Prof. Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si., Profesor Riset Bidang Budidaya dan Produksi Tanaman

Bogor, Technology-Indonesia.com – Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si. dikukuhkan menjadi profesor riset bidang budidaya dan produksi tanaman oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) di Bogor, Selasa (25/1/2022). Peneliti Utama dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ini merupakan profesor riset ke 630 secara nasional dan profesor riset ke 159 di Balitbangtan, Kementan.

Dalam orasi berjudul “Pengembangan Pertanian Cerdas Iklim Inovatif Berbasis Teknologi Budidaya Adaptif Menuju Pertanian Modern Berkelanjutan”, Fadjry menyampaikan bahwa sektor pertanian saat ini dihadapkan dengan berbagai tantangan, diantaranya terbatasnya sumberdaya lahan dan air serta fenomena perubahan iklim.

Tantangan yang dihadapi tersebut, menuntut berkembangnya sistem pertanian modern, berupa sistem atau model Pertanian Cerdas Iklim (PCI) atau Climate Smart Agriculture (CSA). PCI yang disandingkan dengan sistem pertanian presisi membentuk Pertanian Cerdas Iklim Inovatif (PCII).

“PCII disesuaikan dengan tantangan riil kondisi pertanian Indonesia saat ini, perkiraan keadaan ke depan, serta diperkaya dengan berbagai inovasi teknologi budidaya hasil penelitian di berbagai lokasi dan agroekosistem Indonesia, dan didukung Sistem Informasi Iklim dan Tanaman (SICIT),” jelasnya.

Penciri dan titik ungkit implementasi PCII antara lain ketersediaan data (big data) sumberdaya pertanian, terutama lahan dan agroklimat/iklim; dukungan inovasi teknologi budidaya adaptif dan unggul; sistem analisis dan prediksi iklim; serta dukungan manajemen dan kelembagaan.

“Pengembangan model/sistem PCII dipandang relevan dan dapat mengatasi dampak perubahan iklim, yang sejak dua dekade terakhir semakin terasa pengaruhnya terhadap sistem produksi pertanian,” tuturnya.

Fadjry juga merekomendasikan agar konsep Riset dan Pengembangan Inovatif dan Kolaboratif (RPIK) yang telah dikembangkan Balitbangtan sejak 2020 dapat dijadikan pembuka jalan untuk mempercepat hilirisasi penerapan PCII.

“Konsep PCII pada dasarnya juga sangat relevan dengan beberapa program strategis Kementerian Pertanian, terutama program Food Estate pada lahan rawa dan lahan kering, serta lahan kering beriklim kering,” ujar peneliti kelahiran Makassar pada 14 Maret 1969.

Dalam konteks kebijakan, Fadjry menjelaskan bahwa model PCII dapat diposisikan sebagai konsep atau sekaligus strategi dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan pembangunan pertanian lainnya.

Selain itu, PCII dapat memperkuat berbagai program strategis Kementerian Pertanian yang relevan seperti food estate, ketahanan pangan, termasuk komitmen internasional dalam menghadapi perubahan iklim.

Doktor Agroklimatologi

Fadjry Djufry merupakan putra ke 3 (tiga) dari lima bersaudara dari pasangan Muhammad Djufry (Almarhum) dan Chaerani (Almarhumah). Fadjry menikah dengan dr. Andi Indriaty Syaifuk, M.Kes. Sp.A, dan dikaruniai tiga anak yaitu Farah Fadhilah Fadjry, S.Ked.; Fadhil Fikri Fadjry; dan Fatin Fadhilah Fadjry.

Ia menyelesaikan pendidikan dasar SDN Komp. Melayu di Makassar pada 1982; SMPN 7 di Makassar (1985); dan SMAN 4 di Makassar (1988). Memperoleh gelar sarjana jurusan Agronomi dari Universitas Hasanuddin pada 1993; memperoleh gelar Magister jurusan Agroklimatologi dari Institut Pertanian Bogor pada 2000; dan memperoleh gelar Doktor jurusan Agroklimatologi dari Institut Pertanian Bogor pada 2005.

Mengikuti beberapa pelatihan yang terkait dengan bidang kompetensinya, antara lain: The Centre De Cooperation Internationale En Recherche Agronomique Pour Le Development CIRAD, dan FAO Headquarter serta ITPGRFA, Perancis, Roma (2018), Training di Sakata Seed Coorporate, Jepang (2016), Training Leadership Skills in the Area of Agriculture Research Managementin, Aciar, Australia, (2012), New Leaders Development Program, Melbourne Business School (2011), dan International Workshop to Improve Writing and Publishing Skills, UniversityThe Crawford, Australia (2010).

Menduduki jabatan fungsional peneliti diawali sebagai Peneliti Muda (2007), Peneliti Madya (2014), Peneliti Utama pada Bidang Budidaya dan Produksi Tanaman (2017). Jabatan struktural sebagai Kepala BPTP Papua (2008-2012), Kepala BPTP Sulawesi Selatan (2012-2015), Kepala Puslitbangbun (2015-2019), dan Kepala Badan Litbang Pertanian sejak tahun 2019.

Fadjry telah menulis 119 karya tulis ilmiah, baik yang ditulis sendiri maupun bersama penulis lain dalam bentuk buku, bagian buku, jurnal, prosiding dan makalah yang diterbitkan, beberapa diantaranya ditulis dalam bahasa Inggris. Ia juga aktif dalam pembinaan kader ilmiah sebagai pengajar, pembimbing dan penguji di beberapa universitas.

Aktif dalam organisasi profesi ilmiah antara lain sebagai Ketua Umum PERHIMPI tahun 2019-2024, Sekretaris I Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) tahun 2015-2018, Asosiasi Masyarakat Kompos Indonesia (AMPOSI) tahun 2005 hingga sekarang, Ketua Forum Mahasiswa Pasca Sarjana (Wacana) IPB Bogor tahun 2000-2003 dan 1997-2004, dan Ketua Forum Mahasiswa Pasca Sarjana Agroklimatologi Periode tahun 2000-2004.

Memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi diantaranya: Satya Lancana Karya Satya XX (2019), Alumni Terbaik Program Study Agroklimatologi (S3) (2005), Proposal Terbaik untuk Penulisan Disertasi (2002), dan Alumni Berprestasi Fakultas Pertanian UNHAS (1993).

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author