BPPT Bangun Sistem Pendeteksi Dini Tsunami Berbasis Kabel Optik di Mentawai

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Tim Kapal Riset (KR) Baruna Jaya III – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) saat ini sedang merecovery kabel CBT (Cabel Based Tsunameter) lama dan mendeploy kabel CBT baru di Perairan Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Pengembangan teknologi CBT hibrid ini bertujuan membangun sistem pendeteksi dini tsunami berbasis kabel optik bawah laut.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, pengembangan teknologi CBT hibrid ini merupakan Kerjasama antara BPPT-Pittsburgh University USA, Woods Hole Oceanography Institute USA, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Andalas.

“Inovasi teknologi ini merupakan upaya untuk membangun sistem peringatan dini tsunami dengan pendekatan teknologi baru yaitu kombinasi antara kabel optik dan tanpa kabel (Hybrid CBT) dalam sistem komunikasi dan pengiriman data,” tutur Hammam melalui video conference pada Sabtu (25/7/2020).

Video conference tersebut terhubung langsung dengan KR Baruna Jaya III yang sedang merecovery kabel CBT lama dan mendeploy CBT baru untuk teknologi pendeteksi tsunami. Teknologi ini, terangnya, akan menggunakan kabel sejauh 7 kilometer. Pada ujung kabel terdapat sensor untuk menerima gelombang akustik dan sensor dasar laut untuk mendeteksi aktivitas gelombang laut hingga kedalaman 25 kilometer.

Jika teknologi ini berhasil, maka inovasi ini akan menjadi salah satu metode yang akan digunakan dalam membangun teknologi pendeteksi dini gempa dan tsunami bukan hanya di Indonesia tetapi global. “Ini akan memberikan kontribusi yang luar biasa besar bagi penguatan super program BPPT yaitu pembangunan sistem peringatan dini tsunami yang diemban BPPT sebagai bagian dari penugasan nasional,” terangnya.

Untuk mendukung super program tersebut, BPPT sedang melakukan proses transformasi digital di seluruh unit-unit kerja. Proses transformasi digital juga dilaksanakan di seluruh KR Baruna Jaya yang dikelola BPPT termasuk proses otomatisasi seluruh sistem di kapal seperti sensor dan indikator mesin-mesin kapal, sistem navigasi, logistik cair maupun basah dan lain-lain.

Dengan digitalisasi ini, kapal-kapal riset yang beroperasi di laut dapat dikontrol dan dipantau langsung oleh Kepala Balai Teksurla, Deputi TPSA dan Kepala BPPT. Menurut Hammam, pada 2020, pihaknya fokus pada otomatisasi KR Baruna Jaya III untuk mendukung operasi deployment/recovery dan pemeliharaan Ina TEWS Buoy maupun CBT.

Selain untuk mendukung ship operation management, melalui transformasi digital diharapkan operasi akuisisi/pengambilan data di atas KR Baruna Jaya BPPT akan dapat dilakukan secara online dan langsung dikontrol di command center di kantor BPPT oleh para engineers.

“Hal ini akan menjadi salah satu inovasi BPPT untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kami kepada para klien/pengguna armada KR Baruna Jaya – BPPT. Ini juga akan menjadi inovasi transformasi digital yang dapat digunakan oleh kementerian/lembaga lain ataupun operator kapal-kapal niaga untuk mendukung ship operation manajemen mereka,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author