Mesin Laundry Kanaba, Karya Anak Bantul Bersertifikat SNI

alt
 
Bermula dari keprihatinan melihat alat mesin laundry impor dengan harga tinggi, Ashari terdorong untuk merakit sendiri mesin pencuci yang harganya jauh lebih terjangkau. Dari tangan Ashari, lahirlah mesin laundry Kanaba (Karya Anak Bantul) yang tak hanya inovatif tapi juga bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI).
 
Ashari mengatakan, produk Kanaba merupakan satu set mesin laundry yang terdiri dari mesin cuci, pengering, seterika, pemeras, dan steam boiler. “Mesin ini biasa digunakan pada laundry hotel, rumah sakit, maupun pengusaha jasa laundry,” ungkapnya saat dihubungi www.technology-indonesia, Sabtu (28/1/2017).
 
Ashari mengklaim, kualitas mesin laundry Kanaba tidak kalah saing dengan daya mesin impor dan bergaransi penuh selama satu tahun. Harganya sangat terjangkau, lebih murah sekitar 30% dari mesin impor. Kanaba juga mengutamakan jaminan purna jual serta dilengkapi kemudahan dalam mendapatkan spare part mesin laundry yang selama ini menjadi kendala bagi konsumen.
 
Selain menggunakan bahan-bahan dari dalam negeri, melalui UD. Harimukti Teknik, dalam memproduksi alat ini Ashari melibatkan pemuda dan remaja kampung Padangan Sitimulyo Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Satu mesin pengering membutuhkan waktu pembuatan sekitar dua minggu. Proses dari persiapan bahan, perancangan, perakitan sampai finishing dikerjakan oleh tenaga tujuh orang. 
 
Karya dan kerja kerasnya merakit mesin laundry dan mesin pengering itu kemudian meraih sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Penerapan SNI semakin memberikan keyakinan dan  rasa aman bagi produknya untuk menembus pasar. UD. Harimukti Teknik juga meraih Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2016 untuk invensi mesin laundry untuk rumah sakit dan hotel dari Menteri Perindustrian. 
 
Ashari yang merintis usaha sejak 2010 ini awalnya tidak mengetahui sama sekali masalah penerapan SNI. “Setahu saya SNI itu helm. Beruntung datang teman saya yang menyarankan untuk mengurus sertifikasi SNI. Saya pun dikenalkan bagaimana dan dimana mendaftarnya,” ungkap Ashari.
 
Setelah mendaftar dan disurvei oleh tim Badan Standardisasi Nasional (BSN), Pria lulusan Sekolah Teknik Menengah ini merasa bingung dengan bimbingan BSN. “SDM kami hanya lulusan menengah pertama dan paling tinggi STM. Bahkan komputer saja awalnya tidak ada yang bisa. Pada bimbingan ke lima kami baru paham dan segera melaksanakan saran BSN,” terang Ashari.
 
Dengan ketekunan dari BSN dan semangat tim Kanaba selama dua tahun, Ashari bersyukur karena akhirnya pada 2016 bisa terwujud produk bersertifikat SNI. “Keberadaan SNI sangat membantu kami dalam meningkatkan penjualan produk,” kata Ashari.
 
Kepala Biro Hukum, Organisasi dan Humas BSN, Budi Rahardjo mengapresiasi usaha Ashari dalam mengembangkan usahanya hingga meraih SNI. Produk hasil binaan BSN ini akan pamerkan di pameran Rakernas Kemenristekdikti di Graha Sabha Pramana, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Senin (30/01/2017). 
 
”BSN tengah mendorong UKM yang inovatif dan berkeinginan kuat memproduksi barang yang aman dan berkualitas, melalui program pembinaan UKM hingga meraih SNI,”ujar Budi. 
 
UD. Harimukti Teknik adalah satu satu UKM binaan BSN yang mampu membuktikan komitmennya dalam menjaga mutu dengan keberhasilan perusahaan meraih sertifikat SNI IEC 60335-1-2010; SNI IEC 60335-2-11:2012, ISO 10472-1:1997, serta ISO 10472-6:1997. Tahun 2017, BSN menargetkan 90 UKM dibina dan meraih SNI.
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author