Tidak banyak masyarakat tahu, Veteriner memiliki dampak pada ketahanan pangan bahkan aplikasi dibidang ini turut menyumbang pencapaian kesejahteraan manusia. Veteriner atau ilmu kedokteran hewan ditekuni Indrawati Sendow selama puluhan tahun. Saat ini, wanita kelahiran 14 Juli 1959 ini bertugas di Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet), Departemen Virologi Kementan yang dijalani sejak 1982.
Indrawati Sendow mengenyam pendidikan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi dengan meraih gelar MSc dari James Cook University, Townsville, Australia. Buah kerja kerasnya membuahkan deretan penghargaan. Diantaranya Oetoyo Award, sebagai Ilmuwan Yunior Produktif (2001), Loebis Award, sebagai Produktif Senior Scientist (2003), Biosafety Hero Award (2011) yang diberikan oleh Federasi Internasional Federasi Biosafety Association (IFBA), di Bangkok, Thailand.
Tahun yang sama menyabet penghargaan Kementerian Pertanian sebagai Peneliti Senior Luar Biasa (Peneliti Utama Berprestasi). Penyerahan dilaksanakan di Tenggarong, Kalimantan Timur, yang diberikan oleh Menteri Pertanian pada 22 Juni 2011. Indrawati juga menyabet Elizabeth R Griffin Lecture Series Award dari Elizabeth R Griffin Foundation, di Anaheim, Los Angeles, AS pada “ABSA Conference” 1 November 2011
Keahliannnya di bidang veteriner, Indrawati pernah ditunjuk sebagai anggota Ad Hoc untuk biosafety dan biosecurity OIE (World Organization for Animal Health), dalam menetapkan Bab Standar 1.1.4, Judul “Biosafety and Biosecurity: Standar untuk Mengelola Risiko Biologis di Laboratorium Veteriner dan Fasilitas Hewan” OIE Paris rentang waktu 2014-2015.
Juga sebagai wakil mitra nasional Penyakit Hewan Lintas Batas kerjasama FAO (Food and Agriculture Federation bersama IAEA (International Atomic Energy Agency) dari 2012-2016.
Anggota Komite Teknis tentang pembentukan SMBL, ISO 17021 di BSN / KAN- Lembaga Sertifikasi Nasional- Badan Akreditasi Nasional (2015-2016). Anggota Komite Teknis tentang pembentukan SMBL, ISO 8034 BSN / KAN- Lembaga Sertifikasi Nasional- Badan Akreditasi Nasional (2015-2017).
Indrawati juga pernah tercatat sebagai tim ahli untuk penelitian khusus tentang vektor dan waduk (RISKUS VEKTORA) di Indonesia di wilayah Salatiga yang digagas Kementerian Kesehatan (2014-2017).
Bahkan beberapa kali terlibat sebagai penyidik pada proyek penelitian tentang penyakit Arboviral. FAO / IAEA, Austria (1986-1992), penyidik pada proyek “Penelitian Arbovirus di Indonesia”. ATA 219, NARCS dan AQIS, Australia ( 1991-1997). Posisi penyidik juga pada beberapa proyek tentang penyakit virus, serta penyidik pada proyek survailance dan deteksi infeksi virus Hendra dan Nipah pada babi dan kelelawar buah Pteropus spp. di Indonesia, dengan melibatkan Departemen Industri Primer, Brisbane Australia dan AB CRC, Australia (2004, 2007, 2010). Kemudian dikelola Indonesia melalui pendanaan APBN oleh Kemenristek (2009, 2012. 2013, 2015). Juga Laboratorium Kesehatan Hewan Australia, Australia sejak 2004.
Indrawati juga bertugas untuk meningkatkan level laboratorium BSL2 ke BSL3 Lab (Zoonosis Lab) di IRCVS (2006-2007) dan merancang dan membangun lab modular BSL3 (2007-2009)
Saat ini, Indrawati Selain itu juga tercatat sebagai anggota Tim Proyek “Pengembangan dan Pengujian Studi Kasus Berbasis Sastra untuk Memperkuat Satu Jaringan Penelitian Kesehatan di Indonesia” dengan Griphon Scientific pada 2018 untuk mengatur kerja serologis pada kuda guna mendukung proyek Indonesia untuk Equistrian Asian Games XVIII ( 2018).