Indonesia Harus Jadi Motor Penggerak Ekonomi ASEAN

foto humas ristek

Indonesia harus menyiapkan diri dalam menyambut pasar bebas ASEAN. Sebagai bangsa besar, Indonesia seharusnya menjadi motor penggerak ekonomi ASEAN dan mampu mencapai kemandirian di bidang ekonomi.

Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Mohamad Nasir, untuk memperoleh manfaat yang besar dari era Pasar Bebas ASEAN, “mutu” merupakan kata kunci yang harus dimiliki oleh Bangsa Indonesia.

“Menjamin ‘mutu’ dapat diartikan sebagai kemampuan pemerintah dalammemberikan perlindungan bagi publik dan lingkungan. Di saat yang sama, pemerintah mampu memfasilitasi daya saing bagi barang dan jasa, serta sumber daya manusia Indonesia agar diterima di pasar bebas,” kata Menristek Dikti dalam dalam pembukaan Indonesia Quality Expo 2014 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu (12/11/2014).

Senada dengan Nasir, Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Bambang Prasetya mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini jauh lebih berat dan beragam. Banyak produk multinasional dan franchise asing membanjiri Indonesia.

Indonesia tidak boleh terlena untuk tidak menggali potensi dalam negeri. “Banyak potensi dan peluang yang masih dapat dikembangkan. Satu hal yang memprihatinkan adalah Indonesia menghadapi maraknya produk-produk dari luar yang harganya juah lebih murah namun mutu dan keamanannya tidak terjamin,” ujar Bambang.

Dalam menghadapi pasar bebas, dunia telah memberikan memberikan “standard” dan penilaian kesesuaian terhadap penerapan standar (conformity assesment) yang diharapkan menjadi acuan dalam transaksi produk baik berupa barang maupun jasa. Bambang meyakini peran standar, riset, teknologi dan conformity assesment menjadi kunci untuk memenangkan pasar global.

Bambang juga menghimbau kepada masyarakat, agar Indonesia jangan sampai didekte oleh kepentingan global. Sebagai bangsa berdaulat, Indonesia harus menentukan arah keinginannya sendiri. Sebab dalam kontek standard dan penilaian kesesuaian, segala keputusan diambil oleh perwakilan bangsa-bangsa di dunia dengan menyerap berbagai masukan dan keinginan termasuk dari negara berkembang.

Menghadapi hal ini kita sebenarnya malah diuntungkan karena referensi atau acuan mutu telah ditetapkan bersama apakah itu ISO, IEC, Codex, dan standard nasional masing masing setelah melalui saling pengakuan berdasarkan standard yang ditetapkan seperti MRA dan MLA dari ILAC maupun IAF.

Indonesia Quality Expo 2014 akan berlangsung dari tanggal 12-14 November 2014 mengusung tema “Dengan SNI Berjaya di Era Pasar Bebasa ASEAN”. Dalam Peringatan Bulan Mutu Nasional 2014 tersebut ditandatangani Nota kesepahaman Bersama antara Kepala BSN dengan PT Pattindo, Perguruan Tinggi, dan Pemerintah Daerah.

Pada kesempatan ini juga, Menristek Dikti memberikan penghargaan tokoh standardisasi  kepada Gubernur Jawa Timur, Soekarwo; Gubernur Sulawesi Selatan; Syahrul Yasin Limpo; Walikota Tasikmalaya, Budi Budiman; dan Bupati Gunung Kidul; Badingah. sumber www.bsn.go.id

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author