LAPAN -POLRI Kerjasama Pantau Aktivitas Daerah Rawan

Kapolri-Ketua LAPAN
JAKARTA – LAPAN dan POLRI sepakat bekerjasama dalam pemanfaatan sains dan teknologi kedirgantaraan dalam mendukung tugas kedua instansi. Antara lain pemantauan jalur mudik dan titik api kebakaran, bahkan aktivitas daerah rawan terorisme.

MOU kerjasama telah ditandatangani oleh Kepala LAPAN Prof Dr Thomas Djamaluddin dan Kepala POLRI Jendral (Pol) Badrodin Haiti di di Kantor Pusat LAPAN, Jakarta Timur, Jumat (4/5). Dalam sambutannya, Thomas menyampaikan, LAPAN mempunyai visi menjadi pusat unggulan teknologi keantariksaan untuk mewujudkan Indonesia yang unggul dan mandiri. Untuk itu diperlukan peningkatan kompetensi LAPAN dan salah satunya adalah dengan peningkatan kerja sama. LAPAN telah melakukan kerjasama dengan berbagai kementerian, pemerintah daerah, TNI dan Polri untuk meningkatkan kemandirian.

Thomas menjelaskan, kerjasama dengan jajaran kepolisian sudah lama dilakukan sebelum adanya alat komunikasi telepon seluler pada sekitar tahun 1980-an. Saat itu, LAPAN memberikan layanan komunikasi frekuensi radio kepada sejumlah Polres untuk memudahkan operasi-operasi yang dilakukan oleh Polri. Baru-baru ini, LAPAN menyediakan data penginderaan jauh secara real time untuk menentukan titik-titik panas dan kebakaran hutan untuk selanjutnya dilakukan operasi penindakan hukum kepada pelaku.

Teknologi satelit dewasa ini, menurut Thomas, sudah menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat, sehingga potensi pemanfaatannya sangat tinggi. Kerja sama ini diharapkan mampu mewujudkan slogan “LAPAN Unggul Indonesia Maju, LAPAN Melayani Indonesia Mandiri.”

Dalam sambutannya, Ka POLRI Badrodin Haiti, mengakui banyak sekali pemanfaatan teknologi yang bisa digunakan oleh Polri terkait dengan tugas kepolisian. Menurut Badrodin, kerja sama ini merupakan langkah yang baik bagi para pihak. Menurutnya, litbang penginderaan jauh LAPAN telah mampu memantau kebakaran hutan di beberapa daerah. Sedangkan Polri selaku penegak membantu pemerintah untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

Badrodin berharap, hasil litbang LAPAN seperti Lapan Surveillance UAV (LSU) dapat memantau kondisi lalu lintas dan pemetaan daerah-daerah yang harus diwaspadai. Menurutnya, kerja sama ini perlu ditindaklanjuti lebih intensif dan detail dengan berbagai satuan kerja di Polri.

Dalam sacara  tersebut ikut hadir Kepala Badan Intelijen Polri, Kepala Mabes Polri, Wakabareskrim Polri, Wakabaharkam Polri dan jajaran pejabat terkait Polri. Sedangkan dari LAPAN turut hadir Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Dr Rika Adrianti,  Deputi Bidang Penginderaan Jauh Dr Orbita Roswintiarti, dan jajaran pejabat LAPAN.

Deputi Bidang Penginderaan Jauh Dr Orbita Roswintiarti menyampaikan paparan tentang peran LAPAN dalam penyediaan data dan informasi penginderaan jauh untuk mendukung Polri. Ia menyampaikan bahwa data yang diterima oleh LAPAN mulai dari citra resolusi rendah (Satelit Terra/ Aqua, Suomi/NPP, NOAA – 18/19, MetOp, MTSAT-1R), resolusi menengah (Landsat 7 dan 8) resolusi tinggi (SPOT 6 dan 7) dan resolusi sangat tinggi kurang dari 1 meter (Pleiades 1A/1B, Quick Bird, World View, GeoEye, SAR dan Terra SAR-X).

Orbita menambahkan bahwa aplikasi teknologi dan data penginderaan jauh dapat digunakan untuk sumber daya alam dan lingkungan, kebencanaan, peta dasar, pertahanan dan eamanan, perubahan iklim dan kepentingan strategis lainnya. Ia juga mencontohkan data penginderaan jauh dapat dilakukan untuk mendeteksi informasi titik panas, sebaran asap kebakaran di beberapa daerah (Jambi dan Kalimantan Barat) dan informasi harian Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI).

Selain itu, ia menambahkan informasi mengenai citra perbatasan Indonesia dengan negara tetangga seperti Timor Leste dan Papua Nugini. Orbita juga menjelaskan mengenai peta data informasi jalur mudik lebaran. Data citra satelit dan pesawat tanpa awak buatan LAPAN akan membantu pihak kepolisian dalam membuat rencana aksi pengamatan, memantau dan menjamin kelancaran jalur mudik.

You May Also Like

More From Author