TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) 2024 sebagai instrumen strategis dalam mendukung kebijakan pembangunan berbasis riset. IDSD 2024 mengukur daya saing di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota.
Indeks ini menjadi instrumen penting bagi pemerintah pusat dan daerah dalam merancang kebijakan pembangunan yang lebih akurat dan berbasis bukti (evidence-based policy).
Melalui BRIDA (Badan Riset dan Inovasi Daerah) BRIN memastikan IDSD dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan efektivitas perencanaan pembangunan dan daya saing ekonomi. Dengan adanya IDSD 2024, diharapkan kebijakan daerah lebih inklusif, berbasis riset, dan berkontribusi pada pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menekankan pentingnya pemanfaatan data IDSD dalam perencanaan pembangunan daerah. Data IDSD bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai alat untuk memetakan keunggulan dan tantangan daerah.
“Indeks ini bukan hanya angka, tetapi alat untuk memetakan keunggulan dan tantangan daerah masing-masing. Tidak semua daerah harus unggul di semua bidang, tetapi harus fokus pada potensi unggulan yang dimiliki,” ungkap Handoko dalam Webinar Rilis dan Sosialisasi Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) Tahun 2024, Selasa (11/3/2025).
Lebih jauh, Handoko menegaskan bahwa indeks ini menjadi instrumen strategis dalam mendukung kebijakan pembangunan berbasis bukti dengan mengukur daya saing di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. IDSD bukan sekadar alat pemeringkatan, tetapi menjadi acuan utama bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan berbasis data.
“IDSD dirancang dengan mengadopsi sebagian konsep dari GCI sehingga dapat direlasikan dari tingkat kabupaten/kota ke provinsi, kemudian ke indeks daya saing nasional, dan diharapkan dapat dibandingkan dengan GCI secara global,” ujarnya.
Mengacu pada Global Competitiveness Index (GCI) 2019 yang dikembangkan oleh World Economic Forum (WEF), IDSD 2024 mencakup empat komponen utama: lingkungan penguat, sumber daya manusia (SDM), pasar, dan ekosistem inovasi.
Selain itu, IDSD mengukur 12 pilar daya saing, seperti infrastruktur, stabilitas ekonomi makro, keterampilan tenaga kerja, sistem keuangan, serta kapabilitas inovasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dengan cakupan yang diperluas ke 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, IDSD memberikan gambaran menyeluruh tentang daya saing di setiap wilayah Indonesia.
Deputi Bidang Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN, Boediastoeti Ontowirjo, menegaskan bahwa penyempurnaan metodologi IDSD 2024 dilakukan agar lebih representatif terhadap kebutuhan daerah.
“Kami memastikan bahwa setiap indikator dalam IDSD selaras dengan target RPJMN 2025-2029 serta program prioritas nasional seperti hilirisasi industri, swasembada pangan dan energi, serta penciptaan lapangan kerja,” ujar Boediastoeti.
Dalam mendukung implementasi IDSD, BRIN juga terus memperkuat ekosistem inovasi di daerah melalui pendampingan kelembagaan. Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah, Yopi, mengungkapkan bahwa BRIN telah mendampingi seluruh Pemda dalam proses pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA). Dan sampai saat ini BRIDA telah terbentuk di 22 provinsi dan 166 kabupaten/kota.
“Melalui BRIDA, IDSD dapat dimanfaatkan sebagai referensi utama dalam penyusunan kebijakan pembangunan berbasis data dan riset, sehingga daerah bisa lebih tepat sasaran dalam menentukan strategi peningkatan daya saing,” jelas Yopi.
Webinar rilis IDSD 2024 dihadiri oleh Gubernur, Bupati, dan Wali Kota dari seluruh Indonesia, serta kementerian dan lembaga terkait seperti Kementerian Dalam Negeri dan Bappenas. Selain itu, acara ini disiarkan secara luas melalui kanal YouTube BRIN untuk memastikan akses informasi yang lebih luas bagi pemangku kepentingan.
Sebagai panduan komprehensif, Buku Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) 2024 disediakan dalam format e-book untuk membantu pemerintah daerah dalam memahami skor daya saing masing-masing wilayah. Skor IDSD 2024 tidak hanya menjadi cerminan kondisi daya saing daerah saat ini tetapi juga sebagai referensi dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BRIN menekankan bahwa IDSD bukan sekadar alat pemeringkatan, tetapi kompas bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Skor yang lebih tinggi di suatu daerah dapat menjadi model bagi daerah lain, sementara skor yang lebih rendah dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan kebijakan dan intervensi pembangunan yang lebih efektif.
Dengan adanya IDSD 2024, diharapkan pemerintah daerah semakin terdorong untuk mengadopsi kebijakan berbasis bukti, memperkuat inovasi, dan meningkatkan daya saing daerahnya. BRIN berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan dan evaluasi daya saing daerah guna memastikan pembangunan nasional yang lebih merata dan berkelanjutan.
BRIN Luncurkan Indeks Daya Saing Daerah 2024
