M. Djazim Syaifullah, M.Si, Aplikator Teknologi Modifikasi Cuaca

SMOKIES (Sistem Monitoring Online Kandungan Air Lahan Gambut Indonesia untuk Early Warning System) merupakan salah satu produk Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) besutan M. Djazim Syaifullah, M.Si bersama timnya. SMOKIES kini bahkan telah diperkuat dengan teknologi LoRA (Long Range Access) untuk menjangkau daerah yang tidak ada sinyal GSM.

Pria yang dibesarkan di Kebumen, 8 Oktober 1969 ini, sebenarnya memiliki latar belakang pendidikan Geofisika (UGM) dan Agroklimatologi (IPB). Namun, saat bergabung pada 1995, Djazim masuk daftar peneliti di kelompok Fisika Awan Bidang PPTPH – UPT Hujan Buatan BPPT (kini BBMTC-red).  Ketekunannya membuahkan penemuan baru yaitu Alat Ukur Radiasi Surya yang sudah memperoleh hak paten sejak 2010.

Setahun kemudian, Djazim didapuk memimpin sejumlah penelitian bidang meteorologi, diantaranya penelitian Monitoring Perubahan Iklim dan Cuaca Akibat Dampak Global Warming (2011),  penelitian Analisis Iklim dan Cuaca pada Program Monitoring Perubahan Iklim dan Cuaca Akibat Dampak Global Warming (2012), serta penelitian Pengembangan Pemodelan Iklim pada Program Pengembangan Metode dan Instrumentasi Teknologi Modifikasi Cuaca (PMITMC) (2013).

Djazim juga ditugaskan memimpin penelitian pengembangan model iklim pada Program Pengembangan Metode dan Instrumentasi Teknologi Modifikasi Cuaca (PMITMC) pada 2014.

Sedangkan, standar internasional juga dirambah Djazim dan timnya untuk penelitian pengembangan pemodelan iklim dan model prediksi cuaca pada program Inovasi dan layanan teknologi mitigasi bencana meteorologi pada 2015 dan 2016.

Djazim Syaifullah selanjutnya ditugaskan  di Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca BBTMC – BPPT sejak  2016. Setahun kemudian, 2017, Djazim memimpin kelompok peneliti dalam kegiatan penelitian akuisisi data dan prediksi pada program peningkatan kinerja pelayanan TMC.  Termasuk juga LoRA untuk memperkuat SMOKIES, menjadi obyek penelitian tahun ini setelah sebelumnya pada 2018 melakukan penelitian Early Warning System (EWS) Kebakaran Hutan dan Lahan pada program teknologi mitigasi bencana hidrometeorologi.

Untuk menempa kemampuannya, pria yang kini menyandang peneliti madya BBMTC mengikuti berbagai pelatihan di dalam maupun luar negeri, diantaranya pengenalan pemeliharaan pesawat CASA 212-200 di Bandung, kursus singkat pengenalan Arc GIS 9.0 yang diadakan oleh PT. Waindo Jakarta (2005), training radar TITAN, NCAR, Colorado, USA (2006, kunjungan ke klimatologi, Bangkok, Thailand (2006).

Djazim juga mengikuti 4thKyoto University Active Geosphere Investigations (KAGI-21) International Summer School on the Active Geosphere (2007). Training Programme on Advanced Weather Reasearch & Forecasting Modelling System [WRF – ARW Training] in Center for Atmospheric Sciences Indian Institute of Technology Delhi (2010). Juga mengikuti International Training Workshop on Disaster Reduction, NCDR, Taipei Taiwan (2010).

Puluhan publikasi ilmiah buah pemikirannya, mewarnai sejumlah jurnal ilmiah nasional yang diterbitkan sejak 1998 hingga saat ini.  Diantaranya “Desain Alat Ukur Radiasi Surya” Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol.5,No.1, Mei 2004. Selain itu, tulisan mengenai  Kajian Sea Surface Temperature (SST), Southern Oscillation Index (SOI) dan Dipole Mode pada Kegiatan Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca di Propinsi Riau dan Sumatera Barat Juli – Agustus 2009, diterbitkan di Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca (JSTMC) Vol. 11 No. 1 Juni 2010.

Djazim juga menulis “Analisis Suhu Muka Laut Selatan Jawa dan Pengaruhnya terhadap Curah Hujan DAS Citarum yang diterbitkan Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca  (JSTMC)  Vol. 11 No. 2 Desember 2010. Tulisan “Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk Mengatasi Kabut Asap Akibat Kebakaran Lahan dan Hutan di Propinsi Jambi September-Oktober 2012 diterbitkan dalam Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca (JSTMC) Vol. 13 No. 2 Desember 2012.  Serta tulisan mengenai “Validasi Data TRMM dengan Data Curah Hujan Di Beberapa DAS Di Indonesia” yang diterbitkan Jurnal Meteorologi dan Geofisika Edisi Desember 2014.

Tulisan menarik lainnya, berjudul ” Analisis Suhu Muka Laut Wilayah Indonesia dan Hubungannya dengan Pemanasan Global yang diterbitkan Jurnal Segara, KKP Volume 11 No. 2, Desember 2015. Serta “Analisis Kondisi Udara Atas Wilayah Indonesia dengan Data Radiosonde yang diterbitkan Jurnal Meteorologi dan GeofisikaVol 18, No 1 November 2017.

You May Also Like

More From Author