Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lahan perkebunan kelapa di Indonesia memiliki ukuran yang relatif luas. Setiap tahunnya hasil panen komoditas ini memiliki kapasitas yang besar pula. Untuk membantu perkebunan kelapa dalam meningkatkan kapasitas produksi, Widya Robotics telah mengembangkan Customized AI – Coconut Counter.
Berdasarkan laporan World Atlas, produksi kelapa di Indonesia menjadi terbesar di dunia disusul Filipina, India, Sri Lanka, dan Brazil. Rata-rata produksi kelapa mencapai 18,04 juta ton kelapa butir per tahunnya. Peluang ini tentu perlu didukung dengan proses yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan kelapa dunia.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi komoditas kelapa di Indonesia, peralatan-peralatan manual perlu digantikan dengan menggunakan peralatan teknologi terbaru yang didukung proses kerja otomatis.
Alat-alat canggih mulai dirancang untuk membantu pekerjaan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari adanya kendala, kemudian diolah dan dikembangkan hingga menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas pekerjaan dalam sebuah industri.
Berangkat dari permasalahan ini, Widya Robotics sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kecerdasan buatan, automasi, dan robotika, berinisiasi untuk membuat teknologi yang dapat membantu perkebunan kelapa dalam meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Dengan solusi Vision Intelligence, pekerjaan yang dulunya tergantung dengan kejelian mata dapat digantikan dengan kecerdasan buatan. Teknologi ini nantinya diharapkan dapat beroperasi secara cepat dan akurat untuk membantu perusahaan atau pelaku bisnis perkebunan kelapa.
Widya Robotics melihat proses manual penghitungan kelapa dengan jumlah ribuan dapat diberi solusi agar kapasitas produksinya dapat meningkat hingga tiga kali lipat dari sebelumnya. Solusi Vision Intelligence (VI) Coconut Counter diciptakan Widya Robotics untuk menghitung jumlah kelapa yang melewati conveyor.
“Teknologi yang disematkan pada Coconut Counter ini adalah object detection, object tracking, dan object counting. Cara kerjanya adalah objek dideteksi, kemudian di-tracking. Jika objek melewati garis digital maka objek dihitung,” tutur Ruby Abdullah, Head of AI Division Widya Robotics pada Rabu, 23 Maret 2022.
Alat ini dapat menghitung dengan kecepatan dan akurasi yang tinggi, sehingga minim mengalami kesalahan dalam penghitungan. Pada dashboard Coconut Counter terdapat pelaporan mengenai jumlah kelapa yang dihitung secara periodik beserta grafik history jumlah kelapa setiap harinya. Selain itu, terdapat live view perhitungan kelapa dari kamera yang menghadap ke konveyor secara real time.
Alat ini dapat memfasilitasi pekerjaan, meningkatkan akurasi penghitungan, mengurangi waktu kerja, dan dapat menghemat energi atau tenaga kerja. Coconut Counter dari Widya Robotics mulai dikembangkan pada November tahun 2021 dan telah digunakan di perusahaan pengolahan kelapa Pulau Bintan.
Tidak hanya di perkebunan kelapa, Solusi Vision Intelligence ini sudah digunakan di sektor industri lainnya seperti sektor manufaktur, pertambangan, dan konstruksi.
Menurut Ruby Abdullah, harga dari produk Coconut Counter ini terbilang sangat terjangkau jika dipandang dari segi tepat gunanya. “Dengan efisiensi yang ditawarkan, produk ini dapat meningkatkan produktivitas dari proses counting kelapa itu sendiri,” terangnya.
Karena produk Coconut Counter yang terbilang baru ini, pengembangan produk ini masih terkendala dalam edukasi market. Belum banyak perusahaan yang tahu akan teknologi ini, khususnya perusahaan kelapa di Indonesia.
Ruby Abdullah menjelaskan, solusi yang dibuat oleh Widya Robotics bersifat terbuka dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Sehingga tidak hanya kelapa maupun, industri lain yang memerlukan solusi penghitungan pun bisa menggunakan teknologi ini. Selanjutnya apabila ada perkembangan kebutuhan pada proses bisnisnya, solusi ini bisa disesuaikan kembali.