BRIN – UIN Sunan Ampel Kembangkan Enzim Ekstremofil

Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) Organisasi Hayati Lingkungan (ORHL) bersama Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) menjalin kerja sama riset Pengembangan Teknologi Enzim Yang Bersumber Dari Habitat Ekstremofil.

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dilaksanakan oleh Kepala PRMT ORHL BRIN Ahmad Fathoni dengan Dekan FST UIN Sunan Ampel Asep Saepul Hamdani di Amphiteather Fakultas Sains dan Teknologi, Kampus UINSA 2 pada Jumat (10/11/2023).

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UINSA Asep Saepul Hamdani mengatakan selama ini para dosen hanya berkutik pada administrasi terkait akreditasi. Risetnya belum maksimal karena kendala pendanaan, serta waktu melakukan riset tidak seperti di luar negeri yang dosennya mempunyai waktu 1 semester fokus untuk riset.

“Melalui kerja sama ini, kegiatan riset para dosen bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan fasilitas riset yang ada di BRIN, terutama di Pusat Riset Mikrobiologi Terapan,” kata Asep Saepul.

Kepala PRMT-BRIN Ahmad Fathoni menyampaikan lebih detail mengenai skema-skema yang ada di BRIN, seperti mobilisasi riset dan fasilitas riset untuk memperkuat kolaborasi Pusat Riset Mikrobiologi Terapan dengan UINSA.

“Melalui kerja sama dengan UINSA terkait enzim ekstremofil, pengembangan enzim polimerase untuk riset bioteknologi bisa mempercepat hilirisasi dan industrialisasi enzim di Indonesia. Karena selama ini enzim ekstremofil masih impor,’’ ungkap Fathoni.

Ia menjelaskan tujuan kerja sama riset dan inovasi ini ialah untuk mengeksplorasi mikroorganisme ekstremofil indigenous Indonesia, menemukan dan mengembangkan enzim dari habitat ekstremofil, dan mengimplementasikan teknologi enzim dari ekstremofil yang dikembangkan oleh BRIN maupun FST UIN Sunan Ampel.

“Diharapkan dari kerja sama ini adalah Prototipe enzim yang nantinya dapat dikembangkan oleh kalangan industri dan dimanfaatkan untuk kemajuan sektor industri di Indonesia,’’ ucap Fathoni

Pemanfaatan Enzim Ekstremofil

Dalam kesempatan itu, Ketua Kelompok Riset Rekayasa Enzim Ekstremofil Fina Amreta Laksmi mengutarakan bahwa kolaborasi riset BRIN dengan kampus dalam pengembangan riset enzim yang bersumber dari habitat ekstrem dapat segera diakselerasi dan lebih dikenal. Harapannya ke depan dapat terbentuk asosiasi yang beranggotakan ahli pada bidang enzim, yang sekarang masih terbatas jumlahnya di Indonesia.

Fina menerangkan bahwa enzim yang ditemukan dalam ekstremofil biasanya lebih stabil pada suhu tinggi, dan tahan terhadap proteolisis. Sehingga menjadikannya kandidat ideal untuk aplikasi di industri secara langsung.

Ia menjabarkan ekstremofil adalah organisme yang telah beradaptasi untuk berkembang di area ekologi yang pada umumnya tidak dapat dihuni oleh mikroorganisme lain.

Mikroorganisme ini beradaptasi melalui sistem genetik dan metabolismenya untuk dapat berkembang dalam kondisi yang tidak bersahabat. Enzim-enzim yang diisolasi dari mikroorganisme ekstremofil disebut juga ekstremozim. Envim ini memiliki karakteristik dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang ekstrim.

‘’Mengingat enzim yang digunakan di industri diharapkan memiliki ketahanan yang tinggi pada kondisi proses industri yang keras. Dengan demikian pemanfaatan ekstremozim dari mikroorganisme ekstremofil ini dapat menjawab tantangan dari masih terbatasnya penggunaan enzim di industri,’’ terang Fina.

Menurutnya Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal memiliki biodiversitas yang tinggi. Hal ini dapat menjadi modal untuk eksplorasi kekayaan mikroorganisme yang ada di Indonesia, salah satunya adalah mikroorganisme ekstremofil. Eksplorasi kekayaan mikroorganisme tersebut dapat dilakukan pada situs vulkanik dan sumber air panas, dasar samudra serta laut-laut Indonesia.

‘’Dari ekstremofil lokal Indonesia ini diharapkan dapat ditemukan dan dikembangkan novel enzymes yang berperan penting dalam industri, sehingga pada akhirnya diharapkan pengembangan ekstremozim lokal tersebut dapat memberikan kontribusi untuk membangun industri enzim di Indonesia,’’ harap Fina.

Bersamaan dengan itu turut hadir Ketua Pusat Studi Lingkungan dan Kebencanaan Moch Irfan Hadi, mengucapkan bahwa kerja sama ini memberikan banyak peluang civitas akademik FST UINSA baik dosen maupun mahasiswa. Selain itu, kerja sama membuka peluang untuk bisa menikmati fasilitas terkini yang ada di BRIN.

‘’BRIN mempunyai banyak skema pendanaan baik untuk riset maupun mobilisasi, sehingga cita-cita pak presiden meningkatkan kualitas SDM riset bisa tercapai,’’ pungkas Irfan. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author