TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi tuan rumah The 9th STS Forum ASEAN-Japan Conference di Jakarta pada Kamis (24/7/2025). Kolaborasi antara ASEAN dan Jepang bertujuan memperkuat ekosistem riset dan inovasi.
The 9th STS Forum ASEAN-Japan Conference merupakan forum yang digelar melalui sinergi bersama antara BRIN, Science and Technology in Society Forum (STS Forum) Jepang, dan Japan External Trade Organization (JETRO), didukung Mission of Japan to ASEAN dan Jakarta Japan Club.
Konferensi tahun ini mengangkat tema besar: “Membangun Fondasi Kolaborasi Riset ASEAN-Jepang untuk Inovasi Berkelanjutan dan Masyarakat Masa Depan”.
Fokus utamanya meliputi pendanaan berkelanjutan, pemanfaatan infrastruktur terbuka, mobilitas periset, kegiatan riset interdisipilin, serta hilirisasi hasil riset melalui kerja sama dengan industri dan start-up.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko mengatakan, melalui kolaborasi antara ASEAN dan Jepang, ekosistem start-up di kawasan ini dapat diperkuat.
“Kolaborasi ini memungkinkan para peneliti, pengusaha, dan industri untuk bekerja bersama, mempercepat komersialisasi hasil riset, dan menciptakan inovasi yang aplikatif untuk berbagai masalah kawasan,” kata Handoko.
Start-up juga dapat menjadi penggerak utama dalam transformasi digital dan inovasi perkotaan, dengan fokus pada solusi seperti mobilitas cerdas (smart mobility), energi terbarukan, dan sistem pelayanan publik yang lebih efisien.
Handoko menegaskan, sebagai lembaga riset dan inovasi nasional Indonesia, BRIN memainkan peran strategis dalam mendorong kolaborasi regional.
“Melalui peluncuran skema pendanaan riset kolaboratif internasional, mobilitas periset, serta kebijakan open access untuk infrastruktur riset, BRIN berupaya membangun ekosistem riset dan inovasi yang inklusif dan berdampak bagi pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BRIN, Edy Giri Rachman Putra, mengungkapkan, tahun ini, STS Forum memasuki edisi kesembilan dengan format baru, dari lokakarya menjadi konferensi, guna memperluas cakupan diskusi dan memperdalam keterlibatan lintas sektor dan negara.
“Perubahan ini diharapkan mampu mendorong pertukaran ide strategis dan menghasilkan dampak lebih luas bagi ekosistem riset dan inovasi kawasan,” ujar Edy.
Edy merinci forum ini meliputi tiga sesi utama. Pertama, Strengthening Research Funding, Infrastructure, and Innovation Ecosystems for Sustainable Innovation. Sesi ini membahas strategi penguatan kolaborasi riset melalui integrasi pendanaan, mobilitas periset, dan pengelolaan infrastruktur terbuka.
Kedua, Advancing Strategic Collaboration in Interdisciplinary Research Areas for Regional Development. Sesi ini menyoroti kolaborasi riset lintas disiplin yang menjawab tantangan perubahan peradaban dan budaya menuju modern smart society.
“BRIN turut menginisiasi program riset di bidang sosial humaniora dan arkeologi yang berkontribusi pada narasi global tentang keberlanjutan dan kearifan lokal,” terang Edy.
Ketiga, Urban Innovation and Start-up Ecosystems. Sesi ini berfokus pada peran start-up dalam hilirisasi riset dan solusi inovatif bagi tantangan masyarakat urban di era digital.
“BRIN telah meluncurkan skema RIIM Startup untuk mendukung Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR) agar mampu berkontribusi secara nyata melalui inovasi teknologi,” ujar Edy.
Sebagai informasi, STS Forum didirikan pada 2004 oleh Koji Omi, mantan Menteri Keuangan Jepang yang dikenal sebagai tokoh penting dalam diplomasi sains global. Sejak 2014, forum ini secara konsisten menyelenggarakan lokakarya ASEAN-Jepang di berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, untuk memperkuat kemitraan riset antara negara-negara ASEAN dan Jepang.
Konferensi ini memberikan kesempatan untuk mempertemukan pemikiran lintas disiplin, membuka peluang kolaborasi antar sektor, serta memperkuat sinergi antara riset dan dunia start-up.
“Dengan mengembangkan ekosistem yang mendukung pertumbuhan start-up berbasis riset, ASEAN dan Jepang dapat mendorong inovasi yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, menciptakan kota cerdas yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” pungkas Edy.
BRIN Tuan Rumah The 9th STS Forum ASEAN-Jepang Conference
