BRIN Kaji Pengembangan Nyamplung dan Malapari untuk Industri BBN

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan (PRKTKK) Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan (ORHL), saat ini sedang mengembangkan jenis-jenis tanaman hutan yang berpotensi sebagai biofuel atau Bahan Bakar Nabati (BBN).

Nyamplung (Calophyllum inophyllum) dan malapari (Pongamia pinnata) merupakan contoh tanaman hutan yang kini menjadi fokus riset dan kajian Aziz Umroni dan tim peneliti Kelompok Riset Pemuliaan Tanaman Biofuel PRKTKK.

Muhammad Imam Surya mewakili Kepala PRKTKK menyampaikan hal tersebut saat acara Garden Talk ke-18 yang bertajuk “Potential Bioenergy for the World Future Energy Demands”, pada Jumat (24/11/2023).

Imam menambahkan kajian tanaman hutan untuk industri BBN ini bertujuan mendukung kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2006, mengenai penyediaan dan pemanfaatan BBN (biofuel) sebagai sumber bahan bakar alternatif. Kontribusi sektor kehutanan saat itu memberikan izin pemanfaatan lahan hutan yang tidak produktif.

Peneliti Ahli Utama PRKTKK, Prof. Budi Leksono menyampaikan materi tentang Analisis Pengembangan Tanaman Hutan untuk Industri BBN di Indonesia. Krisis energi yang melanda seluruh dunia pada 2006 merupakan pemicu dikembangkannya sumber energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui.

Pemerintah kemudian mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional melalui PP Nomor 5 tahun 2006, dilanjutkan dengan PP Nomor 79 tahun 2014. Pada saat itu Indonesia merupakan produsen biodiesel terbesar, sehingga dapat menghemat devisa sebesar Rp 161 trilyun dari pengurangan impor BBM, tuturnya.

Lebih lanjut Budi menyebutkan beberapa spesies tanaman hutan berpotensi menghasilkan BBN non-edible oil dengan produktivitas buah dan rendemen minyak yang tinggi serta telah memenuhi persyaratan BBN, khususnya untuk SNI Biodiesel. Dia menekankan bahwa variasi rendemen minyak dipengaruhi oleh spesies, kualitas sumber feedstock, dan proses pembuatan BBN.

Berdasarkan hasil penelitian yang ditekuninya lebih dari 15 tahun, Budi menemukan beberapa spesies tanaman hutan potensial seperti nyamplung dan malapari yang telah diuji pada skala laboratorium dan memenuhi persyaratan sebagai bioavtur (SAF) selain penghasil biodiesel.

Menariknya, limbah industri yang dihasilkannya pun telah menjadi perhatiannya dan dimanfaatkan menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomi.

“Untuk limbah padatnya seperti polong malapari kami olah menjadi briket arang dan asap cair, ada juga yang dibuat kompos dan pakan ternak. Untuk pakan ternak bahkan kami memperoleh penghargaan dari PT Pertamina dan Kementerian ESDM,” ungkapnya.

Dia menambahkan keuntungan pengolahan limbah cair yang menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi.

“Kami memanfaatkan limbah cair dari gliserolnya untuk dijadikan sabun, produk kosmetik, dan herbal,” ujarnya seraya mencontohkan produk virgin tamanu oil yang terkenal berkhasiat kesehatan dan dibagikannya secara gratis,” imbuhnya.

Budi meyakini, pengembangan BBN berbasis tanaman hutan prioritas di Indonesia dapat dimulai dengan model percontohan industri BBN. Dimulai dengan memanfaatkan teknologi pembuatan BBN yang telah dikuasai dan mengembangkan iklim investasi serta kolaborasi sebagai jaminan pemasaran produk BBN.

Dia pun menekankan pentingnya membangun riset dan inovasi terpadu hulu-hilir yang efektif dan efisien dalam pengembangan industri BBN berbasis tanaman hutan. “BRIN perlu membentuk Team Work BBN dari Hulu-Hilir,” pesannya.

“Selain itu kita perlu melengkapi standardisasi paket teknologi BBN dari hulu-hilir untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Kita berharap pemerintah tetap memegang komitmennya terhadap jaminan pengembangan BBN dan memperkuat sisi kebijakan untuk mewujudkan kemandirian energi dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam sektor BBN,” pungkasnya. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author