TechnologyIndonesia.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat sebanyak 694.960 penumpang telah memanfaatkan layanan face recognition (FR) selama periode Angkutan Lebaran 2025, yaitu sejak 21 Maret hingga 8 April 2025 pukul 11.00 WIB.
Inovasi ini menjadi solusi efektif dalam mengurai antrean panjang serta mempercepat proses boarding di tengah tingginya mobilitas masyarakat.
Melalui pemanfaatan teknologi face recognition, KAI berhasil menghemat penggunaan 1.655 rol kertas tiket, yang setara dengan efisiensi biaya sebesar Rp24.820.000 selama angkutan Lebaran sejak 21 Maret 2025.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba menyampaikan hal ini menunjukkan kontribusi nyata KAI dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs). Penerapan face recognition menjadi bagian dari transformasi digital KAI yang juga memperhatikan aspek lingkungan.
“Sistem ini menggantikan tiket berbahan kertas dalam proses boarding, sehingga dapat secara langsung mengurangi limbah kertas dan mempercepat waktu pelayanan di stasiun,” ungkap Anne.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 28 September 2022, sistem boarding berbasis face recognition telah digunakan oleh 12.765.680 pelanggan. Sepanjang periode tersebut, KAI berhasil menghemat penggunaan 30.394 rol kertas tiket, setara dengan penghematan pembelian senilai Rp455.917.143.
“Face recognition mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat. Pada 2023, pengguna layanan ini tercatat sebanyak 2.922.780 penumpang, kemudian melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi 7.141.649 penumpang pada 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap teknologi yang disediakan KAI,” tambah Anne.
Tahun ini selama periode 1 Januari hingga 7 April 2025, sebanyak 2.685.469 pelanggan telah menggunakan sistem ini. Dengan jumlah tersebut, KAI kembali mencatat penghematan 6.394 rol kertas tiket atau senilai Rp95.909.607, sejalan dengan semangat efisiensi dan ramah lingkungan perusahaan.
“Sistem face recognition menjadi bentuk nyata komitmen KAI terhadap transformasi layanan berbasis digital dan ramah lingkungan. Inovasi ini hadir untuk menciptakan pengalaman perjalanan yang praktis, aman, serta mendukung keberlanjutan,” tukas Anne.
Saat ini, layanan face recognition telah tersedia di 21 stasiun di berbagai wilayah operasional KAI. Di Daop 1 Jakarta, tersedia di Stasiun Gambir, Pasar Senen, dan Bekasi. Di Daop 2 Bandung di Stasiun Bandung dan Kiaracondong, serta Daop 3 Cirebon di Stasiun Cirebon.
Fasilitas ini juga hadir di Daop 4 Semarang, mencakup Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol, Pekalongan, dan Tegal. Di Daop 5 Purwokerto terdapat di Stasiun Purwokerto dan Kutoarjo, serta di Daop 6 Yogyakarta pada Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, dan Solo Balapan.
Adapun di Daop 7 Madiun, layanan ini tersedia di Stasiun Madiun. Di wilayah timur, Daop 8 Surabaya mencakup Stasiun Surabaya Pasarturi, Surabaya Gubeng, dan Malang, sedangkan Daop 9 Jember di Stasiun Jember, dan Divre I Sumatera Utara di Stasiun Medan.
Seluruh stasiun keberangkatan dengan volume penumpang tertinggi selama Angkutan Lebaran 2025 telah KAI lengkapi dengan layanan face recognition. Dengan begitu, para penumpang dapat naik kereta secara “satset” tanpa antre panjang, bahkan di masa puncak arus mudik dan balik.
“Kami akan terus memperluas jangkauan teknologi face recognition ke lebih banyak stasiun sebagai bagian dari komitmen menghadirkan layanan digital modern. Bagi KAI, efisiensi operasional dan keberlanjutan lingkungan harus berjalan beriringan,” tutup Anne.
694.960 Penumpang Manfaatkan Face Recognition Selama Angkutan Lebaran
