20 Indikasi Geografis Bersertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)

Saat ini sudah terdaftar sertifikat HAKI 20 komoditas di Indonesia berupa indikasi geografis. Pengakuan ini sangat penting karena bisa berpenggaruh dari sisi ekonomi.

Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Ahmad M Ramli, Selasa (10/12), di Jakarta, dilansir Kompas, mengatakan, Sebenarnya masih banyak lagi indikasi geografis yang perlu didaftarkan masyarakat. Sesuai urutan pendaftarannya, sebanyak 20 kekayaan intelektual kategori indikasi geografis itu meliputi kopi arabika Kintamani Bali, mebel ukir Jepara, lada putih Muntok, tembakau hitam Sumedang, tembakau mole Sumedang, susu kuda Sumbawa, madu Sumbawa, beras adan krayan Nunukan, dan kopi arabika Flores Bajawa.

Kemudian purwaceng Dieng, carica Dieng, vanili Kepulauan Alor, kopi arabika Kalosi Enrekang, ubi Cilembu Sumedang, salak pondoh Sleman Yogyakarta, minyak hitam Aceh, kopi arabika Java-Ijen-Raung. Sebanyak tiga indikasi geografis dari negara lain yang didaftarkan di Indonesia meliputi produk minuman champagne dan pisco, keduanya berasal dari Perancis dan Italia. Kemudian keju parmigiano reggiano dari Italia.

Indikasi geografis menjadi tanda asal suatu produk atau komoditas tertentu. Menurut Ramli, dengan adanya sertifikat indikasi geografis itu masyarakat yang mengembangkan komoditasnya memperoleh manfaat perlindungan dari pemerintah. “Seperti beras adan krayan yang diproduksi masyarakat Dayak di Nunukan, Kalimantan Utara. Jika ada pelanggaran, masyarakat Dayak bisa menuntut ganti kerugian,” kata Ramli.

Tuntutan ganti rugi tersebut, misalnya, ketika ada pemalsuan produk beras adan krayan tapi tidak ditanam dari Nunukan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author