Di Kampung Djamoe Organik Ada Pabrik Obat Baru

kampung_jamu_1
PT Martina Berto membangun pabrik obat berkonsep Green Factory untuk mendukung kebutuhan obat dan herbal di tanah air. Pabrik baru yang berwawasan hijau dan ramah lingkungan ini akan dilengkapi dengan tempat pelatihan untuk para petani binaan perseroan.

Pabrik baru yang bernaung di bawah PT Martina Berto ini berlokasi  Desa Sukaresmi, Kecamatan Cibarusah, Cikarang dan dibangun di areal seluas kurang lebih 9,5 ha. Pabrik ini didirikan untuk mengalihfungsikan pabrik di Gunung Putri dengan teknologi yang lebih modern untuk memenuhi persyaratan cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB).

Peletakan batu pertama pembangunan pabrik obat tradisional   dilakukan oleh Menteri Perindustrian, MS Hidayat dan staf  Ahli Bidang Kesehatan dan Obat Kementerian Ristek, Amien Soebandrio pada 23 April lalu.

Pada lahan yang akan digunakan untuk pembangunan pabrik telah berdiri Kampoeng Djamoe Organik (KaDO) yang selama ini telah menjadi tempat aktifitas kegiatan tanggung jawab sosial perseroan, seperti pelatihan tentang pengembangan tanaman obat dan jamu organik kepada para petani binaan.

CEO PT Martina Berto, Bryan Tilaar mengatakan, lahan pabrik secara total mencapai 10 hektar.  Namun lahan yang akan digunakan untuk pabrik kosmetik dan herbal hanya 6-6,5 ha dengan investasi Rp44 miliar. Pabrik tersebut akan dikelilingi Kampoeng Djamoe Organik yang ditanami sekitar 30.000 jenis tanaman obat, kosmetik, dan aromatik.

“Kami sangat optimis  pabrik ini bisa rampung pada kuartal kedua tahun ke depan,” kata Bryan Tilaar.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian, Ms Hidayat menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi yang dikembangkan Martha Tilaar Group dalam industri kosmetik Tanah Air. Menurutnya, pabrik yang akan dibangun tersebut nantinya memproduksi produk kosmetik dan herbal dengan konsep green factory.

“Pembangunan pabrik ketiga di Cikarang, Jawa Barat, ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang terus meningkat setiap tahun,” ujar Ms Hidayat.

Dengan adanya pembangunan ini, maka lahan seluas kurang lebih 9,5 ha yang nantinya akan dipergunakan antara lain; kurang lebih 6,5 ha untuk bangunan dan lahan pabrik obat tradisional dan pabrik kosmetik, sedangkan sisa lahan yang seluas kurang lebih 3 ha akan dipergunakan untuk kampoeng djamoe organic (KaDO) yang mana telah termasuk didalamnya klinik herbal dan spa serta training center.

Operasi pabrik telah dirancang sedemikian rupa untuk mengefisienkan penggunaan sumber daya alam dan mengeliminir limbah produksi seperti penggunaan air bekas limbah yang sudah ditreatment sehingga dapat digunakan untuk keperluan umum, hasil limbah padat dapat digunakan sebagai pupuk kompos, proses pengeringan simplisia sebagian menggunakan sinar matahari, dan memenuhi syarat amdal (analisa dampak lingkungan).

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author