GeNose C19 Kurangi ketergantungan Alat Skrining Luar Negeri.

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Keberhasilan para peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mengembangkan Gadjah Mada Electronic Nose Covid-19 (GeNose C19) menjadi kebanggaan tersendiri. GeNose C19 merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian Covid-19 melalui embusan nafas.

GeNose C19 terhubung dengan sistem cloud computing melalui aplikasi berbasis kecerdasan artifisial untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan GeNose C19 merupakan suatu inovasi untuk bisa mengurangi ketergantungan terhadap alat skrining yang berasal dari luar negeri.

“GeNose C19 menjadi suatu trobosan karena sifat skriningnya yang tidak berbasis antibodi maupun antigen melainkan berbasis embusan nafas,” ungkap Menristek dalam webinar bertema ‘Genose Inovasi Teknologi Kemandirian Alat Kesehatan Anak Bangsa’ pada Jumat (15/1/2020). Webinar ini digelar oleh Kemenristek/BRIN bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

GeNose C19, lanjutnya, menjadi bukti nyata keberhasilan Kemenristek/BRIN dalam mengimplementasikan triple helix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan industri. GeNose C19 dikembangkan UGM dengan dukungan dari Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN, Badan Intelejen Negara, TNI AD, Polri, Kemenkes RI, dan pihak swasta antara lain PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri, PT Hikari Solusindo Sukses, PT Stechoq Robotika Indonesia, PT Nanosense Instrument Indonesia, dan PT Swayasa Prakarsa.

“Triple helix merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi dari 3 pihak yang mendorong penelitian menjadi inovasi, yaitu Pemerintah, Peneliti, dan Industri. Selain itu, hal yang paling penting adalah terwujudnya kolaborasi antar bidang ilmu yang tentunya akan sangat membantu upaya penanganan Covid-19,” ucap Menteri Bambang

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengatakan, untuk mendapatkan hasil skrining yang lebih akurat lagi GeNose C19 harus terus dilakukan modifikasi dan pembaruan mengingat alat skrining ini berbasis kecerdasan artifisial.

“GeNose C19 merupakan bukti kemandirian bangsa bahwa kita melakukan hal baru dalam inovasi. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan sangat mendukung, namun demikian khusus alat kesehatan perlu diperhatikan uji validasinya yaitu sensitifitas, spesisifisitas, positive predictive value, dan negative predictive value. Dikarenakan GeNose C19 ini adalah kecerdasan artifisial kami harapkan dapat terus dimodifikasi sehingga ketajaman dalam melakukan skrining menjadi lebih sensitif,” terang Dante.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam mengapresiasi dukungan Kemenristek/BRIN selama ini pada program-program penelitian di perguruan tinggi. Selama masa pandemi Covid-19, banyak sekali karya yang dihasilkan perguruan tinggi, tidak sekedar karya publikasi namun juga karya yang menghilir pada produksi.

“Mudah-mudahan karya ini terus dilanjutkan karena saya sangat yakin instrumen-instrumen kesehatan ke depannya akan menjadi bagian yang sangat penting di dalam memastikan Indonesia sehat dan membangun kedaulatan kita dalam alat-alat kesehatan,” jelas Nizam.

Menteri Bambang di akhir sambutannya berpesan agar jangan berpuas diri dengan versi GeNose C19 saat ini. Karena GeNose C19 ini berbasis kecerdasan artifisial maka harus selalu dilakukan update agar tingkat akurasinya akan semakin baik.

“Mohon kepada industri yang terlibat untuk benar-benar menjaga kualitas dari produk yang nantinya akan didistribusikan ke masyarakat. Pastikan GeNose C19 ini harus benar-benar berguna dan bermanfaat di masyarakat. Kemenristek/BRIN tetap membuka peluang bagi para peneliti untuk terus melahirkan alat-alat skrining yang tentunya memenuhi kriteria yaitu mudah, murah, dan memiliki akurasi yang tinggi,” pungkas Menristek.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author