Jakarta, Technology-Indonesia.com – Mobil listrik merupakan kendaraan yang sangat sesuai untuk masa depan. Untuk itu diperlukan kajian terkait komersialisasi, kematangan teknologi, regulasi dan kesiapan infrastruktur, serta jaringan listrik nasional untuk mendukung komersialisasi mobil listrik.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan mobil listrik yang dilatarberlakangi banyak pertimbangan, seperti perubahan global dan dampaknya terhadap iklim dan lingkungan. Karena itu, semua persiapan termasuk regulasi dan riset harus disusun mulai sekarang. Jokowi juga menyampaikan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bisa mengambil peran dalam pengembangan mobil listrik tersebut.
Kepala BPPT, Unggul Priyanto menuturkan bahwa dengan dicanangkannya mobil listrik menjadi program nasional oleh Presiden RI Jokowi, BPPT bekerjasama dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melakukan kerjasama untuk mendukung kemajuan dalam pemakaian Mobil Listrik di Indonesia.
“BPPT telah siap mengembangkan dan melaksanakan pengkajian dan penerapan teknologi mobil listrik. Kami berupaya mengembangkan berbagai purwarupa moda transportasi bertenaga listrik, mulai dari motor, trolley bus, juga mobil listrik,” ungkapnya dalam sambutan Seminar and Exhibition Electric Car, di Auditorium Gedung II BPPT di Jakarta, pada Selasa (31/07/2018).
Seminar ini digelar oleh Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) 78 dan BPPT untuk menyongsong era kendaraan mobil listrik sebagai wahana tranportasi masa depan. Seminar dibuka secara resmi oleh Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, serta dihadiri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Kepala BPPT memaparkan, pihaknya akan fokus agar inovasi terkait mobil listrik ini bisa masuk ke industri, yakni agar motor listrik, baterai dan manufaktur komponen lainnya dapat melibatkan industri dalam negeri. Hal ini menjadi kunci dalam pengoperasian mobil listrik.
Ke depan, BPPT berharap mobil listrik memakai renewable energy sehingga emisi CO2 zero bisa tercapai. Saat ini, sumber listrik masih memakai batu bara. “Logikanya kalau listrik dari sumber panas bumi atau renewable energy lainnya itu perkWh-nya lebih murah dibandingkan dengan menggunakan BBM apalagi efisiensinya juga lebih tinggi,” lanjutnya.
Unggul memprediksi, pada 10 atau 15 tahun ke depan mobil listrik akan menggantikan peranan mobil-mobil BBM karena masalah keterbatasan BBM sebagai bahan bakar fosil yang tidak terbarukan. Menurutnya kapasitas listrik 35 ribu MW masih berlebih sehingga bisa diserap oleh mobil listrik.
Bahkan, Kepala BPPT berharap penggunaan elpiji bisa digantikan listrik untuk peralatan rumah tangga. “Saya pernah menghitung penggunaan kompor listrik dan lain-lain sebenarnya minimal sama dengan elpiji. Daripada elpiji kita impor dan jumlahnya terbatas di dunia ini. Saya menganggap penggunaan elpiji di rumah tangga sebenarnya hanya transisi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Kepala BPPT menegaskan, untuk mewujudkan program mobil listrik ini dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak. Selain itu untuk lebih mendorong industri otomotif di Indonesia agar berinvestasi dengan memproduksi mobil listrik, maka pemerintah juga akan memberikan insentif secara bertahap.
“Diharapkan Indonesia tidak hanya menjadi konsumen dari negara yang sudah memiliki teknologi tinggi, tetapi juga dapat memproduksi didalam negeri bukan saja hanya kendaraannya tetapi juga termasuk baterai bersama dengan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU),” pungkasnya.