Usai merasakan berkendara dengan mobil listrik, Menegristek Gusti Muhammad Hatta, menyungging senyum lebar.
“Sama sekali tidak bising, mobil ini memang efisien selain bahan bahan bakar juga bebas dari efek rumah kaca,” ucap Gusti kepada wartawan, sesaat setelah turun dari Bus Listrik berwarna merah saat Peluncuran Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-17 dan Fun Drive Mobil Listrik Nasional, di Jakarta, Selasa (26/6).
Bus listrik yang ditumpangi Menegristek besutan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI berkapasitas 15 penumpang dengan kecepatan 100/km tersebut menandai serangkaian kegiatan dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang tahun ini akan berlangsung pada Agustus mendatang di Bandung.
Gusti mengatakan, mobil listrik tersebut masih perlu pengembangan lebih lanjut. Misalnya bagaimana meningkatkan kualitas baterainya. Oleh karena itu menurut Gusti diperlukan kebijakan lain agar mobil listrik benar-benar menjadi produk industri yang laku di pasaran.
“Harus ada kebijakan lain, seperti bagaimana perpajakannya, serta kebijakan-kebijakan lain agar mobil listrik ini bisa dijual dengan harga murah,” katanya.
Sejalan dengan itu, menurut Gusti, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, telah memberikan dana 100 miliar kepada lima perguruan tinggi untuk meneliti lebih lanjut mobil listrik.
“Jadi ke depan, pengembangan mobil listrik ini perlu persiapan banyak. Kemenristek dan 7 LPNK nya akan terus meneliti khususnya baterainya. Dan BPPT sudah melakukan uji coba di NTT belaum lama ini, untuk pengisian listrik dari berbagai sumber bersamaan. Seperti dari mikro hidro, tenaga surya dan disel. Semua itu sudah dibuatkan sistemnya oleh BPPT,” kata Gusti.
Dengan adanya mobil listrik ini merupakan langkah nyata yang menunjukkan Kemenristek dan LPNK nya telah menghasilkan karya nyata. “Tidak hanya seremonial saja, tetapi kami sudah membuat langkah jelas sehingga produk Indonesia bisa menjadi tuan rumah di dalam negeri,” tegasnya.
Mobil listrik ini lanjut Gusti, terus didorong untuk diproduksi secara terbatas terutama untuk penggunaan para pejabat pemerintah. Hal itu menjadi dukungan dalam bentuk nyata terhadap kerja keras dan prestasi para peneliti dan perekayasa yang telah merancang dan membuat prototipe mobil listrik sejak 1995 lalu.
“Momentum pengembangan mobil listrik pada saat ini dinilai tepat sebelum pihak luar negeri bangkit dan menyerbu pasar Indonesia yang sangat besar,” kata Menegristek.