Kecenderungan konsumsi dan harga energi terus berubah dan memberatkan APBN karena pembengkakan subsidi. Sampai akhir 2013 Indonesia harus menghemat 1,3 juta kilo liter dan hingga 2014 mencapai 4,4 juta kilo liter untuk mengimbangi pertumbuhan konsumsi energi.
“Untuk itu pengembangan dan penggunaan energi alternatif perlu didorong,” ungkap Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Marzan A Iskandar di sela peluncuran buku Outlook Energi Indonesia (OEI) 2013 di Jakarta (9/12). Peluncuran outlook energi yang sudah kelima kali dilaksanakan ini, sebagai wujud kontribusi BPPT dalam menjawab isu-isu penting dan tantangan permasalahan energi masa depan.
OEI 2013 bertemakan pengembangan energi dalam mendukung sektor transportasi dan industri pengolahan. Permasalahan energi sektor transportasi menjadi fokus perhatian karena dominannya bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Menurutnya, upaya penggunaan energi alternatif seperti bahan bakar nabati atau CNG untuk transportasi masih tidak sesuai harapan pemerintah. Pemanfaatan biodiesel memang mengalami kenaikan dari 360.000 KL di 2012 menjadi 670.000 KL. Tapi untuk bioethanol sebagai pengganti bensin justru stagnan sejak 2010.
“Hal ini terjadi karena BBM paling mudah diakses akibat sistem transportasi di Indonesia masih berbasis minyak sehingga meningkatkan jumlah subsidi,” paparnya.
Sementara itu, sektor energi terbarukan hingga tahun 2030 mencapai 17,5 persen dari total penggunaan energi. Jumlah ini lanjut Marzan seharusnya dicapai tahun 2025. Karena itu, perlu pembaharuan kebijakan, implementasi untuk mendorong energi mix atau bauran energi.
“Outlook ini menjadi prediksi dari asumsi-asumsi dan keadaan masa kini untuk menjadi proyeksi di masa depan. Dengan demikian pemerintah dapat memanfaatkan untuk pengambilan kebijakan di masa depan,” tegasnya.
Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi BPPT Adiarso memandang perlunya optimalisasi energi alternatif untuk sektor transportasi seperti biodiesel dan compressed natural gas (CNG) untuk menggantikan bensin atau premium pada kendaraan umum dan kendaraan dinas. Bahkan CNG juga bisa digunakan untuk bus besar dan busway.
“Hingga tahun 2030 diperkirakan akan ada penambahan 1.000 unit kendaraan busway atau naik tiga persen per tahun, angkot enam persen per tahun dan kendaraan dinas 15 persen per tahun,” terangnya.
OEI 2013 juga memuat upaya untuk membuat nilai tambah energi yang harus dilakukan industri pertambangan dan mineral melalui pengolahan bahan tambang. Buku ini juga mengulas contoh kasus pemenuhan energi untuk nilai tambah bahan tambang dan mineral serta substitusi energi pengganti bahan bakar minyak. sumber humas BPPT