Pengembangan Riset dan SDM Maritim di Indonesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan riset yang inovatif merupakan langkah Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia sesuai visi Nawacita. Presiden Joko Widodo dalam sidang Kabinet Paripurna pada Februari 2018 menegaskan agar pada 2019 fokus pada pengembangan SDM.

Hal tersebut dibuktikan BRSDM dengan membangun enam Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) baru yang tersebar di seluruh Indonesia yakni Poltek KP Dumai, Karawang, Pangandaran, Jembrana, Bone, Kupang, dan satu Akademi Komunitas Wakatobi. Sebelumnya, BRSDM telah memiliki tiga politeknik yakni Poltek KP Sidoarjo, Bitung, dan Sorong serta Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta.

Animo masyarakat, lanjutnya, tampak dari pembangunan Poltek KP baru yang memiliki 1.961 peserta didik tambahan dari total 8.000 Peserta Didik pada Satuan Pendidikan KP, dengan 48,06 persennya merupakan Anak Pelaku Utama KP. Pada 2019, diharapkan Menteri Kelautan dan Perikanan dapat meresmikan Poltek KP tersebut

BRSDM sebagai agent of change memastikan bahwa seluruh tenaga kerja kelautan dan perikanan di Indonesia merupakan lulusan pendidikan vokasi yang tepat guna, tepat sasaran, dan bersertifikat.

“Seluruh politeknik ini sudah dirintis dari kelembagaanya, izin dari Kemeristekdikti, perekrutan tenaga kerja, kehadiran peneliti sebagai tenaga pengajar, serta penerimaan mahasiswa,” tegas Kepala BRSDM Sjarief Widjaja saat menyampaikan Perspektif Riset dan Sumber Daya Manusia Maritim Indonesia, pada Kamis (27/12/2018).

Lebih lanjut Sjarief menjelaskan, dalam membangun SDM yang kompeten, BRSDM juga fokus pada penyerapan tenaga kerja formal bersertifikat; penyiapan tenaga terampil yang bersertifikat kompetensi untuk para pelaku usaha, pelaku utama dan para nelayan serta pembudidaya; serta memperkuat kompetensi penyuluh perikanan berbasis teknologi digital.

Salah satu langkah dalam penguatan kompetensi penyuluh perikanan, BRSDM telah melaksanakan Kegiatan Penilaian Kompetensi (assessment). “Proses assessment ini dilakukan guna menyiapkan dan memastikan penyuluh perikanan yang professional sehingga dapat memberi manfaat yang lebih konkret untuk masyarakat. Dengan adanya penyuluh perikanan, hasil riset dan inovasi BRSDM dapat langsung diaplikasikan pada masyarakat,” papar Sjarief.

Dalam hal riset, BRSDM telah mengembangkan dua inovasi baru, yakni pembentukan desa inovasi digital 4.0 yaitu Kampung Gabus di Ciseeng, Kampung Sidat di Cilacap, Kampung Nila di Sleman, dan Inovasi Teknologi Adaptif Perikanan Mina Padi Air Payau (INTAN-AP) Padi Udang Windu (PANDU) di Sulawesi Selatan. BRSDM merilis produk-produk unggulan seperti backyard vaname (budidaya udang skala rumah tangga) dan LEDikan yang berfungsi memikat ikan dengan menggunakan lampu LED (light-emitting diode).

Di samping itu BRSDM juga memiliki aplikasi berbasis Android bernama Laut Nusantara yang memudahkan aktivitas nelayan tradisional dalam mencari ikan di lautan, serta Wakatobi AIS (Automatic Identification System) yang dapat melacak posisi nelayan saat sedang melaut. “Tentunya semua temuan ini memberikan manfaat kepada masyarakat secara langsung,” terangnya.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa BRSDM saat ini telah memiliki trobosan baru untuk mendekatkan hasil riset dan inovasi pada industri, salah satunya melalui program Science and Innovation Business Matching (SIBM) 2018, yang merupakan upaya percepatan hilirasi inovasi riset KP untuk memberikan kontribusi dan manfaat langsung kepada masyarakat melalui penandatangan dokumen kerjasama pra-lisensi dengan mitra industri.

“Dalam forum tersebut, para peneliti kami menyampaikan hasil patennya untuk dapat dimanfatkan oleh industri. Salah satu contohnya, kami bekerjasama dengan PT Martina Berto, Tbk atau Martha Tilaar Group dalam proses pembuatan produk kosmetik menggunakan rumput laut hasil riset BRSDM. Terdapat juga pakan ikan alternatif, yakni maggot, yang dihasilkan melalui sistem biokonversi sampah organik,” ungkap Sjarief.

Sepanjang Tahun 2018, BRSDM telah menorehkan beberapa prestasi, diantaranya penetapan empat satker lingkup BRSDM sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) oleh Kemenristekdikti, dan meraih juara dua kompetisi IPLAN Challenges. Dua satuan kerja (satker) BRSDM juga telah berstatus Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), yakni BPPP Banyuwangi SUPM Waeheru.

Capaian tersebut merupakan yang terbanyak dari 7 unit kerja yang ditetapkan oleh MKP menjadi unit kerja berpredikat menuju WBK/WBBM pada tahun 2018, serta meraih 32 Sertifikat Paten yang telah didaftarkan pada Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Mendukung hal tersebut, BRSDM tengah membangun PIAMARI (Pangandaran Integrated Aquarium and Marine Research Institute) dan MIAMARI (Morotai Integrated Aquarium and Marine Research Institute). PIAMARI hadir untuk meneliti perihal sumberdaya kelautan di perairan Samudra Hindia dan MIAMARI fokus pada sumberdaya kelautan di SamudraPasifik.

Kedepannya, BRSDM mendorong seluruh satuan kerja (satker) untuk menjadi Badan Layanan Umum (BLU). BLU bertujuan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsi pekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.

Saat ini BRSDM telah mengusulkan 12 satker untuk menjadi BLU, yang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama meliputi BPPP Banyuwangi, BPPP Tegal, Poltek KP Sidoarjo, Poltek KP Bitung, Riset Gondol dan Riset Maros. Di tahap dua terdapat BROL Perancak, STP Jakarta, SUPM Bone, BRPI Sukamandi, BBRPPBKP Slipi dan BPPP Medan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author