Jakarta, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan belajar di luar negeri membuat kita mampu memiliki ilmu yang lebih banyak dan memiliki kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Selain meningkatkan kemampuan berbahasa, belajar di luar negeri diharapkan mampu mengubah diri menjadi global citizenship sebagai salah satu keterampilan yang perlu dikembangkan.
“Kita berharap bisa memiliki lebih banyak ilmu dan tentunya memiliki kemajuan di bidang Iptek. Namun di samping tujuan kita untuk belajar, kita juga perlu belajar dari pengalaman itu sendiri, tidak hanya dalam hal bagaimana berkomunikasi di antara semua negara yang belajar di Amerika Serikat tetapi juga untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Anda serta mencoba mengubah diri anda menjadi global citizenship,” ujar Menteri Bambang saat menjadi pembicara dalam Ignite Indonesia yang diadakan secara daring oleh Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS), Senin (17/8/2020).
Global citizenship di era Revolusi Industri 4.0 dimaknai oleh Menristek/Kepala BRIN sebagai kemampuan berkontribusi di mana pun kita berada. Bakat dan semangat dari American Dreams bisa kita jadikan bekal dalam memberikan sesuatu bagi Indonesia dengan memanfaatkan jaringan yang telah mendunia.
“Global citizenship di era Revolusi Industri 4.0 memiliki makna bahwa pada dasarnya Anda dapat berkontribusi di mana pun Anda berada. Jika Anda memutuskan untuk kembali ke Indonesia dengan bakat dan semangat American Dreams, Anda dapat melakukan sesuatu untuk Indonesia, tentunya dengan memanfaatkan jaringan Anda yang telah mendunia,” jelas Menristek/Kepala BRIN.
Menteri Bambang mengungkapkan bahwa tren riset yang terjadi saat ini yaitu mengenai kolaborasi dan komunikasi yang lebih tinggi. Kita perlu membuat jaringan yang lebih besar sebagai usaha untuk meningkatkan pencapaian pada diri yang tentunya dengan berkolaborasi bersama orang-orang dari berbagai penjuru dunia.
“Riset yang sedang tren adalah tentang kolaborasi dan komunikasi yang lebih tinggi. Jadi, Anda tidak hanya bekerja dengan kolega Indonesia Anda dalam penelitian, tetapi Anda juga harus menggunakan Jaringan besar Anda untuk meningkatkan hasil Anda, berkolaborasi dengan kolega dari belahan dunia mana pun,” ungkapnya.
Menteri Bambang berpesan agar kita membuat sebanyak mungkin jaringan yang lebih besar dengan meningkatkan kemampuan berinovasi, kemampuan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan mengambil keputusan, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
“Tolong perbesar jaringan Anda, buat sebanyak mungkin jaringan yang lebih besar, lalu tingkatkan diri Anda dengan kreativitas dan keterampilan abad ke-21 yaitu inovasi, berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, pengambilan keputusan, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat,” ujarnya.
Di akhir paparannya Menristek menjelaskan selain cita-cita pribadi, tanggung jawab sosial juga dianggap sama pentingnya. Dengan tanggung jawab sosial yang besar setiap orang diharapkan dapat menjadi warga negara yang mampu memberikan kontribusi setinggi-tingginya bagi Indonesia.
“Tentunya cita-cita pribadi Anda sangatlah penting, tapi di saat yang sama tanggung jawab sosial sama pentingnya dengan cita-cita pribadi Anda dan saya percaya dengan tanggung jawab sosial yang sangat besar maka Anda bisa menjadi warga negara Indonesia dengan kontribusi setinggi-tingginya,” tutupnya.
Turut hadir dalam acara ini Chairman of Wantiknas, Ilham Akbar Habibie; Managing Director of The World Bank, Mari Pangestu; Director of the Wahid Foundation and Institute, Yenny Wahid; Former President and COO of EastWest Bancorp, Julia Gouw; dan SVP and Global Head of Marketing at Hewlett Packard, Sonita Lontoh.