Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Pertamina (Persero) meresmikan dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang berlokasi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina Jalan Lenteng Agung dan MT Haryono, Jakarta.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kepala BRIN) Laksana Tri Handoko menyampaikan apresiasi atas kerja sama BPPT dan Pertamina dalam mengimplementasikan percepatan dalam membangun ekosistem kendaraan bermotor listrik di Indonesia. Pengembangan SPKLU ini merupakan awal yang bagus dalam menciptakan ekosistem dan model bisnis baru terkait dengan energi baru terbarukan.
“Tentu ini awal yang bagus dalam menciptakan ekosistem dan model bisnis baru terkait dengan energi baru terbarukan, yang menjadi keinginan kita dalam mencapai bauran energi baru terbarukan sebanyak 23 persen di tahun 2025,” terang Kepala BRIN pada saat memberikan sambutan pada Peluncuran SPKLU BPPT-Pertamina yang digelar secara daring pada Kamis (5/8/2021).
Hingga saat ini BPPT sudah banyak mengembangkan riset dan inovasi terkait dengan sejumlah sumber energi untuk mendorong berkembangnya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan SPKLU ini akan memberi kontribusi pada ekosistem penggunaan KBLBB di Indonesia. Hal ini karena proyeksi kendaraan listrik ke depan akan meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 20,3 persen per tahun untuk kendaraan berbasis mobil, sedangkan kendaraan berbasis motor laju pertumbuhannya mencapai 18,4 persen per tahun hingga tahun 2050.
“Pendirian SPKLU juga dibutuhkan untuk menurunkan impor bahan bakar minyak (BBM) yang menyedot devisa negara. Implementasi KBLBB akan menurunkan impor BBM terutama impor bensin sebesar 51 juta barel pada 2020 dan 370 juta barel pada 2050. Memang bukan hal mudah mentransformasikan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai karena masih ada hambatan dari segi teknologi, namun inilah yang sedang dialami semua negara secara global,” terang Hammam.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina terus mendukung program-program pemerintah, termasuk dalam pengembangan kendaraan listrik baik di industri hulu dan hilir. Sektor transportasi menyumbang sekitar 23% dari karbon emisi.
Nicke mengatakan, saat ini Pertamina dan BPPT tengah mengembangkan tiga unit SPKLU di mana dua unit diantaranya sudah beroperasi.
“Pertamina sebagai BUMN akan mendukung program pemerintah dengan ikut aktif mengembangkan ekosistem baterai listrik untuk KBLBB. Saat ini Pertamina bersama BPPT tengah mengembangkan tiga unit SPKLU di mana dua di antaranya masih dalam proses merampungkan perizinan. Dua lokasi ini sudah bisa dioperasikan dan bisa digunakan gratis, dan akan dikomersialisasikan setelah perizinan selesai,” jelas Dirut Pertamina.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang ditunjuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) mengatakan tidak mudah membangun industri kendaraan listrik di Indonesia. Moeldoko menyebutkan, untuk mewujudkan industri kendaraan listrik dalam negeri butuh dukungan semua pihak dari lintas kementerian dan lembaga.
Sementara, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan, lokasi baru SPKLU hasil kerjasama BPPT dan Pertamina dinilai cukup strategis karena berdekatan dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang sudah lama beroperasi. Menhub berharap keberadaan SPKLU mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan listrik kedepannya.
Keberadaan SPKLU ini akan menopang pengembangan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Indonesia, dan juga turut mendukung Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 terkait Percepatan Program KBLBB.
Peluncuran SPKLU tersebut juga dihadiri Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana, serta Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi Energi Material (TIEM) Eniya Listiani Dewi.