Menggali Peluang Kolaborasi Pendanaan Riset

alt

Technology-Indonesia.com – Serangkaian terobosan terus dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong peningkatan anggaran riset di Indonesia. Salah satunya dengan menggandeng pihak swasta dan merenegosiasi kesepakatan dengan sejumlah lembaga pendidikan tinggi di luar negeri melalui kolaborasi pendanaan riset.  
 
Kegiatan digelar mulai dari Focus Group Discussion (FGD) Potensi Kerja Sama Lembaga Pemberi Dana Riset di Hotel Ambhara, Jakarta, 28 September 2017;  Capacity Building Oxford University Innovation 1, Serpong, 4-5 Oktober 2017; serta Workshop Research Councils UK (RCUK) mengenai Manajemen Pendanaan Riset, di hotel Treva, Jakarta, 19 Oktober 2017 dilanjutkan dengan FGD Mekanisme Kerja Sama Multi-Sourcing. FGD Kebijakan Kerja Sama Multi-Sourcing di Hotel Aone, Jakarta, 25 Oktober 2017. Workshop Koordinasi Lembaga Pendanaan Riset di Hotel Agria, Bogor, 2-3 November 2017 dan  Workshop Professional Development and Engagement Programme (PDE) dari British Council, di Hotel Sol Marina Serpong, 22-23 November 2017. 
 
Direktur Sistem Riset dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kemenristekdikti,  Ira Nurhayati Djarot, mengatakan FGD ini bertujuan menguatkan kolaborasi pendanaan riset dalam meningkatkan knowledge based economy, melalui peran aktif koordinasi pengelolaan pendanaan riset.
 
Adapun manfaat bagi pemberi dana adalah memperoleh informasi dan pembelajaran mengenai isu-isu strategis terkait koordinasi pemberi dana riset, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kolaborasi pendanaan riset, sekaligus dapat merancang kebijakan yang tepat dalam mendukung praktik multi-sourcing. Sedangkan manfaat bagi pengguna dana riset adalah mampu memetakan permasalahan pendanaan dengan mengetahui sumber dan skema pendanaan riset. 
 
Profil Pemberi Dana Riset
 
1. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
 
Kepala Divisi Penyaluran Dana Riset dan Rehabilitasi Pendidikan, Dyah Kartiningdyah, mengungkapkan,”Bantuan Dana Riset Inovatif Produktif (RISPRO) adalah program pendanaan riset yang dikelola oleh LPDP. Bantuan dana ini bersifat multi disiplin dan dilaksanakan secara multiyears yang ditujukan untuk mendorong inovasi produk riset dan mengarah pada komersialisasi atau implementasi hasil riset.”
 
Secara umum, bantuan dana RISPRO LPDP terdiri dari dua jenis, yaitu
a. Bantuan Dana RISPRO Komersial
 
Bantuan dana riset bersifat multiyears maksimal tiga tahun untuk setiap judul riset. Bantuan dana riset diberikan kepada riset yang mengintegrasikan teknologi secara sistematis dari riset dasar menjadi proven technology
 
Bantuan dana riset untuk setiap judul riset setinggi-tingginya Rp 2 miliar, dengan tahap pencairan dana (40% – 40% – 20%) dalam 3 tahun.
Adapun tema fokus Rispro Komersial adalah pangan, energi, kesehatan dan obat, pertahanan dan keamanan, transportasi, informasi dan komunikasi,serta material maju
 
b. Bantuan Dana RISPRO Implementatif
 
Bantuan dana riset bersifat multiyears maksimal dua tahun untuk setiap judul riset Kelompok periset yang dapat melanjutkan riset tahun berikutnya adalah kelompok periset yang memenuhi target luaran sesuai dengan perjanjian pemberian bantuan dana riset pada tahun pertama.
Bantuan dana riset untuk setiap judul riset setinggi-tingginya Rp 500 juta. Tahap Pencairan Dana (30% – 40% – 30%) dalam 2 tahun. 
 
Adapun tema fokus Rispro Implementatif antara lain tata kelola, eco growth, sosial keagamaan, dan budaya
 
Syarat utama penelitian adalah Riset dilakukan dalam wilayah Republiki Indonesia; memiliki pra-studi kelayakan komersialisasi atau implementasi luaran riset; memiliki dokumen pendaftaran Kekayaan Intelektual (KI) dan/ atau publikasi ilmiah; memiliki dokumen uji prototipe dan/ atau kajian pendahuluan; serta memiliki mitra dengan kontribusi 30%. 
 
Realisasi Pendanaan Riset On Going
alt
Posisi Riset Inovasi Produktif (RISPRO)  LPDP  berada Technology Readiness Level 6 (TRL 6) dan siap untuk dikomersialisasikan 
 
alt
Sumber : Kemenristekdikti, 2016 dan Australian Renewable Energy Agency, 2014
 
 
2. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit ( BPDP) 
 
Berdasarkan Perpres No. 61 Tahun 2015, penyaluran dana riset (penelitian) merupakan bagian dari program sawit berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dan potensi pengembangan usaha perkebunan kelapa sawit.
 
Direktorat Penyaluran Dana BPDPKS, Fitriyah menuturkan, “Pendanaan hibah untuk penelitian dan pengembangan sawit.”
 
Riset yang didukung adalah yang berkaitan dengan upaya peningkatan produktivitas/efisiensi, peningkatan aspek sustainability dan penciptaan produk serta pasar yang baru serta peningkatan kesejahteraan petani. 
 
Hasil kegiatan riset diharapkan dapat dimanfaatkan baik oleh industri terkait sawit, pemerintah maupun oleh petani sawit dan masyarakat terkait
 
Komponen Pendanaan
1. Komponen penggunaan grant riset sawit setinggi-tingginya sebesar 30 persen untuk gaji/upah termasuk honorarium; 20 persen untuk biaya perjalanan; dan 5 persen untuk biaya operasional institusi. 
 
2. Untuk penelitian di bidang sosial ekonomi komponen penggunaan grant riset sawit setinggi-tingginya sebesar 30 persen untuk gaji/upah termasuk honorarium; 50 persen untuk biaya perjalanan; dan 5 persen untuk biaya operasional institusi
 
Fokus tema penelitian kelapa sawit meliputi Budidaya, Paska Panen &Pengolahan, Pangan & Kesehatan, Bioenergi, Oleokimia & Biomaterial, Lingkungan, dan Sosial Ekonomi, Bisnis & Manajemennya
 
Capaian Riset
Program Grant Riset Sawit pada 2015/2016 telah melibatkan 24 Universitas Negeri ataupun Swasta, 3 Badan Litbang Pemerintah,  13 Lembaga Non Universitas, 271 Peneliti Sawit, 146 Mahasiswa dengan total 110 kontrak perjanjian senilai 111 miliar, dimana baru 51 miliar dana sudah tersalurkan, dan diterbitkan sejumlah 35 publikasi di jurnal internasional dan nasional.
 
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI (Balitbangkes)
 
Sebagai implementasi PP 39/1995 tentang Litbangkes bahwa Badan Litbangkes selaku focal point pelaksanaan litbangkes, melaksanakan pembinaan peneliti sejak tahun 1996. Disiapkan tim panel ahli untuk menyeleksi, dan mendampingi, dengan sasaean Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Farmasi, Fakultas MIPA, Fakultas Biologi, Fakultas Bioteknologi, Rumah sakit, Lembaga Penelitian Kedokteran, dan Balltbangkes. Para peserta wajib mengikuti setiap proses seleksi, seminar proposal, seminar protokol, monitoring evaluasi dan seminar hasil penelitian. Target penelitian sebanyak 40 buah per tahun. 
 
Terdapat perubahan syarat penelitian dari sebelumnya tahun 2016, hanya maksimal S2 untuk tahun 2018 menjadi maksimal S3. Dana penelitian dari tahun 2016 hanya sebesar maksimal 150 juta namun pada 2018, mencapai 500 juta. Output yang dihasilkan pada taun 2016 hanya Hak Kekayaan Intelektual, pada tahun 2018, harus berupa produk yang berafiliasi dengan industri.  
 
4. Biofarma
 
Biofarma merupakan satu satunya produsen Bioteknologi penghasil vaksin dan imunosera di Indonesia. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) didirikan sejak 6 Agustus 1890, dan berhasi diprivatisasi pada tahun 1955
 
Skema Pendanaan Riset
 
1. Fokus bidang pendanaan: Life science product bidang kesehatan dengan TRL>7, termasuk pembiayaan penelitian pre-clinical dan clinical trial. Untuk penelitian dengan TLR < 7 Bio Farma terlibat pendanaan secara in-kind
 
2. Komponen Pendanaan: Bahan/Material habis pakai, Gaji/Honor Instutional, Fee/Sewa alat Komponen, Perjalanan terkait evaluasi/pengambilan sample 
 
3. Tujuan: Melakukan scaling up dan komersialisasi prototype produk yang telah sesuai dengan kriteria industri
 
4. Jumlah Proposal yang masuk dan diterima: tergantung budget atau kondisi perusahaan, market driven dan kesiapan produk. 
 
5. Jumlah Dana Penelitian bervariasi tergantung proposal, untuk preclinical trial sekitar 500 juta sampai dengan 2 miliar Rupiah tergantung ruang lingkup penelitian. Clinical Trial dari 1 miliar sampai dengan 4 miliar rupiah tergantung lingkup penelitian
 
6. Time line sesuai proposal; dapat dibagi dalam milestone dan dapat bersifat multiyears, namun harus sesuai portofolio perusahaan
 
7. Proses Pendanaan: Kerjasama melalui Business to Business, harus sudah ada link dari penelitia dasar yang sebelumnya telah didanai oleh pemerintah dan harus disesuaikan denga portofolio perusahaan.  
 
8. Perencanaan melalui budgeting satu tahun sebelum pelaksanaan. Biasanya pengajuan pada bulan Agustus sampai dengan September, untuk kemudian dibahas pada rapat 
 
9. Evaluasi proposal melalui: Divisi Translational Riset Litbang, Divisi Legal dan Divisi Corporate Risk Management dan Divisi Pengadaan Monev: Joint steering commitee meeting, Teleconference dan Laporan penelitian/milestone progress
 
10. Usulan Mekanisme Kerjasama
a. Konsorsium research, dengan TRL 3-6 secara in kind 
b. Transfer Teknologi dan co-development: full funding 
c. Sharing pendanaan: Proof of Concepts dari prototype (TRL 5-6) 
d. Preclinical trial: full funding untuk produk Bio Farma pada lembaga yang sudah memiliki GLP (Good Laboratory Practice
e. Clinical Trial: full funding untuk produk BF pada lembaga yang sudah GCP (Good Clinical Practice
Contoh: pendanaan riset vaksin antara Bio Farma dan Bill & Melinda Gates Foundation untuk penyiapan prototype dan Clinical Trial di beberapa centre di FK di Indonesia/luar negeri
 
5. Danone Institute
 
Danone Institute, diinisiasi pada bulan Mei 2007 dan didirikan pada Juni 2007, bersifat non profit. Institusi independen dari group Danone ini tidak memiliki tujuan komersial dan tidak bertujuan untuk mempromosikan produk Danone dengan cara apapun.
 
Fokus bidang pendanaan: Nutrigenomics and Nutrigenetics; Dietetic and Clinical Nutrition; Community and Public Health Nutrition; Food security and policy; dan Thematic Research Line (i.e. Hydration for Health and Early Life Nutrition)
 
Komponen pendanaan meliputi menyediakan Hibah Open Research Grant untuk mahasiswa Doktor dan institusi; menyediakan hibah Closed Research Grant; menyelenggarakan workshop Real-time Manuscript; menyelenggarakan Scientific Events; serta menjadi sponsorship atau pendanaan untuk Scientific Event.
 
Tujuannya 
1. Untuk mempromosikan penelitian berkualitas di kalangan ilmuwan Indonesia mengenai masalah kesehatan gizi dan nutrisi
 
2. Untuk memastikan penyelarasan sains, penelitian, untuk mendukung pengembangan masyarakat, dan program lainnya terkait gizi dan kesehatan
 
3. Secara aktif mendukung  penyebaran ilmu pengetahuan  antar para ilmuwan baik di tingkat nasional maupun internasional
 
4. Memfasilitasi pemangku kepentingan terkait dalam perumusan kebijakan, standar, dan pedoman mengenai gizi dan kesehatan 
 
Proses Pendanaan
Tahap I sebesar 30% : Persetujuan, kelengkapan proposal riset, research protocol /finalisasi revisi, proposal anggaran, persetujuan komite etika
Tahap II sebesar 30% : Laporan Kemajuan Penelitian, Instrumen Penelitian, Laporan Keuangan Pencairan Tahap Pertama
Tahap III sebesar 25% : Laporan Kemajuan Penelitian dan Laporan Keuangan Pencairan Tahap Kedua
Tahap IV sebesar 15% : Stage IV 15% : Persetujuan Laporan Akhir, Keseluruhan Laporan Keuangan, dan File database
 
 
6. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
 
Wakil Direktur Publikasi dan Jaringan, Hasbi Zaenal, menjelaskan, “BAZNAS adalah lembaga negara non-struktural (UU 23/2011) terbesar dan tersebar di Indonesia, bertugas melakukan pengelolaan zakat secara nasional, berlokasi di 34 Provinsi dan 514 Kab/Kota. Penghimpunan zakat secara nasional 2016 sebesar  5,2 Trilyun,”
 
Fokus Bidang Pendanaan: Pemberdayaan Mustahik (Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, SosialdanDakwah) – model kuantitatif & SMART (Spesific, Measurable, Applicabble, Reliable, Timely).
 
Komponen Pendanaan: bantuan riset, kerjasama riset
 
Goals/Objective: Meng-create program-program pemberdayaan mustahik yang lebih efektif, efisien dan modern 
 
Proposal: sampai saat ini masih call for proposal terbatas untuk 150 peneliti
 
Jumlah Dana: Total 1 Milyar pada tahu 2017 akan ditingkatkan menjadi 3 miliar pada tahun 2018 dalam jangka waktu maksimal penelitian selama 6 bulan
 
Proses Pendanaan: Bertahap, 30% proposal, 30% setelahprogres 60 persen, 30 % setelah progress 100%, 10 % proses binding laporan hasil riset.
 
Usulan Mekanisme Kerjasama
–  Kerjasama Lembaga (linier): riset pengembangan program pemberdayaan mustahik bekerjasama dengan LAZ dengan skema cost-sharing.
 
–  KerjasamaLembaga (non-linier): riset program pemberdayaan fakir miskin/mustahik dan atau pengentasan kemiskinan via dana social umat/zakat dengan skema cost-sharing
 
7. Knowledge Sector Initiative (KSI)
 
Program Lead KSI, Budiati Prasetiamartati, mengungkapkan,”The Knowledge Sector Initiative (KSI) merupakan sebuah program gabungan antara pemerintah Indonesia dan Australia yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan yang lebih inklusif dan merata di Indonesia melalui dukungan produksi kebijakan publik berkualitas tinggi yang didasarkan pada bukti dan penelitian yang mendalam.”
 
Adapun KSI antara lain :
 
1. Untuk memfasilitasi produksi kebijakan yang lebih baik di Indonesia
 
2. Untuk mendukung institusi dan sistem sektor pengetahuan di Indonesia untuk menghasilkan penelitian kualitas yang lebih baik dan meningkatkan
penerapan bukti dalam pembuatan kebijakan yang berkontribusi terhadap pertumbuhan yang lebih inklusif dan merata bagi Indonesia
 
Capaian tahapan pertama (Oktober 2013-Juni 2017)
 
1. Membangun kapasitas penelitian dan organisasi dari 16 lembaga penelitian kebijakan serta berbagai badan pemerintah yang memainkan peran penting dalam mengintegrasikan bukti ke dalam pembuatan kebijakan publik
 
2. Membangun hubungan yang kuat antara para pelaku utama di sektor pengetahuan, baik pemerintah maupun non pemerintah yang oleh karena itu, lebih sadar akan pentingnya sektor pengetahuan dinamis untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
 
Tahap Transisi (Juli-Desember 2017)
Berfokus pada :
1. Melanjutkan dukungan untuk inisiatif dan kemitraan yang dimulai pada tahap 1
2. Memetakan calon mitra baru di area fokus baru
3. Memperbarui penilaian pada kegiatan baseline tahap ke 2
4. Menyiapkan substrategi dan penyusunan rencana kerja 2018 dan finalisasi
 
8. United State Agency for International Development-Sustainable Higher Education Research Alliances (USAID Shera)
 
Program Director USAID SHERA, Prima Setiawan mengungkapkan beberapa tujuan Shera antara lain :
 
1. Peningkatan kapasitas penelitian di kalangan fakultas, Ph.D. mahasiswa, dan sarjana pasca doktoral
 
2. Memperkuat kapasitas penelitian di institusi pendidikan tinggi Indonesia 
 
3. Meningkatkan akses terhadap peluang penelitian dan pengembangan profesional bagi wanita
 
4. Peningkatan kapasitas institusi pendidikan tinggi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan penelitian terkait dengan pembangunan di Indonesia
 
Kerjasama dengan Amerika Serikat, untuk mengembangkanCenter for Collaboration Research (CCR), bukan hanya project satu waktu saja (one-time project)
 
Pihak Indonesia lebih berperan dalam keberlanjutan proyek
Menekankan perhatian pada peningkatan kemampuan berbahasa Inggris untuk penelitian dan penulisan ilmiah
Fokus pada pengembangan keahlian riset
Bantuan tenaga ahli dari Amerika Serikat untuk pengembangan kapasitas institusi penelitian, pengajaran paska sarja termasuk didalamnya peningkatan kapasitas penelitinya
Lokakarya dan kursus mengenai metode penelitian, definisi masalah, pengumpulan data, etika, penerbitan
Akses ke laboratorium berstandarisasi tinggi
Asistensi dalam hal penulisan dan penerbitan, termasuk didalamnya penawasan publikasi bersama 
Terlibat dalam project penelitian untuk isu-isu riil dunia yang merefleksikan prioritas Indonesia sebagai kebutuhan yang mendesak dan segera dilakukan
 
Proses seleksi
alt
 
 
Pengembangan Riset Teknologi dan Inovasi melalui Center for Collaboration Research (CCR) diselenggarakan di lima universitas dengan masing-masing pendanaan sebesar 3 juta Dolar Amerika, yaitu dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia,dan Institut Teknologi Bandung.
 
alt
 
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author