BPPT Dukung Penerapan Early Warning System di TV Digital

Tingginya potensi bencana di Indonesia harus diantisipasi dengan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS), sehingga korban jiwa bisa diminimalisir. Salah satu media yang bisa digunakan dalam penerapan sistem peringatan dini bencana adalah televisi (TV) digital.

Untuk itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mendorong penerapan EWS pada siaran TV digital di Indonesia.

Menurut Kepala BPPT Unggul Priyanto, TV digital memiliki keunggulan karena dalam satu kanal terdapat 8010 siaran. “Sementara, TV analog hanya memiliki satu siaran untuk satu kanal,” ungkapnya di acara Seminar Nasional Penerapan Sistem Peringatan Dini pada Siaran TV Digital di Indonesia di Auditorium BPPT, Jakarta (10/6).

Kepala BPPT menambahkan, untuk mengaplikasikan EWS diperlukan suatu teknologi yang bisa menyampaikan pesan secepat mungkin sebelum terjadinya bencana alam pada lokasi tertentu. Selama ini, banyak teknologi kebencanaan berbasis TIK di Indonesia merupakan produk asing, sehingga biaya menjadi tinggi.

“Hal itu menjadi tantangan besar bagi BPPT, khususnya Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi (PTIK-BPPT). Dengan munculnya sistem digital teresterial free to air di Indonesia telah memberikan satu alternatif TIK bagi BPPT untuk pengembangan teknologi kebencanaan.” ujar Unggul.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Pariatmono berharap instansi-instansi terkait bisa bersama-sama mendorong fitur EWS ini untuk masuk ke pasar dan bermanfaat bagi masyarakat.  “Teknologi terbaik adalah teknologi yang sudah menjadi sebuah produk dan dapat dirasakan manfaatnya,” lanjutnya.

Pariatmono menambahkan, EWS yang baik harus bisa memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.  Penyampaian informasi harus cepat sehingga dapat mencegah jatuhnya korban yang lebih banyak serta kerusakan yang lebih besar. Informasi tersebut harus sampai ke setiap individu dan isi informasinya dapat dimengerti. Tak kalah penting, informasi harus diikuti dan dipatuhi oleh yang mendapatkannya.

Ia meyakini media televisi bisa menyelamatkan banyak orang, seperti saat tsunami Mentawai beberapa tahun silam. Fitur EWS yang diterapkan pada stasiun TV sudah sangat tepat untuk mencegah banyaknya kerugian dari sebuah bencana. “Ke depan diharapkan BPPT mulai melakukan penelitian untuk menyampaikan EWS ke perangkat ponsel,” kata Pariatmono.

Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK-BPPT), Hammam Riza, menyampaikan pelayanan teknologi EWS yang diberikan BPPT merupakan bentuk dukungan terhadap implementasi penyiaran TV Digital di Indonesia.

 

“Sistem peringatan dini bencana sebagaimana tercantum pada Permen Kominfo No.3 Tahun 2014 merupakan regulasi yang sangat penting bagi proses migrasi TV digital di Indonesia. Karena itu BPPT sangat mendukung dan berpartisipasi dalam proses penerapan fitur peringatan dini pada siaran tv digital ini,” ungkap Hammam. Sumber humas BPPT

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author