Jakarta, Technology-Indonesia.com – Uji Tak Merusak atau Non-destructive testing (NDT) merupakan metode pengujian terhadap suatu material atau komponen dari suatu instalasi, tanpa melakukan perusakan terhadap benda yang dilakukan pengujian.
Metode NDT ada yang berbasis kepada teknik kenukliran ataupun non-nuklir. Teknik kenukliran disebut radiografi menggunakan sumber neutron, sinar-X, dan radioisotop pemancar sinar gamma.
Saat ini ada teknik NDT tingkat lanjut (advanced NDT techniques) yang relatif baru sehingga diperlukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang tersertifikasi sesuai standar ISO.
Karena itu, Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi tuan rumah penyelenggaraan “Meeting on Harmonization of National Programs for Development and Application of Advanced NDT Techniques”, pada 21-25 Agustus 2023.
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito mengatakan, NDT telah banyak dimanfaatkan di dalam industri dalam negeri, baik proses produksi, maupun di dalam kilang/instalasi. Karena pada dasarnya, NDT menunjang jaminan kualitas dari suatu produk, yang akan berimbas kepada keselamatan suatu instalasi, maupun produktivitas dari industri tersebut.
“Indonesia telah menunjukkan pengembangan di dalam NDT, baik secara teknologi, maupun aplikasi di dalam industri,” kata Mego dalam pembukaan pertemuan Gedung B.J. Habibie, Jakarta pada Senin (21/8/2023).
Sebagai negara yang aktif dalam pengembangan NDT di regional Asia-Pastifik, jelasnya, Indonesia melalui BRIN ditunjuk sebagai IAEA Collaborating Centre (IAEA CC) di bidang Non-Destructive Testing Investigation, Evaluation, and Investigation.
“Peran IAEA CC ini pada dasarnya adalah perwakilan IAEA, yang ditunjuk untuk menjadi ‘kepanjangan tangan’ IAEA di dalam memberikan bantuan, dapat berupa ilmu pengetahuan, pelatihan, maupun dukungan lainnya, yang diperlukan bagi negara-negara yang baru menerapkan atau mengimplementasikan suatu teknologi NDT,” jelasnya.
Mego mengungkapkan pertemuan ini akan membahas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di tingkat nasional oleh negara anggota yang berpartisipasi, untuk pengembangan dan penerapan teknik NDT tingkat lanjut.
“Karena itu, dalam kesempatan ini kami mengundang banyak pemangku kepentingan di NDT, dengan harapan bisa mendapatkan banyak masukan dari masing-masing pemangku kepentingan dan bisa harmonisasi di tingkat nasional,” tambahnya.
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN Rohadi Awaludin mengatakan, dengan kemajuan pesat dalam industri dan persyaratan yang lebih ketat karena memperhatikan faktor keselamatan dan dampak ekonomi, tuntutan inspeksi NDT yang terstandar dan teknologi tingkat lanjut semakin dibutuhkan.
“NDT tingkat lanjut (advanced NDT) mengacu pada teknologi pengujian secara tidak merusak, yang memanfaatkan teknologi digital ataupun teknologi informasi, sehingga hasil dalam pengujian bisa langsung dilihat secara visual. Hal ini mempermudah dalam melakukan interpretasi hasil pengujian, karena disampaikan secara visualisasi,” katanya.
NDT tingkat lanjut saat ini sudah mulai diterapkan di industri, khususnya di industri minyak dan gas, dan industri pesawat terbang yang menuntut standar keselamatan tinggi.
Pertemuan ini bertujuan memperkuat kapabilitas regional Asia dan Pasifik dalam mendukung pembangunan industri yang berkelanjutan, melalui aplikasi dan teknik NDT tingkat lanjut.
“Fokusnya adalah pengembangan kapasitas SDM bidang teknik NDT tingkat lanjut, NDT untuk bangunan sipil, dan uji tak merusak tingkat lanjut pada bahan komposit,” kata Rohadi.
Pertemuan ini juga akan mendorong peningkatan kapasitas SDM yang tersertifikasi, sesuai standar International Organization for Standardization (ISO) 9712 dalam bidang NDT tingkat lanjut dan inspeksi bangunan sipil.
“SDM yang sudah terlatih diharapkan dapat menjadi tenaga pelatih dan penguji untuk menghasilkan SDM bidang NDT tingkat lanjut di masing-masing negara anggota IAEA,” tambahnya.
Sebagai informasi, pertemuan ini akan diikuti oleh delegasi dari 17 negara regional Asia-Pasifik, yaitu Indonesia, Bangladesh, China, Fiji, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, New Zealand, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam. Selain itu, pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan IAEA, yang merupakan technical officer di bidang non-destructive testing.