BRIN Teliti Sesar Baribis-Kendeng, Sesar Aktif Utama di Pulau Jawa

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Kebencanaan Geologi telah melakukan penelitian sesar aktif utama di pulau Jawa, yaitu Sesar Baribis-Kendeng yang letaknya memanjang dari barat hingga timur dan ada di bagian belakang (utara) busur vulkanik Jawa.

Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Sonny Aribowo mengatakan Sesar Baribis-Kendeng merupakan sebuah sistem sesar yang kompleks dan besar, yang disebut Java Back-arc Thrust.

“Di Jawa Barat, sesar ini melewati Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Purwakarta, Karawang, dan Bekasi. Ada indikasi melalui daerah selatan Jakarta (perbatasan dengan Depok) dan di daerah Bogor,” jelas Sonny dilansir TechnologyIndonesia.id dari laman brin.go.id pada Kamis (13/6).

Sejak 2019, Sonny pernah meneliti di Majalengka, Purwakarta, Karawang, Depok, dan Bogor dengan pendanaan dari LPDP (proyek S3 di Universite Grenoble Alpes), Rumah Program Kebencanaan, dan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN).

“Di tahun ini, Yayasan Skala Indonesia mengadakan Ekspedisi Sesar Baribis, dan saya ikut membantu menjadi narasumber di daerah Subang,” ucapnya.

Sonny mengungkapkan, tujuan penelitiannya adalah mengetahui lokasi jalur sesar aktif-pernah bergerak setidaknya sejak 11 ribu tahun lalu-yang melalui kota-kota padat penduduk, agar kewaspadaan akan bahaya gempa dapat ditingkatkan.

“Selain itu, ketika kita mengetahui ada indikasi aktif dari data geodesi dan seismisitas, perlu dikonfirmasi secara geologi apakah benar aktif atau tidak,” ungkapnya.

Sonny pun menuturkan pada artikel berjudul “Active Back-arc Thrust in North West Java, Indonesia” yang terbit di jurnal Tectonics tahun 2022, Java Back-arc Thrust aktif di segmen Tampomas, sejak sekitar 50 ribu tahun lalu sampai saat ini.

“Jejak morfologi (dari data Digital Elevation Model/DEM, sebagai indikasi awal sesar aktif) Java Back-arc Thrust ini menerus ke arah barat melewati Subang hingga ke selatan Jakarta dan Bogor,” tutur Sonny.

Menurut dia, pengetahuan di mana lokasi sesar akan sangat diperlukan. Tak hanya itu, deformasi yang terjadi di batuan juga perlu dilihat untuk melihat geometri sesarnya.

Sonny berharap, melalui berbagai metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui sumber gempa bumi dengan baik, maka informasi tersebut dapat digunakan oleh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk melakukan langkah mitigasi.

Output-nya bisa berupa artikel ilmiah yang kemudian dapat diterjemahkan ke dalam bahasa sederhana oleh orang-orang dengan spesialisasi mitigasi dan media. Agar masyarakat dapat memahami sumber bahaya gempa bumi,” imbuhnya.

Setelah sumber gempa bumi dapat diketahui, pemangku kepentingan dapat mengatur strategi bagaimana hidup di daerah rawan gempa.

“Dan jika suatu saat terjadi gempa, masyarakat lebih siap. Lebih jauh lagi, jika terjadi gempa dengan magnitudo yang signifikan, tetapi bangunan-bangunan di Indonesia tetap berdiri kokoh, maka riset dan pemanfaatannya dapat dilakukan dengan baik,” pungkas Sonny.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author