Badan Geologi Identifikasi Sebaran 47 Komoditas Mineral Kritis

TechnologyIndonesia.id – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2023 berhasil mengidentifikasi sebaran 47 komoditas mineral kritis dan strategis. Dalam proses pengungkapan mineral kritis, Badan Geologi melakukan kegiatan kolaborasi dengan berbagai institusi di luar negeri, diantaranya Korea Institute of Geoscience.

Plt. Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menyampaikan, untuk mendukung transisi energi dan pengembangan energi hijau, Badan Geologi telah melakukan pemetaan sebaran mineral kritis dan strategis sehingga diperoleh jumlahnya mencapai 47 komoditas.

“Di antara mineral kritis dan strategis yang dilakukan penyelidikannya oleh Badan Geologi adalah lithium dan boron,” kata Wafid dalam konferensi pers Capaian Kinerja Badan Geologi Tahun 2023 dan Rencana Tahun 2024 di Bandung, Jumat (19/1/2024).

Penyelidikan mineral lithium menunjukkan beberapa wilayah dengan kadar lithium dan boron yang cukup menjanjikan dan boron di beberapa daerah, diantaranya di Bledug Kuwu, Bledug Cangkring, Jono, Crewek, Kasonga dan Mamuju.

“Kami telah merekomendasikan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Logam Tanah Jarang (WIUP LTJ/REE) yang pertama kali diusulkan di Indonesia yaitu di daerah Mamuju. Ke depan diharapkan akan lebih banyak lagi rekeomendasi yang kami hasilkan untuk mengusuklkan WIUP Tanah Jarang di Indonesia,” tutur Wafid.

Boron adalah komponen penting hydrogen fuel cells yang merupakan energi alternatif untuk kendaraan listrik, boron juga bahan baku dari neodymium-iron-boron (NdFeB) magnet, dan bahan baku untuk Pyrex.

Permintaan Boron naik 30% di tahun 2022 dan akan naik seiring dengan permintaan EV dan industry EBT di tahun-tahun mendatang.

Selain mineral kritis dan strategis, tahun 2023 Badan Geologi melakukan survei hidrogen alami di Indonesia yaitu di Pulau Sulawesi bagian timur karena daerah tersebut memiliki kondisi geologi ideal untuk terbentuknya gas hidrogen alami.

“Dari hasil survei ditemukan rembesan gas hidrogen dengan kandungan 20-35% di daerah Tanjung Api, dan 9% di daerah Bahodopi, juga gas metana abiogenik dan nitrogen dengan konsentrasi signifikan,” imbuhnya.

Wafid mengakui, meski belum dapat ditentukan keekonomisannya, namun hasil survei membuktikan bahwa sistem hidrogen alami ada di Indonesia. Untuk itu, diperlukan studi lebih rinci untuk mengetahui model generation, migration, dan trapping mechanism-nya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author