Pembangunan Pabrik Katalis Merah Putih Dimulai

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada Rabu (16/3/2022) memimpin groundbreaking pabrik Katalis Merah Putih di Cikampek, Jawa Barat. Pabrik Katalis Merah Putih merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Bahan Bakar Hijau.

Keberadaan Pabrik Katalis Merah Putih diproyeksikan dapat menghasilkan katalis untuk memproduksi green fuel sehingga berkontribusi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya sektor bioenergi dan turut mengurangi emisi GRK serta bermanfaat bagi masyarakat.

Groundbreaking Pabrik Katalis Merah Putih turut dihadiri Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana, Wakil Bupati Kerawang Aep Saepulloh dan Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Subagjo.

Menteri ESDM dalam sambutannya mengatakan, pendirian pabrik katalis merah putih merupakan bukti sinergi yang harus terus ditumbuhkembangkan di berbagai bidang. Menurutnya, inisiatif dari penelitian inovasi terus dikembangkan menjadi suatu bentuk industri. Untuk itu perlu adanya sinergi, sehingga bisa menghasilkan kemandirian.

“Kami harapkan bahwa pengembangan selanjutnya harus dijaga. Lakukan diversifikasi. Tidak hanya katalis yang ada sekarang. Saya yakin ini hanya awal permulaan. Kita yakin jenis-jenis katalis yang dibutuhkna industri kita. Kita juga berharap katalis ini mampu masuk ke pasar dunia. Dan itu membutuhkan upaya dalam rangka meningkatkan kualitas produk-produknya dan mampu bersaing dengan dunia internasional,” ujar Menteri ESDM.

Sebelumnya, PT Pertamina Lubricants, PT Pupuk Kujang Cikampek dan PT Rekacipta Inovasi ITB bekerja sama membuat perusahaan patungan PT Katalis Sinergi Indonesia. Sinergi seperti ini, menurut Arifin, harus terus dikembangkan untuk produk-produk yang lain.

“Kita melihat bahwa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah konsorsium dari badan-badan usaha BUMN. Inilah sinergi yang harus terus kita tumbuh kembangkan, kita harapkan inisiatif daripada penelitian, inovasi ini terus bisa dikembangkan menjadi satu bentuk industri,” kata Arifin.

Ditegaskan Arifin, negara ini memerlukan teknologi dan para intelektual untuk melakukan proses-proses penelitian dan untuk itu harus ada sinergi antarlembaga.

“Sudah lama sekali kita selalu menggaung-gaunggkan, kita harus memiliki teknologi sendiri untuk bisa mengisi keperluan bangsa ini untuk mendukung petumbuhan ekonomi kedepan kita bisa melakukan kemandirian di segala hal,” lanjut Arifin.

Kepada PT Katalis Sinergis Indonesia Arifin berharap agar terus dapat mengembangkan katalis bukan hanya yang dibutuhkan dalam negeri saja, namun juga dapat membuat katalis yang dibutuhkan dunia, serta menjaga kualitas dan melakukan diversifikasi energi.

“Katalis-katalis yang ada sekarang saya yakini hanya permulaan saja,karena ini hanya merupakan inisiasi yang memang diperlukan untuk industri kita, tapi kita juga berharap katalis ini mampu masuk ke pasar dunia, dan itu memang dibutuhkan upaya-upaya bagaimana meningkatkan kualitas daripada produk-produknya, mampu berkompetisi didunia internasional sehingga pabrik ini mungkin menjadi lebih besar ke depan,” jelas Arifin.

Direktur PT Katalis Sinergis Indonesia, Achmad Setiawan mengapresiasi dukungan banyak pihak sehingga groundbreaking pembangunan pabrik katalis pertama di Indonesia dapat diwujudkan.

“Kami jajaran PT Katalis Sinergis Indonesia mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam membangun dan menegakkan kedaulatan katalis merah putih, melalui pembangunan katalis merah putih dengan kapasitas 800 metric ton per tahun,” ujar Achmad.

PT Katalis Sinergis Indonesia, lanjutnya, akan berusaha sebaik mungkin dalam mewujudkan mimipi luhur pendiri bangsa agar bangsa ini tidak lagi tergantung kepada bangsa asing dan mandiri dalam mencapai kemakmuran bersama terlebih lagi khusus untuk katalis refinery dan olechemical melihat saat ini Indonesia masih menjadi net-importir untuk dua jenis katalis tersebut.

Saat ini Indonesia hanya memiliki satu pabrik katalis dengan lisensi Jerman sehingga terjadi keterbatasan pemenuhan katalis nasional dan berdasarkan catatan yang ada. Nilai kebutuhan katalis di Indonesia saat ini mencapai lebih kurang USD 500 juta, dan diproyeksi meningkat dengan CAGR 6%, hampir seluruh kebutuhan nasional diimpor dari luar negeri.

Volume kebutuhan katalis di Indonesia yakni untuk Industri Petrokimia sebesar +- 1500 ton/tahun, Oleokimia sebesar +- 800 Ton/tahun dan untuk industri refinery sebesar +- 18.000 ton/tahun.

Pabrik katalis merah putih yang diberi nama PT Katalis Sinergi Indonesia (PT KSI) didirikan pada tanggal 30 Desember 2020 dalam rangka komersialisasi katalis merah putih dan mencukupi kebutuhan katalis untuk pengembangan green fuel.

Perkiraan investasi yang dibutuhkan sekitar Rp. 286 Miliar dengan kapasitas terpasang sebesar 800 ton/tahun. Pembangunan pabrik diperkirakan akan selesai dalam waktu 13 bulan. Dan diharapkan pada tahun 2023 mendatang dapat segera berproduksi untuk memenuhi kebutuhan katalis nasional.***

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author