Menguak Sejarah Tsunami Besar di Pantai Selatan Jawa dari Mitos Ratu Kidul

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dari sudut pandang geomitologi, mitos atau cerita rakyat merupakan sebuah metafora yang menceritakan sebuah kejadian riil di masa lalu yang dibungkus atau dimaknai dengan kepercayaan masyarakat pada saat itu. Mitos Ratu Kidul, misalnya, diyakini adalah metafora pernah terjadi gelombang besar di pantai Selatan Jawa.

Beberapa waktu lalu, masyarakat terutama yang berdomisili di daerah pesisir selatan Jawa dikejutkan oleh berbagai pemberitaan akan terjadinya gempa bumi berkekuatan 8,8 SR yang diikuti tsunami setinggi 20 meter di pantai Cilacap, Yogyakarta, sampai Jawa Timur. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan pernyataan agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing isu yang beredar. Namun zona megathrust selatan Jawa memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum 8,8 yang perlu diwaspadai dengan upaya mitigasi struktural dan non struktural.

Salah satu yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah melakukan pelacakan jejak tsunami masa lalu di pantai Selatan Jawa. Selain melalui penggalian deposit tsunami, peneliti paleotsunami LIPI, Eko Yulianto melacak keberadaan tsunami pada masa lalu melalui kisah-kisah dongeng dan mitos. Metode ini dikenal sebagai geomitologi dengan keyakinan bahwa mitos-mitos kerap menyimpan informasi tentang suatu peristiwa pada masa lalu.

“Prinsip yang digunakan adalah bumi mempunyai siklus untuk peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya apakah itu letusan gunung, tsunami, banjir, gempa, dan sebagainya,” ujar Eko seusai acara Science Movie ScreeningThe Untold Story of Java Southern Sea” di Jakarta pada Rabu (26/7/2019).

Dari sudut pandang geomitologi, lanjutnya, mitos atau cerita rakyat sebenarnya merupakan sebuah metafora yang menceritakan sebuah kejadian riil di masa lalu yang dibungkus atau dimaknai dengan kepercayaan masyarakat pada saat cerita itu dikembangkan kemudian bercampur dengan proses-proses transformasi cerita itu dari waktu ke waktu.

“Pada kondisi demikian, kita tahu dari prespektif geologi bahwa peristiwa alam termasuk di dalamnya ancaman bencana adalah peristiwa yang sifatnya berulang. Kalau bisa membuka bungkus dari cerita rakyat itu maka kita sebenarnya akan menemukan bahwa cerita-cerita rakyat itu merupakan pesan sebuah peristiwa yang boleh jadi salah satunya terkait ancaman bencana di masa lalu, sehingga bisa digunakan untuk kepentingan masa sekarang secara khusus pada upaya pengurangan risiko bencana,” terang Eko.

Mitos Ratu Kidul, misalnya, diyakini adalah metafora pernah terjadi gelombang besar di pantai Selatan Jawa. “Tetapi untuk kebutuhan politik dari Panembahan Senopati yang ingin menjadi raja baru sedangkan dia bukan keturunan langsung raja, maka perlu legitimasi politik yang dikemas dalam bentuk mitos turun temurun,” ujarnya.

Selama ini keberadaan mitos sudah mengakar kuat di masyarakat hanya saja masyarakat belum paham pesan-pesan yang ada di baliknya. “Kalau kita bisa membuka isi pesan atau memberi makna baru pada cerita itu, maka bisa jadi medium penyadaran dan kesiapsiagaan bencana secara mudah untuk masyarakat,” ujar Eko.

Selain melakukan penelusuran dongeng lokal serta penggalian deposit, Eko bersama peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI kini tengah menyiapkan peta rendaman tsunami dalam skala detail 1:10.000. “Peta topografi yang paling detail di Indonesia skalanya baru 1:25.000 dan itu pun hanya melingkupi wilayah Jawa. Di luar wilayah Jawa, skalanya lebih tidak detail,” terangnya.

Peta tersebut dapat menjadi acuan kuat untuk perencanaan tata ruang wilayah pesisir. “Dari peta tersebut akan bisa dipetakan data dasar ancaman tsunami seperti daerah yang tergenang sehingga bisa dihitung risiko dan direncanakan upaya pengurangan risikonya.

Peta ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2020 mendatang dengan tahap awal di 12 daerah yang memiliki kerentannan tinggi seperti Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Kebumen, Yogyakarta, dan Pacitan. “Perlu segera dipikirkan strategi pengurangan risiko oleh pemerintah daerah dengan efek pembangunan di jalur Selatan Selatan Jawa,” tutup Eko.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author