Teknologi STD Bisa Meningkatkan Kualitas Batubara

Kini kualitas batubara bisa ditingkatkan dengan teknologi pengering batu bara. Di Jepang teknologi tersebut sudah digunakan untuk meningkatkan batubara  yang semula mengandung 4.000 kalori per kg menjadi 6.000 kalori per kg. 

Teknologi tersebut tampaknya cocok dengan Indonesia yang memiliki cadangan batubaru yang sebagian besar berkualitas rendah.

“Sebanyak 65 persen dari total 161 miliar ton batu bara cadangan, kini bisa ditingkatkan kualitasnya dengan teknologi pengering batu bara STD”, ujar Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material (TIEM), Unggul Priyanto di sela Workshop Steam Tube Dryer (STD), di Jakarta pekan lalu.

Dengan kualitas seperti itu lanjut Unggul batu bara bisa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan pembakaran yang ramah lingkungan, dan efisien.

Managing Executive Officer Tsukishima Kikai Co Koji Miwa yang memiliki teknologi STD tersebut mengatakan, cara kerja STD adalah dengan mengurangi kadar airnya dengan sistem pemanasan.

Namun karena batu bara yang dikeringkan ini akan meninggalkan pori-pori yang besar dan mudah terbakar jika bersentuhan dengan udara, maka harus langsung digunakan, artinya STD sepanjang 40 meter ini harus ditempatkan dekat PLTU.

Sementara Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya energi (PTPSE) BPPT M.A.M Oktaufik menegaskan teknologi STD ini sudah siap digunakan kalau sudah ada pihak yang berminat. BPPT juga sudah meninjau teknologi ini dapat digunakan dan sangat diperlukan oleh industri batubara dan kelistrikan di Indonesia.

PLN pun sudah merencanakan untuk memasang teknologi ini di PLTU guna meningkatkan kalori batubara muda yang digunakan.

Hal senada turut disampaikan Dirjen Mineral dan batubara Kementerian ESDM Thamrin Sihite,  teknologi STD ini diperkirakan akan mampu menaikan efisiensi PLTU sehingga menjadi solusi bagi PLN. Dengan potensinya yang dapat mneyelesaikan masalah PLN dan tambang batubara muda yang sangat besar.

Kepala BPPT pada saat memberikan sambutan pada kesempatan itu mengatakan batubara akan tetap memainkan peran penting di masa depan, tidak hanya sebagai bahan bakar alternatif, tetapi juga sebagai bahan baku industri. Dan sumber yang paling diharapkan dari pasokan di pembangkit listrik juga berasal dari batubara.

Karena itu diperlukan pengembangan teknologi dalam pemanfaatan batubara dengan meningkatnya permintaan energi. Rencana aksinya diperlukan peran penting pemerintah dan menjalin kemitraan dalam pembangunan pertambangan batubara dan infrastruktur serta dibuat peraturan yang kondusif. 

Saat ini, sistem inovasi nasional telah diadopsi untuk mempromosikan kemitraan antara semua pemangku kepentingan di Indonesia.

BBPT berharap bahwa sistem ini dapat mencapai stakeholder yang lebih luas. Dampaknya akan mempromosikan pengembangan teknologi pemanfaatan batubara, batubara pertambangan dan infrastruktur serta hal-hal terkait bisnis batubara.

Pada workshop ini dilakukan pula Penandatangan MoU antara BPPT dengan pihak Jepang Tsukishima Kikai dan K-Coal dari Korea. MoU tersebut mengenai Low Rank Coal Upgrading Using Steam Tube Dryer Technology. Selain itu juga dilakukan penandatanganan Mou antara BPPT Enjiniring dengan Tsukishima Kikai. *

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author