Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) terbukti mampu meningkatkan daya saing para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Setelah meraih sertifikat SNI Mainan anak, CV Agdia Toys berhasil melakukan ekspor produk mainan edukasinya ke berbagai negara, diantaranya ke Korea Selatan.
Direktur Penguatan Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN, Heru Suseno mengatakan, sertifikasi SNI sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya saing serta untuk branding para pelaku usaha, khususnya UMKM.
“Dengan ber-SNI, berarti UMKM tersebut telah menerapkan prinsip standar keamanan, keselamatan dan menghasilkan produk yang berkualitas yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen. Salah satu contohnya, CV Agdia Toys, penerap SNI Mainan Anak yang telah berhasil mengekspor mainan anak ke mancanegara, bahkan di tengah pandemi sekalipun,” terang Heru di Jakarta, Jumat (21/5/2021).
Ia menjelaskan, seri SNI ISO 8124:2010 Keamanan Mainan merupakan standar yang ditetapkan oleh BSN dengan mengadopsi identik pada standar internasional (ISO-International Organization for Standardization). “Dengan menerapkan SNI Mainan anak yang diakui oleh internasional, maka para pelaku usaha, baik perusahaan besar maupun UMKM, memiliki modal kuat untuk bersaing di pasar internasional,” tutur Heru.
CV Agdia Toys merupakan produsen mainan edukatif kayu binaan Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang berlokasi di Ngentak, Sajen, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. Hingga saat ini, CV Agdia Toys sudah memproduksi lebih dari 250 model mainan edukatif untuk anak. Mulai dari balok kayu hingga puzzle.
Owner CV Agdia Toys, Diana Susanti mengakui, sertifikasi SNI merupakan cara ampuh bagi UMKM untuk menembus dan menguasai pasar. Kepemilikan sertifikat SNI mampu meningkatkan kepercayaan konsumen terkait kualitas dan keamanan suatu produk, yang pada gilirannya akan berimbas pada peningkatan penjualan, terutama penjualan ekspor ke beberapa negara.
“Selain ekspor ke Korea Selatan, produk kami juga dipasarkan di marketplace Shopee Malaysia dan Singapura yang dikelola oleh Mall Indonesia,” tutur Diana bangga.
Diana menjelaskan, mainan produksinya biasa digunakan di sekolah dan PAUD untuk kegiatan belajar mengajar. Bahkan, mainan edukatif produksi Agdia Toys juga bisa digunakan untuk sarana pendamping proses terapi anak kebutuhan khusus.
“Banyaknya waktu luang bagi orang tua berada di rumah dan bermain bersama anak juga menjadi alasan meningkatnya permintaan mainan,” ucapnya.
Meski ber-SNI, Diana menegaskan, harga mainan produksinya tergolong murah dan terjangkau. “Produk kami menggunakan bahan baku berkualitas dan SDM lokal, ini yang membuat harga mainan kami sangat kompetitif,” terangnya.
Heru berharap, keberhasilan CV Agdia Toys memasarkan produknya ke mancanegara dapat memotivasi para pelaku UMKM lain untuk menerapkan SNI.
“Kualitas mainan anak karya anak bangsa patut diacungi jempol. Keberhasilan CV Agdia Toys menjadi salah satu bukti nyata, bahwa dengan menerapkan SNI, UMKM Indonesia bisa go internasional. Kita harus Bangga Buatan Indonesia,” ujar Heru.