Tidak ada yang sulit bagi Dr Sri Usmiati Spt, MSi. Saat pimpinan menugaskan membuat starter keju lokal untuk proyek olahan susu di Sumatera Barat, Sri Usmiati tidak butuh waktu lama meracik senyawa bakteri dan menghasilkan starter baru. Padahal, selama ini belum ada starter lokal yang diproduksi dan pembuatan keju masih menggunakan starter yang diimpor dari Kanada, Belanda atau negara-negara Eropa lain yang bukan muslim.
Sri Usmiati ditunjuk sebagai koordinator pembuatan starter kering pada 2017. Dia berkutat pembuatan starter untuk pengolahan produk berbasis susu. “ Proses fermentasi sudah banyak, untuk tahu, tape singkong dan lainnya. Tinggal bagaimana membuat starter untuk membuat keju,” ujarnya disela-sela acara beberapa waktu lalu.
Menyelesaikan pendidikan sarjana ilmu ternak di Universitas Padjadjaran pada 1994, dan melanjutkan jenjang magister di Institut Pertanian Bogor pada 1998. Baru-baru ini, Sri Usmiati menyelesaikan pasca sarjana (S3) prodi teknologi industri pertanian IPB.
Pengalaman di berbagai bidang selama berkarir sebagai peneliti, diantaranya pengembangan agroindustri aneka tepung dari bahan pangan sumber karbohidrat lokal (2003), penelitian dan pengembangan teknologi pengolahan pangan berbasis sagu, sukun dan labu kuning (2004) serta penelitian perbaikan mutu dan keamanan pangan susu di tingkat peternak dan koperasi susu yang dilaksanakan rentang 2004-2005.
Sri Usmiati juga melakukan penelitian teknologi pengolahan daging kerbau (2005) serta pengembangan agroindustri terpadu berbasis pengolahan kulit bulu dan daging kelinci eEksotis (2005-2006).
Pemanfaatan kacang tunggak untuk produk tempe juga dilakukannya pada 2006. Penelitian lain, yaitu perbaikan mutu lada (2006-2007), teknologi produksi bakteriosin sebagai biopreservatif untuk mengendalikan kontaminan daging dan produk daging (2007-2008)
Di Sumatera Barat, sebelum membina peternak mengolah keju, Sri Usmiati telah melakukan perbaikan proses dan pengemasan dadih sebagai probiotik dengan daya simpan sampai 20 Hari pada 2009.
Tahun yang sama juga meneliti formulasi biopreservatif berbasis bawang putih untuk memperpanjang masa simpan karkas ayam (48 Jam) pada suhu ruang , dan membuat formulasi tepung komposit berbasis labu kuning untuk makanan bayi kaya Beta-Karoten (Minimal 75 ppm) dengan daya cerna lebih dari 50%.
Puluhan karya tulis ilmiah dihasilkan, baik perseorangan maupun kerjasama dengan rekan sejawatnya untuk publikasi seminar maupun buku.