Saat ini, Lapan tengah mengembangkan teknologi kedirgantaraan untuk mendukung penanggulangan bencana di Indonesia. Kepala Biro Kerjasama dan Humas Lapan, Agus Hidayat, memaparkan,” Lapan tengah mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) untuk memantau dan mitigasi becana di Indonesia, salah satunya dengan memotret kondisi Gunung Merapi di Yogyakarta sekitar 2000 meter dari permukaan laut beberapa waktu yang lalu.”
Selain itu, pesawat UAV juga digunakan untuk memantau banjir DKI Jakarta pada awal tahun 2013 kemarin dan juga memantau kondisi kebakaran hutan. UAV buatan LAPAN ini telah tercatat pada rekor MURI pada 2 Juni 2013 sebagai pesawat terbang tanpa awak dengan jarak tempuh 200 km.
Kepala Bidang Afionik Lapan Ari Sugeng menambahkan, “UAV pun terus mengalami penyempurnaan. Ke depan, UAV diharapkan bisa memantau ilegal fishing, survei daerah perbatasan dan lainnya.”
“Jarak Jangkau Tipe UAV LSU-02 akan terus ditingkatkan menjadi 400 km, dengan bentang sayap 5,5 m dan mampu mengangkut beban hingga 30 kg.” Ari menambahkan di kantor Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Lapan, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur.(25/7)
Sejauh ini LAPAN telah menerapkan teknologi penginderaan jauh, dengan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai instansi prioritas pengguna teknologi. LAPAN juga menyediakan data melalui SIMBA (Sistem Informasi Mitigasi Bencana Alam), sistem quick response kebencanaan, dan berbagai hasil riset pemanfaatan pengideraan jauh.
Draft naskah kerja sama antara LAPAN dengan BNPB untuk mitigasi bencana di Indonesia saat ini tengah digodok dan diharapkan rampung dalam waktu dekat, “ungkap Agus Hidayat mengakhiri press tour yang digelar atas kerjasama Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mapiptek) dan LAPAN. (ap)
