Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenalkan seni kriya makrame sebagai bentuk art therapy bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Art therapy melalui seni kriya makrame dikenalkan melalui program pengabdian masyarakat dalam upaya mendukung penyembuhan ODGJ di Panti Rehabilitasi ODGJ Kajembaran Rahmaniyah di Kecamatan Palbapang, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Kelima mahasiswa UGM tersebut adalah Ghazy Atha Fadlurahman (SV), John Feri Jr Ramadhan (SV ), Azis Bramantyo Susilo (FT), Dheyang Annisa Widayanti (FT), dan Safira Azzahra Rizwandi (FMIPA). Dengan pendampingan Drs. Haryanto, M.Si., Psikolog.
Program Kreativitas Mahasiswa yang didanai Kemendikbudristek tahun 2022 ini bertujuan memberikan dampak perubahan pada warga binaan, khususnya tingkat fokus dalam melakukan suatu hal dan meningkatkan emosi positif warga binaan.
Gazy menjelaskan Panti Rehabilitasi ODGJ Kajembaran Rahmaniyah dalam menjalankan terapi ODGJ secara spiritual berupa dzikir, sholat, dan membaca Al Qur’an. Langkah-langkah tersebut diyakini dapat semakin mendekatkan hati dan pikiran kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun, akibat keterbatasan sumber daya pengelola dan minimnya aktivitas selain tetapi spiritual, terkadang membuat warga binaan cenderung bosan dan mudah relaps atau kambuh gangguan yang dialaminya.
Berawal dari persoalan itu, ia bersama dengan keempat rekannya mencoba menghadirkan terapi melalui seni kriya makrame atau kerajinan tangan simpul-menyimpul memakai benang dalam program Makrapi.
Program ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baru mengenai kerajinan kriya makrame serta sebagai bekal untuk berwirausaha ODGJ setelah selesai masa rehabilitasi.
“Ketika proses pembuatan makrame, selain sebagai pengisi waktu luang juga dapat difungsikan sebagai bekal keterampilan dan terapi stress yang mengajak pengrajin makrame untuk fokus,” jelasnya.
Program Makrapi ini dilakukan dalam bentuk pelatihan interaktif bersama binaan ODGJ berupa pembuatan kriya makrame dalam berbagai macam karya dekoratif. Konsep pelatihan Makrapi dilakukan berbasis pembelajaran menyenangkan dengan mengajak binaan ODGJ untuk tidak hanya belajar membuat kriya makrame, tetapi juga berinteraksi dengan penuh keceriaan.
“Pelatihan ini tidak hanya menambah variasi kegiatan sebagai upaya mempercepat pemulihan. Namun, program Makrapi dapat meningkatkan kreativitas serta bentuk pelatihan kemandirian bagi warga binaan ODGJ sebagai bekal pasca pemulihan dan hasilnya bernilai ekonomis menjadi peluang pemasukan bagi pondok,” imbuh Safira
Ia menjelaskan bahwa kriya makrame sangat tepat bila diajarkan kepada ODGJ dan terdampak NAPZA dibandingkan dengan kerajinan lainnya seperti rajut, anyam, dan lainnya. Keunggulan makrame yakni pada alat bahan yang sederhana dan utamanya tidak membahayakan penggunanya untuk melukai diri sendiri.
Ustadz Asep Kurnia selaku pengelola dan pendiri Panti Rehabilitasi Pondok Kajembaran Rahmaniyah mengungkapkan bahwa dengan adanya program Makrapi tepat untuk dijadikan kegiatan pendamping dari program yang telah dijalankan pondok. Pasalnya, tak jarang ODGJ dan terdampak NAPZA bosan dan kambuh.
“Saat ini warga binaan menjadi lebih kondusif dan terlihat perubahan lebih baik dibandingkan sebelum program,” tuturnya.