Cuaca Penyebab Jatuhnya Merpati?

Pesawat-Merpati-Nusantara-MA-60

Jatuhnya pesawat Merpati jenis MA 60 di Laut Kaimena, Papua Barat Sabtu (7/5) lalu telah menewaskan seluruh penumpangnya. Sebanyak 27 nyawa hilang dan puluhan keluarga yang ditinggalkan hanya bisa meratapi kematian akibat peristiwa nahas tersebut.

Keterangan resmi dari Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Harry Bakti menyebutkan kemungkinan pesawat jatuh akibat cuaca buruk. Pasalnya saat akan landing kondisi disana dalam keadaan hujan.

Keterangan yang sama seperti dikutip Metro TV diungkapkan Kepala Bandara Kaimana, Papua Barat, Gagarin Mulyansah. Kemungkinan jarak pandang pendek dan gelap sehingga menyebabkan pesawat jatuh di laut. Lokasi kejadiannya hanya sekitar 400 meter dari bandara yang berada di dekat laut.

Prosedur pendaratan di Bandara Kaimana cukup unik. Di sebelah kiri landasan pacu terdapat gunung yang cukup tinggi. Pesawat dari Sorong harus naik ke atas melewati gunung tersebut dan melintasi landasan pacu. Kemudian pesawat harus belok ke kiri untuk menempatkan posisi pendaratan di runway 01.

Pilot Merpati sudah komunikasi dengan menara pengawas, mau putar sebelum masuk landasan 01. Namun karena cuaca jelek pilot harus clear landasan dulu, kalau landasan pacunya sudah kelihatan baru bisa turun.

Kontak terakhir pilot dengan menara ATC di bandara adalah pesawat sudah belok ke kiri dan siap untuk mendarat. Namun setelah itu langsung hilang komunikasi.

Pesawat Merpati ini diperkirakan ditching (melakukan pendaratan di air/ laut). Nahasnya pesawat terlalu kencang saat membentur ombak di selat Kaimana yang jaraknya hanya sekitar 600 meter dari landasan.

Mendarat di laut atau di perairan itu ada dua jenis. Kalau bagus tidak akan pecah. Namun jika sewaktu landing, pesawat pecah, bisa langsung tenggelam.

Pesawat Baru Pesawat jenis MA-60 milik PT Merpati Nusantara Airlines yang mengalami kecelakaan di sekitar teluk Kaimana, Papua Barat tergolong baru Pesawat buatan pabrik Xian Aircraft China itu diproduksi pada tahun 2010 dengan serial number pesawat adalah 2807.Pesawat baru menjalani jam terbang 615 jan dan melakukan rotasi penerbangan 764 kali.

Jadi pesawat tersebut belum pernah menjalani perawatan berkala skala besar. Kecuali perawatan harian dan pemantauan 100 jam.

Menurut Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Yurlis Hasibuan, pesawat tersebut sudah memenuhi persayaratan keselamatan di Indonesia dan China.

“Walaupun produk China, namun karena sudah memenuhi standar kelayakan kita yang berarti layak terbang,” ujarnya. Selain di operasikan di Indonesia, pesawat ini juga digunakan di Cina, Myanmar, Kirzigstan, Zambia, Laos dan Filipina.

Faktor cuaca

Dugaan sementara Merpati jatuh karena faktor cuaca. Namun sebenarnya perkiraan cuaca saat ini bukanlah hal tidak bisa diprediksi. Dengan kemajuan teknologi cuaca bisa diperkirakan apakah akan hujan deras, ringan dan seterusnya.

Pemahaman cuaca yang baik diperlukan oleh pihak yang sifat kerjanya mengandalkan faktor alam seperti nelayan. Bahkan penerbangan udara pun tak bisa mengelak dengan cuaca. Ada baiknya di zaman yang sudah serba mudah ini, perkiraan cuaca pun bisa diakses diamanapun juga.

Informasi seperti ini waspada hujan deras disertai kilat/petir dan angin kencang atau prospek cuaca satu minggu ke depan bisa dengan mudah diketahui. Demikian pula hujan lebat dengan intensitas ; 10,0-20 mm/jam atau 50-100 mm/hari yang akan terjadi di wilayah tertentu dapat diketahui seketika.

Seperti disebutkan situs bmkg.go id, prospek 12-13 Mei 2011 di pesisir Barat NAD hingga Sumatera Barat, NAD, Sumatera Utara bagian Utara dan Timur, Sumatera Barat, Riau bagian Utara dan Timur, Kalimantan Timur bagian Utara, Kalimantan Tengah bagian Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan bagian Utara, Sulawesi Barat bagian Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Tengah dan Tenggara, Maluku Utara bagian Utara, Papua Barat serta Papua bagian Tengah dan Utara.

Daerah tersebut diperkirakan akan terjadi hujan deras disertai kilat dan petik serta angin kencang.***

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author