRAR merupakan kompetisi bagi pelajar berusia 12-16 tahun atau pelajar kelas 6 SD hingga 1 SMU di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, dan Cilegon. Selain di wilayah Jabodetabek dan Banten, KRAR juga digelar oleh science center beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan.
“KRAR kali ini mengalami peningkatan jumlah peserta dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun lalu, KRAR diikuti 352 peserta dari 52 sekolah,” kata Syachrial dalam konferensi pers KRAR Jabodetabek, Serang, dan Cilegon di gedung PP-Iptek, TMII, Jakarta pada Minggu (26/8/2018).
Lebih lanjut Syachrial menerangkan, KRAR mewadahi potensi bidang sains bagi generasi muda untuk terus berkembang dan turut berperan serta dalam kemajuan teknologi bidang antariksa. Dari kompetisi ini akan dipilih 1-50 pemenang untuk KRAR Jabodetabek dan Banten, serta 1-10 pemenang untuk KRAR tingkat provinsi. Para pemenang akan adu keterampilan pada Kompetisi Roket Air Tingkat Nasional (KRAN) pada 28 September- 1 Oktober 2018 di PP-Iptek Jakarta.
“Nantinya, enam pemenang KRAN akan diikutsertakan dalam Kompetisi Roket Air Internasional se-Asia Pasifik (KRAI) yang diselenggarakan Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) di Singapura pada November 2018,” kata Syachrial.
Penanggung Jawab KRAR, Feti Anita Tristiana mengungkapkan kompetisi roket air merupakan ajang adu keterampilan bagi pelajar di bidang teknologi antariksa. Roket air digunakan sebagai media dalam menjelaskan prinsip sains yang dikenal dengan Hukum Newton.
Sebelumnya, para peserta mengikuti workshop pembuatan roket air lengkap dengan perhitungan matematika sederhana pada Sabtu (25/8/2018) di area galeri lantai 3 PP-Iptek. Dalam workshop ini peserta mendapat pengetahuan terkait tekanan udara, volume air, maupun sudut peluncuran agar roket air jatuh tepat di target sasaran. “Kompetisi ini mengacu pada standar yang telah ditetapkan APRSAF,” terang Feti.
Roket air terbuat dari bahan botol plastik berkaborasi dengan jumlah minimal dua buah botol yang akan dirakit menjadi satu bagian badan (body) roket air. Body roket air dilengkapi sirip roket dari bahan infraboard atau sterofoam tebal yang dipotong dan dibentuk seperti sirip roket pesawat ulang alik. Desain sirip roket bentuknya bisa bermacam-macam tergantung dari kreativitas peserta. Namun dalam kompetisi ini bentuk sirip roket sudah ditentukan oleh panitia dari PP-Iptek.
Menurut Feti, agar roket air bisa mencapai target sasaran berjarak 50 meter dari titik luncur diperlukan volume air 300-400 mililiter, tekanan 45 psi, dan sudut peluncuran 35-45 derajat.
Kompetisi roket air merupakan salah satu peran PP-Iptek sebagai science center pertama di Indonesia dan wahana pembelajaran iptek bagi masyarakat, khususnya generasi muda dalam memajukan iptek di Indonesia. Selain kegiatan roket air masih banyak lagi peragaan dan program sains yang disajikan oleh PP-Iptek dalam memenuhi kebutuhan pengetahuan Iptek kepada masyarakat.