Jakarta, Technology-Indonesia.com – Teknologi penginderaan jauh sangat penting untuk mendukung produktivitas dan daya saing bangsa. Karena itu, perlu ekosistem riset dan inovasi yang kuat untuk peningkatan kapabilitas iptek, mendukung penguasaan dan pemanfaatan data satelit penginderaan jauh.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan hal tersebut saat mengunjungi Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (Pustekdata) dan Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja) milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur (5/3/2021).
“Hal yang terpenting dari teknologi penginderaan jauh adalah bagaimana data yang kita kumpulkan bisa kita arahkan kepada pemanfaatan yang relevan, artinya sesuai dengan kebutuhan pemerintah dan masyarakat. Dengan tiga fokus pelayanan pemanfaatan penginderaan jauh, pertama tentang sumber daya alam baik daratan maupun perairan, kedua terkait lingkungan dan mitigasi bencana, ketiga terkait isu strategis lainnya (perencanaan tata kota wilayah, perbatasan dan lain-lain),” terang Menristek.
Kepala LAPAN Thomas Djamaludin menjelaskan bahwa Kedeputian Bidang Penginderaan Jauh bertugas untuk melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang penginderaan jauh.
“Untuk melaksanakan tugasnya, Kedeputian Bidang Penginderaan Jauh memiliki dua satuan kerja Eselon-II, yaitu Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh dan Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh. Dengan tugas utama Pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) dan Pengembangan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN),” jelas Thomas.
Selanjutnya Thomas menerangkan kemajuan platform penginderaan jauh yang dikembangkan LAPAN, yakni PLATYPUS yang menjadi salah satu Program Riset Nasional (PRN). PLATYPUS LAPAN merupakan inovasi teknologi penginderaan jauh berupa platform layanan digital yang memiliki sistem terintegrasi antara penerimaan data, pengolahan data, dan diseminasi informasi di kementerian dan lembaga, yang mampu mengidentifikasi titik api untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, tata kelola lahan, serta penanggulangan bencana alam dan mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).
Thomas berharap PLATYPUS dapat memberikan dampak yang signifikan untuk mencegah kerusakan lingkungan, mengingat kondisi Indonesia yang berada di wilayah rawan bencana.
Dalam kesempatan yang sama Deputi Bidang Penginderaan Jauh, Orbita Roswintiari memberikan paparan singkat tentang kegiatan Kedeputian Penginderaan Jauh. Otbita menjelaskan Kedeputian Bidang Penginderaan Jauh bertanggung jawab dalam penyelenggaraan penginderaan jauh secara nasional, mulai dari perolehan, penyimpanan, pengolahan, pemanfaatan, hingga distribusi data/diseminasi informasinya.
Dalam kunjungan ini, Menteri Bambang juga meninjau lokasi Bank Data Penginderaan Jarak Jauh Nasional (BDPJN) dan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) untuk membahas PRN PLATYPUS dan mengenal lebih jauh terkait Data Center dan Sistem Penyediaan Data Penginderaan Jauh yang Cepat, Mudah, Aman, dan Populer (SPACeMap). SPACeMAP adalah sistem penyajian data penginderaan jauh untuk monitoring wilayah di provinsi dengan tampilan yang informatif, interaktif, dan user friendly.
Menristek: Teknologi Penginderaan Jauh Dukung Produktivitas dan Daya Saing Bangsa
