Jakarta, Technology-Indonesia.com -Berdasarkan arahan Presiden RI dan Surat Edaran dari Kementerian PAN&RB, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi juga menerapkan bekerja dari rumah (work from home) untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19). Untuk menjaga produktivitas kerja, BPPT menggunakan Fabiola, aplikasi untuk presensi digital berdasarkan aspek deteksi wajah dan lokasi.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan pada hari kedua pelaksanaan work from home ini, ia dapat mengetahui bahwa hampir 2000an orang pegawai BPPT telah melakukan absensi digital melalui ponselnya masing-masing.
“Seiring himbauan social distancing dan work from home, BPPT sedang menjalankan absensi digital dan jarak jauh. Sistem aplikasi ini bernama Fabiola yang merupakan singkatan dari presensi berbasis Face Biometric, dan location authentication,” kata Hammam di Kantor BPPT, Jakarta, Selasa (17/03/2020).
Penerapan bekerja dari rumah lanjutnya, merupakan bentuk digitalisasi pekerjaan dari rumah, sekaligus membangun manajemen pengetahuan kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi. Sistem ini juga menggunakan teknologi face recognition yang selama ini sudah di kembangkan.
Fabiola atau aplikasi Face Biometric Location Authentication yang disusun BPPT ini dapat mencatatkan kehadiran dan kepulangan kerja dari berbagai lokasi. Aplikasi Fabiola memudahkan cara pencatatan kehadiran dengan perangkat mobile phone dengan akurasi 100% pada biometric pegawai, dan berbasis data pegawai.
Dengan aplikasi Fabiola, terang Hammam, selain memantau kehadiran, pegawai juga wajib melaporkan apa saja pekerjaan yang telah diselesaikan. Bukti bahwa ASN telah berkinerja tersebut tambahnya, harus dilengkapi bukti foto pekerjaan yang telah dilakukan.
Perlu diketahui, kantor BPPT tidak hanya di Jakarta dan Puspiptek. Tetapi juga ada laboratorium dan fasilitas kantor BPPT yang ada di Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Lampung.
“Jadi dengan absensi seperti itu, saat jam masuk kerja, ASN (Aparatur Sipil Negara) pertama melakukan check in, dan aplikasi memindai langsung lokasi karyawan, sembari memvalidasi kehadiran, via foto selfie yang bersangkutan. Selanjutnya pada saat absen pulang atau check out, ASN diminta juga melampirkan foto pekerjaan yang sudah diselesaikannya,” paparnya.
Pemantauan kinerja metode work from home di saat ini sangat penting. Walaupun bekerja dari rumah efisiensi dan efektivitas kerja diharapkan tetap sama seperti bekerja di kantor.
Hammam menambahkan, sebagai lembaga kaji terap (Jirap) teknologi, aktivitas Jirap tersebut harus tetap berjalan. Perlu menjadi perhatian karena ada pegawai yang harus bekerja di laboratorium, dan ada yang dapat bekerja dari rumah. Hal tersebut jelasnya, diantisipasi dengan pembagian tugas yang tepat.
“Imbauan ini dilakukan selama dua minggu ke depan sesuai imbauan social distance yang membatasi ruang gerak, interaksi, dan kerumunan,” pungkasnya.
Masalah Covid-19 merupakan bencana nasional non alam, sehingga semua stakeholder yang ada baik di pusat maupun daerah, institusi maupun masyarakat mutlak berpartisipasi agar wabah ini segera teratasi.