Mendukung komitmen Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan inovasi teknologi sebagai salah satu pilar pembangunan bangsa, BPPT Senin (19/1) menggelar acara ‘Peluncuran dan Diseminasi Produk Inoivasi PTISDA untuk Indonesia Jaya. ‘’Tujuan utama dari acara ini adalah untuk sosialisasi produk-produk inovasi yang telah dihasilkan dan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban PTISDA BPPT kepada publik,’’ kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA) BPPT , Dr. Ir. Muhamad Sadly M.Eng.
Kepada wartawan, Sadly menjelaskan bahwa teknologi hasil karya anak bangsa harus mampu meningkatkan produktivitas sistem produksi, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Sejalan dengan upaya di atas, maka BPPT telah melakukan reposisi untuk meningkatkan kontribusinya dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang inovatif.
Agar menghasilkan teknologi yang dibutuhkan dan dapat digunakan oleh para mitra/pengguna, maka teknologi yang dikembangkan BPPT adalah teknologi yang menjadi prioritas nasional, sesuai arahan dalam RPJPN dan RPJMN. Secara spesifik, tambahnya, teknologi yang terkait dengan teknologi pengembangan sumberdaya alam yang telah digariskan untuk dikembangkan, salah satunya adalah “Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam”.
Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA) merupakan salah satu Pusat yang berada dibawah Kedeputian Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA). Dengan dukungan sumberdaya manusia yang handal dan multidisiplin keilmuan, berbagai macam produk inovasi telah dihasilkan oleh PTISDA. Beberapa produk inovasi yang telah dihasilkan tersebut sudah dimanfaatkan oleh mitra kerjasama, seperti Pemerintah Pusat/Daerah dan Mitra Industri lainnya.
‘’Teknologi yang telah dikembangkan dan siap diaplikasikan tentu harus diketahui oleh publik dan mitra,’’ tegasnya. Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, maka publik perlu mengetahui hasil dari investasi pada lembaga-lembaga riset dan pengkajian, khususnya BPPT sebagai lembaga yang bertugas melakukan pengkajian dan penerapan teknologi di Indonesia. Kemudian, mitra perlu pula mengetahui agar bisa memilih jenis teknologi yang diperlukan dan sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.
Kemampuan PTISDA BPPT , menurut Sadly, mencakup : (1). Penguasaan metode karakterisasi melalui pengenalan pola (pattern recognition) berbagai obyek di permukaan bumi (laut dan darat) dari citra satelit remote sensing dan data lainnya; (2). Penguasaan metode sistem inventarisasi berbagai obyek di permukaan dan bawah permukaan bumi secara langsung (terrestrial), cepat dan akurat; (3). Penguasaan metode pemodelan sumberdaya alam dalam mendukung pembangunan disegala sektor, baik dengan menggunakan model sederhanan sampai kepada model lanjutan dengan tingkat kehandalan tinggi; (4). Penguasaan metode penyampaian informasi sumberdaya alam dalam sebuah sistem informasi geografis (spatial base) dan teknologi informasi lainnya; serta (5). Penguasaan metode valuasi sumberdaya alam (natural resources accounting). Kesemuanya ini didukung oleh kompetensi system rekayasa perangkat lunak untuk menghasilkan produk yang cerdas.
Produk inovasi yang diluncurkan dan didiseminasikan kepada mitra/pengguna antara lain: (1). Perangkat Lunak SIKBES-IKAN (sistem penjejak ikan nan cerdas); (2). BPPT’s Electronic Logbook for Fishery Observation System (BELFOS); (3).Perangkat Lunak HyperSRISoft (model prediksi produktivitas padi berbasis teknologi hiperspektral dan machine learning); (4). Metode Kerangka Sampel Area (KSA); (5). Model Akuntansi Sumberdaya Lahan Sawah (MORENA); (6). Sistim Informasi Dispersi Asap dan Polutan (SIDIAN); (7). Sistim Informasi Hujan dan Lava Dingin Jawa Tengah Berbasis Spasil (SIJAWAH); (8). Sistem prediksi Banjir berbasis pembelajaran mesin/machine learning (SIBAYUMANING); (9). Sistim Informasi Potensi Investasi (SIPI); (10). Sistim Informasi Kebakaran Hutan Berbasis Keruangan (SIARANG); (11). Model peramalan Organisma Pengganggu Tumbuhan (OPT) berbasis WEBGIS; (12). Metode analisis obyek bawah permukaan dengan Georadar dan Geolistrik; (13). Perangkat Lunak ASAP (Akunting Sumberdaya Alam Pesisir berbasis Expert System); (14). Perangkat Lunak SIASAT (Sistem Informasi Akuntansi Sumberdaya Alam Terpadu); (15). Sistim Informasi Hot-Spot berbasis spasial (SI-HOTS), dan produk lainnya.
Seluruh produk inovasi PTISDA telah dikemas dalam sebuah buku berjudul “Karya Terpopuler Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam”. Direktur PTISDA BPPT berharap, buku yang baru diluncurkan itu dapat lebih banyak dimanfaatkan oleh mitra pengguna dalam rangka membantu dan mendukung pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, serta mendukung percepatan pembangunan menuju Indonesia Jaya.