Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali berhasil memasang satu sistem buoy tsunami di Selatan Bali (Buoy DPS) pada 12 April 2021 pukul 20:30. Saat ini, Buoy DPS sudah bisa mengirimkan data tinggi muka air laut ke stasiun penerima data (Read Down Station) di InaTOC BPPT (Indonesia Tsunami Observation Center), Jakarta menggunakan media satelit.
Pemasangan Buoy DPS ini dilakukan dengan wahana Kapal Riset (KR) Baruna Jaya III yang dikelola oleh Balai Teknologi Survei Kelautan (Balai Teksurla) BPPT. Pemasangan Buoy Tsunami Selatan Bali ini berhasil dilakukan setelah dua hari kejadian gempa bumi di Samudera Hindia tepatnya daerah Selatan Malang pada 10 April 2021.
KR Baruna Jaya III BPPT berhasil menempatkan Buoy DPS dengan ocean bottom unit (OBU) pada kedalaman 4282,5 m, posisi 115°12’37.52 E, 9°44’22.38 S serta pada jarak 112 km dari Kota Denpasar, Bali.
Pemasangan dan operasionalisasi buoy tsunami Selatan Bali ini merupakan keberhasilan yang ketiga, setelah pemasangan di Selatan Malang (8 Maret 2021) dan Selatan Selat Sunda (21 Maret 2021).
Kepala BPPT Hammam Riza mengungkapkan keberhasilan pemasangan dan operasionalisasi Buoy DPS menunjukkan keseriusan dan komitmen BPPT dalam menyediakan sistem pemantauan tinggi muka air laut untuk tsunami di 11 lokasi perairan Indonesia pada 2021 dan sebanyak 13 lokasi hingga tahun 2024.
Hammam menganggap program deploy Buoy yang telah berjalan sejak tahun 2020 merupakan sebuah keniscayaan dalam membangun sistem mitigasi bencana terintegrasi di Indonesia. Data dari Buoy akan menjadi bagian dari Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Early Warning System/InaTEWS) dalam verifikasi informasi kejadian tsunami kepada masyarakat yang dikirimkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Ketiga Buoy yang telah di-deploy ini merupakan inovasi hasil pengembangan BPPT dan diproduksi oleh PT PAL dalam proses hilirisasi teknologinya. Beroperasinya Buoy DPS membuat Kepala BPPT yakin ekosistem industri nasional dapat terwujud di sektor kebencanaan, terlebih dalam mendukung kemandirian teknologi.
Hammam berharap ketiga Buoy yang telah beroperasi ini, dapat memberikan informasi bencana tsunami yang lebih cepat sehingga masyarakat memiliki waktu yang cukup untuk menyelamatkan diri.