Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) akan memaksimalkan penggunaan teknologi dalam menunjang tugas pemberantasan narkoba. Salah satunya melalui penggunaan drone atau pesawat udara nir awak (puna) Alap-Alap buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pengintaian atau pelacakan saat operasi pemberantasan narkoba.
“Selama ini kita pakai manual atau dengan alat-alat yang ada. Sebenarnya kita juga punya drone tapi teknologinya belum canggih,” ungkap Kepala BNN Heru Winarko dalam pembukaan Kongres Teknologi Nasional 2018 di Gedung II BPPT Jakarta, pada Selasa (17/7/2018).
Selain penggunaan Drone, BNN juga akan menjalin kerjasama dengan BPPT di bidang informasi teknologi (IT) serta bidang farmasi dan obat-obatan. Heru menerangkan, selama ini BNN masih tergantung pada peralatan dari luar negeri. Karena itu, ia berharap BPPT dan BNN bisa bersinergi melakukan berbagai penelitian.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan Drone Alap-Alap bisa terbang cukup tinggi hingga 12 ribu feet sehingga sangat efektif untuk memotret aktivitas penanaman ganja atau obat-obat terlarang. Misalkan BNN mencurigai di suatu lokasi terpencil kemungkinan ada informasi penanaman ganja, Drone Alap-Alap bisa diterbangkan untuk mengecek dan memotretnya
“Kalau memakai orang harus naik turun bukit dan tidak mudah menuju lokasi. Kalau ketahuan juga bisa berbahaya. Dengan drone kita bisa dilakukan pengintaian dari jarak jauh,” ungkap Unggul.
Drone Alap-Alap memiliki kemampuan jangkauan terbang 100 kilometer, berat 29 kilogram, lama maksimum terbang 7 jam serta berbahan bakar pertamax. Drone Alap-Alap pernah melakukan pemotretan lokasi penambangan illegal di daerah Bogor tanpa ketahuan.
Drone Alap-Alap juga pernah menjalani misi pemetaan udara Jalur kereta api cepat Jakarta – Surabaya section Cirebon-Tegal. Misi uji coba puna Alap-Alap ini untuk menguji kemampuan kamera mapping atau pemetaan.
“Saat ini, BPPT sedang mengajukan sertifikasi kepada Kementerian Pertahanan agar Drone Alap-Alap bisa diproduksi oleh industri,” kata Unggul.
BPPT juga sedang mengembangkan agar drone bisa digunakan untuk angkatan laut sehingga patroli bisa lebih efektif dan tidak harus menggunakan banyak kapal perang. Patroli cukup menggunakan beberapa kapal, sementara yang melakukan pengawasan adalah drone.
“Untuk drone generasi mendatang, BPPT akan mengembangkan Drone Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang bisa beroperasi 24 jam sehingga lebih banyak coverage yang bisa dipantau tanpa perlu terbang bolak balik,” pungkasnya.