Jakarta, Technology-Indonesia.com – Diorama tentang sejarah riset dan inovasi di Indonesia yang berada di lobi kantor pusat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta menjadi sorotan publik. Hal tersebut karena adanya pemberitaan di media massa tentang ‘hilangnya’ jejak BJ Habibie dalam diorama tersebut.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko melalui keterangan tertulis pada Jumat (10/2/2023) menyampaikan bahwa pemberitaan dan interpretasi yang sangat subyektif dari tayangan informasi di diorama lobi kantor pusat BRIN ini sangat disayangkan.
Menurutnya, pemberitaan dan interpretasi tersebut cenderung provokatif, tidak memiliki semangat membangun kebersamaan dan berpotensi memecah-belah generasi muda penerus bangsa.
Padahal B.J. Habibie (alm) diabadikan namanya untuk Kawasan Administrasi (KA) BRIN di Thamrin dan gedung kantor pusat BRIN di dalamnya, selain Kawasan Sains dan Teknologi (KST) terbesar BRIN di Serpong yaitu KST B.J. Habibie.
“Perlu diluruskan bahwa di diorama tersebut jelas terpampang foto Bapak. B.J. Habibie muda dalam ukuran sangat besar berukuran penuh yang sedang memegang pesawat dengan nama beliau yang tercantum sangat jelas,” kata Handoko.
Pada Jumat (10/2/2023) Technology-Indonesia.com berkesempatan melihat diorama di lobi kantor pusat BRIN yang terletak di Gedung B.J. Habibie, Jl. MH Thamrin No. 8 Jakarta Pusat. Gedung B.J. Habibie awalnya bernama Gedung II BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).
Pada 10 Maret 2020, Gedung II BPPT resmi berganti nama menjadi Gedung B.J. Habibie. Sementara Gedung I BPPT menjadi Gedung Soejono Djoened Poeponegoro. Peresmian kedua gedung tersebut dilaksanakan oleh Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro dan Kepala BPPT, Hammam Riza.
Sebuah diorama berjudul Sejarah Riset dan Inovasi Indonesia akan menyambut pengunjung yang memasuki lobi Kantor Pusat BRIN. Desainnya berupa panel-panel dengan ketinggian beragam yang didominasi warna merah putih.
Diorama diawali panel berisi foto seorang pemuda sedang memegang replika pesawat terbang dengan baling-baling depan. Itulah sosok B.J. Habibie Muda.
Di sampingnya ada kutipan/quotes dari Prof. Dr. B.J. Habibie: Dimanapun Engkau Berada selalulah menjadi yang terbaik dan berikan yang terbaik dari yang kita bisa berikan.
Berikutnya adalah panel-panel berisi linimasa Sejarah Riset dan Inovasi Indonesia yang meliputi:
Tahun 1984: Pembentukan Organisasi untuk Penyelidikan dalam Ilmu Pengetahuan Alam (OPIPA)
Organisasi untuk Penyelidikan dalam Ilmu Pengetahuan Alam atau OPIPA dibentuk pada tahun 1984 untuk menggantikan lembaga riset bentukan Pemerintah Hindia Belanda bernama Natuurwetenshappelijke Raad voor Nederlandsch-Indie pada tahun 1928, yang sebelumnya diawali dengan pendirian Kebun Raya Bogor pada tahun 1817. Peristiwa ini menandai awal sejarah IPTEK di Indonesia.
Tahun 1960: Pembangunan Reaktor Nuklir Pertama di Indonesia.
Reaktor berjenis TRIGA Mark II dibangun di Bandung, sebagai reaktor pertama untuk kebutuhan riset bidang nuklir di Indonesia.
Tahun 1964: Peluncuran Roket Kartika-1
Pada 14 Agustus 1964 Roket Kartika-1 diluncurkan di Pantai Pamengpeuk, Garut sebagai roket pertama buatan LAPAN. Indonesia menjadi negara kedua setelah Jepang yang dapat membuat roket sendiri.
Tahun 1995: Penerbangan Perdana Pesawat N-250
10 Agustus 1995 pesawat buatan anak bangsa N-250, terbang perdana dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Peristiwa ini kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas).
Tahun 2002: Undang-Undang Sisnas P3 Iptek
UU Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas P3 IPTEK) dikeluarkan sebagai usaha melakukan lompatan dan mengejar ketertinggalan dari bangsa lain dalam penguasaan IPTEK.
Tahun 2019: Undang-Undang Sisnas IPTEK
Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas IPTEK) yang menjadi landasan hukum pembentukan BRIN.
Tahun 2021: Pembentukan BRIN
Kemenristek/BRIN diubah menjadi menjadi BRIN, dan Kemendikbud menjadi Kemendikbudristek, dan Presiden mengangkat Dr. Laksana Tri Handoko menjadi Kepala BRIN pertama dan dilantik pada 28 April 2021.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia dalam menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran dan keantariksaan yang terintegrasi.
Setelah panel linimasa Sejarah Riset dan Inovasi Indonesia, terdapat panel-panel dengan logo G20. Pada 2022, Indonesia secara resmi memegang Presidensi G20 selama satu tahun penuh.