Drs. Sutrisno, MSc, Penyedia Kebutuhan Teknologi Modifikasi Cuaca

Jika bertanya pada pilot berapa jam terbang itu sudah biasa. Tapi, bertanyalah pada Drs. Sutrisno, MSc. Selama masa tugasnya di Balai Besar Teknologi Hujan Buatan (BBTMC), Sutrisno sudah menjalani sekitar 400 penerbangan dengan rata-rata dua jam dalam satu kali penerbangan penyemaian awan.

Ada pengalaman tidak terlupakan bagi pria kelahiran Grobogan, 7 Mei 1964 ini, waktu pertama kali menjadi flight scientist. “Saat memasuki awan untuk dilakukan penyemaian, karena belum pengalaman, pesawat berguncang keras dan kepala sempat terpentok-pentok kabin pesawat,”ungkapnya.

Tugas flight scientist hingga kini masih dijalani Sutrino, kendati lebih dari 25 tahun bekerja. Selepas menamatkan sarjana pada 1990, Sutrisno langsung diangkat menjadi pegawai BBTMC-BPPT pada 1990. Kemudian melanjutkan S2 di Universitas Hiroshima Jepang jurusan Biologi Kelautan dan menyabet gelar master pada 2006.  

Sutrisno mengawali pengalaman “mengudara”  saat tugas penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan sebagai data analis dan flight scientist rentang 1990 – 2009.

Hampir bersamaan, ayah dua orang putri ini, juga ditugaskan penerapan TMC untuk menanggulangi kebakaran hutan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan (2006 -2009).  Penerapan TMC sistem flare di Sulawesi Selatan (2007-2009), penerapan TMC di Malang (1997-2007).        

TMC untuk pengisian waduk Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur Jawa Barat, waduk Gajah Mungkur, Kedung  Ombo dan Sempor di Jawa Tengah, waduk Maninjau dan Singkarak serta waduk Riam Kanan Kalimantan Selatan, PLTA Bakaru Sulawesi Barat, serta di waduk Koto Panjang.  (1992-2009).

Pada 2010-2016, Sutrisno didapuk menjadi Koordinator Lapangan pelaksanaan TMC untuk meminimalisir dampak banjir di DKI Jakarta, dan juga beberapa kegiatan TMC untuk mengurangi dampak bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.         

Jabatan structural ditumpukan pada Sutrisno sebagai Ketua Kelompok Hidrologi dan Lingkungan (2010-2015). Kemudian tahun berikutnya, menjabat sebagai   Kepala Seksi Pengelolaan Data (2015 – 2016), dan saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan Teknologi.  Sementara jabatan fungsional sebagai Perekayasa Madya sejak 2010.  

Dalam perjalanan karirnya, Drs Sutrisno, Msc, menyabet penghargaan dari Presiden RI, yaitu Satya Lencana Karya Satya 10 tahun (2000), Satya Lancana Karya Satya 20 Tahun (2010), serta Satya Lencana Wira Karya sebagai  Pegawai Teladan BPPT(2015).           

Sejak,  3 Mei 2019 pada Raker BB-TMC di Subang, Sutrisno ditunjuk sebagai Ketua Tim Marketing BB-TMC, untuk mensosialisasikan TMC untuk berbagai kepentingan seperti TMC untuk peningkatan produksi pertanian,  TMC untuk PLTA dalam rangka meningkatkan produksi listrik dan blue energy serta TMC untuk bencana hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan karhutla).

Sutrisno juga ditugaskan sebagai Kepala Program Peningkatan Kapasitas Armada Penjinak Bencana Hidrometeorologi, bersama Troika dan Managemen BB-TMC mendirikan OC91 BB-TMC. OC91 BB-TMC akan mengelola pesawat-pesawat terbang BBTMC, yaitu Piper Chaynne PK-TMC dan Cassa 212-200 yang sebelumnya dikelola oleh pihak ketiga. “Saat ini OC91 BB-TMC telah lengkap dengan crew, sarana dan prasarananya yang sudah bisa mengoperasikan pesawat BB-TMC untuk pelayanan TMC,” ujar Sutrisno.

You May Also Like

More From Author