Indonesia Mengalami De-Industrialisasi

news_581Jakarta : Kalangan peneliti dan perekayasa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengindikasikan terjadi de-industrialisasi di Indonesia. Hal itu tercermin melalui pertumbuhan TFP (Total Factor Productivity ) sector industri selama 2002-2007 yang cenderung turun bahkan stagnan pada 2008 atau mengalami pertumbuhan nol persen.

 “Kami mencatat sector industri, khususnya industri pengolahan merupakan sektor yang pertumbuhan teknologinya cenderung turun, yang memberikan indikasi terjadinya proses de-industrialisasi. Hal ini berlangsung hingga 2008 yang menunjukkan pertumbuhan stagnan atau nol persen,” ujar Kepala BPPT Dr  Ir Marzan A. Iskandar  kepada wartawan dalam paparan “Catatan Akhir Tahun BPPT 2009” di Jakarta hari ini.

Pada 2008, BPPT melakukan perhitungan TFP nasional untuk 1976—2007. Sedangkan pada 2009 telah dilakukan perhitungan TFP 1984—2007 untuk 11 provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, D I Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku dan Papua.

Dari penghitungan di 11 propinsi, tercatat rata-rata TFP Nasional sekitar 1,69. Tertinggi dicapai Jawa Barat yang mencapai 6,30 diikuti Sumatera Barat 4,10, dan Jakarta 3,20. Namun, 3 provinsi yang memiliki TFP di bawah angka nasional, yaitu DI Yogyakarta, Kalimantan Timur dan terendah Papua.

Dari keseluruhan bidang, sektor transportasi dan komunikasi merupakan sektor dengan pertumbuhan teknologi yang selalu meningkat atau mengalami pertumbuhan rata-rata 15 persen.

Pendekatan TFP berasal dari teori pertumbuhan ekonomi yang didasari asumsi bahwa total hasil produksi dipengaruhi oleh jumlah modal (kapital), tenaga kerja dan teknologi yang digunakan. Perkembangan teknologi selanjutnya dihitung sebagai selisih dari pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan modal, serta pertumbuhan tenaga kerja. (Lea)

You May Also Like

More From Author