“Saya baru tahu menjadi wanita pertama peraih BJ Habibie Technology Award. Beersyukur juga berterima kasih pada keluarga dan anak-anak yang telah mendukung kendati sering ditinggalkan untuk urusan penelitian,” ujar Prof. Dr-Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng saat ditanya kesannya meraih penghargaan BJHTA tahun ini.
Lahir di Magelang 1974, setelah lulus SMA 1 Magelang, melanjutkan program S1 di Waseda University dengan beasiswa STAID (inisiasi Prof Habibie) hingga memperoleh gelar B.Eng pada 1998. Meneruskan S2 di universitas yang sama dengan beasiswa IWAKI Foundation hingga mendapatkan gelar M.Eng pada 2000. Program doktoralnya diselesaikan sebagai spesial researcher JSPS hingga bergelar Dr-Eng pada 2003.
Eniya yang memiliki jabatan fungsional sebagai Peneliti Utama mendapatkan gelar sebagai Profesor Riset di bidang Teknologi Proses Elektrokimia pada 9 Juni 2016. Jabatan struktural yang diperoleh dimulai ketika Eniya menjadi Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Energi Baru dan Terbarukan, Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi. pada 2014.
Pada tahun yang sama, beliau diangkat menjadi Direktur Pusat Teknologi Material. Satu tahun kemudian, Eniya memulai karir sebagai Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi. Sejak 29 Februari 2018 hingga saat ini, Eniya menjabat sebagai Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material. Eniya juga dipercaya menjadi Komisaris Utama BUMN, PT. Garam sejak 29 Desember 2017 lalu.
Rangkaian riset yang dikerjakan terkait dengan material untuk energi baru hidrogen diantaranya adalah material polimer dan katalis untuk oksigen baterai, fuel cell, produksi biohodrogen dan elektrolisa.
Ambisi Eniya terbentuknya Hydrogen City, dimana semua sumber daya energinya untuk kelistrikan dan transportasi berasal dari energi hidrogen. Kegiatan riset bersama dengan tim yang terkait nano-material polimer elektrolit, nano-katalis pereduksi oksigen, pengembangan teknologi manufaktur fuel cell, pengembangan produksi hydrogen yaitu elektron transfer pada katalis kompleks dan proton transfer pada elektrolit padat, teknologi material pada omaf® DMFC, manufaktur MEA untuk fuel cell, komponen dan desain PEMFC, serta penelitian mengenai proses produksi hidrogen dari air dan limbah biomasa.
Eniya juga aktif sebagai Ketua Umum Himpunan Polimer Indonesia 2017-2020, serta sebagai Founder dan President Indonesian Association of Fuel Cell and Hydrogen Energy sejak 2015 hingga sekarang. Di skala internasional, Eniya menjabat sebagai Board of Director International Association of Hydrogen Energy (IAHE) dan Indonesian Chapter Chair untuk APEC Research Center for Advanced Biohydrogen Technology (ACABT).
Dari hasil karyanya Eniya mendapatkan penghargaan baik di tingkat nasional maupun international. Eniya mendapat penghargaan sebagai Ikon Berprestasi Indonesia 2017, Wirakarya 2016, Pahlawati Riset dan Teknologi 2016, Soegeng Sarjadi Award 2014, Duta Iptek Indonesia 2012, Habibie Award 2010 Bidang Ilmu Rekayasa, Pegawai Berprestasi 2010 di BPPT, Patent Innovation (Inovasi HKI) 2010 Award (2nd) 2010, Ristek-Medco Energy Award (2nd) 2008, PII-Engineering Award, Adikara Rekayasa Engineering (2nd) 2006, Indonesia Young Best Scientist Award XII (Peneliti Muda Terbaik Indonesia Bidang Teknik dan Rekayasa) 2004, Asia Excellence Award 2009, ASEAN Outstanding Engineering Achievement Award (1st) 2006, KOUKENKAI Award 2003, MIZUNO Award 2003.
Kegiatan internasional yang diikuti adalah pertemuan Asia Nanotech Camp di Jepang, Nobel Laureates di Jerman, International Visitor Leadership Program di Amerika, dan APEC-Innovation Technology Dialoque Meeting, yang semuanya terkait New and Renewable Energy. Eniya juga memegang hak Paten ThamriON, bioreaktor hidrogen, fuel cell Omaf, dan dua hak merek. Telah pula menerbitkan buku Mengerti Teknologi Fuel Cell dan Hidrogen pada 2010, serta telah menghasilkan makalah internasional dan nasional 200 judul.