TechnologyIndonesia.id – Kerabat Pencinta Alam (KPA) didukung oleh Dewan Harian Nasional 45 dan Lions Club Kalingga menggelar “Lokalatih Sigap buat Selamat” dari bencana yang semakin sering terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, pada hari Sabtu (11/01/2025) di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat.
Lokalatih dalam rangka mengasah keterampilan masyarakat agar tangguh dalam memitigasi bencana ini menghadirkan narasumber Bill Marsden dari USAid bagi Komunitas Urban untuk Aksi Tangguh (KUAT) dan Ivahn Badai fasilitator utama KPA.
Melalui lokalatih ini, para petualang KPA mengajak generasi muda yang mempunyai minat, pemikiran dan idealisme yang sama dalam mencintai alam, lingkungan beserta kehidupan sosialnya memilih untuk berkegiatan kreatif yang urgensi dilakukan bersama para pegiat lainnya di masyarakat.
Penanggung Jawab Lokalatih Kebencanaan KPA, Elshinta Suyoso-Marsden mengatakan bahwa kemitraan antara KPA dengan Dewan Harian Nasional 45 dan Lions Club Kalingga berakar dari kesamaan program kebencanaan yang dicanangkan oleh masing-masing institusi.
“Setiap lembaga memiliki visi, misi dan tujuan yang independen namun yang bersentuhan bila kita dalam bahaya bencana,” terang Elshinta melalui keterangan tertulis pada Sabtu (11/01/2025).
Ia menyampaikan bahwa bencana yang terakhir terjadi kebakaran di Amerika Serikat semakin membuka mata kita bahwa ‘tamu tidak diundang’ apa pun bentuk dan sifatnya tidak terelakkan.
“Bahkan di sebuah negara, kota dan lingkungan yang terkenal, tertata baik dan kaya pun tidak terhindar dalam cekaman marabahaya sebuah bencana,” imbuhnya.
Untuk itu, kepedulian terhadap masyarakat dengan melatih diri dan mengasah keterampilan dasar penyelamatan diri, kesiapan mental, dan membangun komunitas yang tangguh adalah sejalan dengan kita yang tinggal menetap dan hidup di negeri cincin api Pasifik yang subur dan tinggi biodiversitasnya, akan tetapi rawan terhadap gempa, letusan gunung, tsunami, dan anomali cuaca.
Menurutnya, perubahan iklim dan perilaku kita terhadap lingkungan hidup mengambil bagian signifikan dalam menambah risiko bencana bagi masyarakat yang tinggal dengan kita. “Mereka adalah teman kita mendaki, menyelam dan melakukan perjalanan jauh menjelajah alam. Dampak dari bencana alam itu sendiri semakin lama semakin mahal,” lanjutnya.
Berangkat dari sana, lokalatih ini juga akan memapar para peserta untuk mengenal tentang, antara lain: megathrust, likuifaksi, intraslab, dan lain-lain. Pemahaman akan diperkuat dengan simulasi-simulasi penting, seperti Table-Top Exercise (TTX) sehingga dialami langsung dan mengikuti langkah-langkah dalam meresponsnya sesuai kebijakan yang ada dari pemerintah setempat.
Kegiatan ini juga mengawal 50 tahun perjalanan KPA yang berdiri pada 25 April 1975. KPA berharap lokalatih ini dapat mengasah keterampilan dan membentuk pribadi mandiri yang tanggap dan tangguh untuk selamat dari bencana. (Ilustrasi: Dok. BNPB)