Bogor, Technology-Indonesia.com – Dr. Ir. Saptana, M.Si dikukuhkan menjadi profesor riset bidang sosial ekonomi pertanian oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) di Bogor pada Selasa (1/9/2020). Saptana merupakan profesor riset ke 560 secara nasional dan profesor riset ke 144 di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementan.
Dalam orasi berjudul berjudul ”Reformulasi Kemitraan Usaha Agribisnis sebagai Strategi Peningkatan Nilai Tambah Dan Daya Saing Hortikultura dan Unggas,” Saptana menyampaikan bahwa permasalahan pokok pengembangan agribisnis hortikultura dan unggas adalah belum terwujudnya ragam, kuantitas, kualitas, serta kesinambungan pasokan sesuai dengan dinamika permintaan pasar dan preferensi konsumen.
“Permasalahan tersebut nampak nyata pada produk hortikultura dan unggas untuk tujuan pasar modern, industri pengolahan, industri kuliner, dan pasar ekspor,” paparnya.
Secara empiris, lanjutnya, ditemukan adanya eksploitasi oleh perusahaan besar kepada petani melalui peubah kualitas dan harga sehingga sering menimbulkan permasalahan ketidakkeberlanjutan kemitraan usaha. Pentingnya menempatkan kekuatan agribisnis dalam pembangunan ekonomi.
Saptana berhasil mereformulasikan pola kemitraan yang ada dan mengembangkan inovasi model kemitraan usaha agribisnis terpadu (KUAT) pada komoditas hortikultura dan unggas. Inovasi model KUAT menjadi strategi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk merupakan salah satu alternatif solusinya.
“Reformulasi ditujukan untuk melakukan transformasi ke arah kelembagaan kemitraan usaha yang lebih terpadu. Reformulasi pada komoditas hortikultura dilakukan pada pola pertanian kontrak, pemasaran kontrak, dan pola sub terminal agribisnis (STA),” terang Saptana.
Pada komoditas unggas dilakukan reformulasi pada pola kemitraan internal dan pola kemitraaan eksternal. Transformasi terutama dilakukan dari tipe bisnis transaksional ke arah tipe bisnis kemitraan. “Filosofinya adalah bekerja bersama-sama lebih baik dibandingkan bekerja sendiri-sendiri. Esensi kemitraan usaha adalah adanya saling berkontribusi baik dalam manfaat maupun risiko usaha,” lanjutnya.
Pengembangan inovasi model KUAT pada kawasan hortikultura dan unggas dilakukan melalui transformasi ke arah kelembagaan ekonomi petani atau peternak berbadan hukum; mengelola usaha korporasi komoditas hortikultura; serta membangun divisi kemitraan, bisnis inti, dan penunjang. Selanjutnya diterapkan manajemen rantai pasok secara terpadu, membangun kontrak kerjasama secara berkeadilan, dan membangun Pusat Pelayanan Agribisnis (PPA).
Dengan memadukan teknologi baru dan inovasi model KUAT, Saptana meyakini dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk secara berkelanjutan. Inovasi model KUAT dapat meningkatkan nilai tambah petani hortikutura sebesar 34%, peternak broiler 8% dan unggas lokal 23%. Inovasi Model KUAT mampu meningkatkan daya saing hortikultura sebesar 28% dan unggas 14%.
Peneliti Ahli Utama dari Balitbangtan ini merupakan anak kelima dari enam bersaudara dari Bapak Sardjo Sriyono (alm) dan Ibu Sriyatun (almh). Saptana menikah dengan Nanik Hidayati dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Atika Dyah Perwita, Atika Dian Pitaloka, dan Adetya Ni’am Saksama.
Menamatkan Sekolah Dasar dari SDN Gatak, Klaten, 1971; Sekolah Menengah Pertama dari SMPN Kemalang, Klaten, 1979; dan Sekolah Menengah Atas dari SMAM 1 Klaten, 1982. Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), 1987; Gelar Magister Sains Ilmu Ekonomi Pertanian dari IPB, 1999; dan Gelar Doktor Bidang Ilmu Ekonomi Pertanian dari IPB, 2011.
Peneliti kelahiran Klaten, 6 Februari 1962 ini mengikuti beberapa pelatihan yang terkait bidang kompetensinya, antara lain: Training on Post Harvest of Fruits di IPB Bogor, 1993; Projection and Policy Implication of Medium and Long Term Rice Supply and Demand in Indonesia di Bangkok, Thailand, 1994; Policy Analysis Matrix (PAM) di Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor, 1999; dan Role of Agriculture in Indonesia: Enhancing the Contribution of Agriculture to Proverty Reduction and Food Security di Bogor, 2005.
Ia juga mengikuti pelatihan Impact of High International Commodity Prices: Evidences, Challenges and Opportunities di Jakarta, 2008; Pelatihan Program STATA di Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor, 2009; Pelatihan Frontier Analysis di Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor, 2010; Revitalizing Development Approach: Challenges and Prospects for Islamic Economics di Bogor, 2010; dan Pelatihan Analisis Statistika di IPB, Bogor, 2010.
Jabatan fungsional peneliti diawali sebagai Ajun Peneliti Muda Gol. III/C tahun 1993, Peneliti Muda Gol. IV/A tahun 1999, Peneliti Madya Gol. IV/B tahun 2003, Peneliti Madya Gol. IV/C tahun 2005, Peneliti Utama Gol. IV/D tahun 2009, dan memperoleh jabatan Peneliti Utama Gol. IV/E tahun 2014.
Saptana telah menghasilkan 116 karya tulis ilmiah yang ditulis sendiri maupun dengan penulis lain dalam bentuk buku, jurnal, dan prosiding, delapan di antaranya dalam bahasa Inggris. Ia juga ikut serta dalam pembinaan kader ilmiah, yaitu sebagai pembimbing jabatan fungsional peneliti (2017-2019), pembimbing mahasiswa (S2) dan penguji disertasi (S3) pada Institut Pertanian Bogor (2012-2019). Pada tahun 2016 memberikan kuliah umum pada Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Ia juga aktif dalam organisasi profesi, yaitu Pengurus dan Anggota Perhimpunan Ekonomi Pertanian (PERHEPI), dan anggota Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO).
Beragam prestasi mengantarnya memperoleh penghargaan sebagai penulis terbaik sebagai sumbangan hasil penelitian lingkup Balitbangtan Tahun 1997, penulis makalah ilmiah terbaik lingkup Balitbangtan periode 2008-2010, dan Anugerah Agro Inovasi Menteri Pertanian RI sebagai Peneliti Berprestasi Balitbang Pertanian Tahun 2011. Pada tahun 2016, Saptana memperoleh tanda penghargaan Satya Lancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden RI.
Prof. Dr. Ir. Saptana, M.Si, Kembangkan Inovasi Model Kemitraan Usaha Agribisnis Terpadu
