LIPI Siap Menjadi elemen Inovasi Akar Rumput

Konferensi dunia tentang inovasi akar rumput di Ahmedabad, India pada Januari 2015 mencatat keberhasilan India dalam menelusuri, mendokumentasikan, melindungi dan mempromosikan serta memasarkan secara global inovasi-inovasi yang berasal dari masyarakat.

Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Akmadi Abbas mengatakan bahwa India telah menunjukkan tata kelola inovasi akar rumput yang ideal dan patut dicontoh. Indonesia selama ini masih belum sepenuhnya menggali, menghargai, dan melindungi berbagai inovasi yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa.

“Kita perlu memberi perhatian lebih dan banyak berbenah dalam hal ini. Masyarakat seharusnya ditempatkan sebagai pemeran aktif dalam pencapaian visi pembangunan jangka panjang Indonesia,” ungkap Wakil Akhmadi dalam Lokakarya Inovasi Akar Rumput yang di gelar di LIPI, Selasa (31/3). Lokakarya ini merupakan kerjasama LIPI dengan Honey Bee Network (HBN), National Innovation Foundation (NIF).

Menurut Ahli inovasi akar rumput asal India, Prof. Anil K. Gupta lahirnya Grassroot Innovation (GRI) sendiri tidak jauh dari pemikiran dan gerakan besar Mahatma Gandhi yang berhasil dikembangkan dalam isu kontemporer. “Dengan semangat Gandhian, inovasi dilakukan untuk menyelesaikan masalah riil yang dihadapi, egalitarianism, keterbukaan, serta pembelaan terhadap yang lemah,” tukasnya.

Melalui lokakarya tersebut, Prof. Gupta ingin menularkan semangat inovatornya ke berbagai kalangan. “Yang sangat dibutuhkan adalah perubahan pola pikir yang selama ini menempatkan masyarakat hanya sebagai penerima,” ujar Gupta.

Namun, yang menjadi permasalahan selama ini dalah kurangnya perhatian terhadap hasil-hasil inovasi. Inovasi akar rumput juga menekankan kepada keselarasan dan penghormatan pada alam dalam setiap produk dan wacana yang dimunculkan. “Inovasi tidak harus rumit. Cukup dengan temuan sederhana yang menciptakan efisiensi, siapapun bisa menjadi inovator,” pungkas Anil.

Gupta sendiri merupakan pendiri HBN yang telah hadir di lebih dari 75 negara dengan filosofi ide yang otentik untuk mendukung inovasi akar rumput. Jaringan ini merupakan wadah bagi pemikir-pemikir individu, inovator, petani, ulama, akademisi, pembuat kebijakan, pengusaha dan organisasi non-pemerintah.

Sementara itu, Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Prof. Enny. Sudarmonowati mengatakan Pada dasarnya, program jangka menengah LIPI saat ini memberikan ruang untuk membentuk rangkaian kegiatan berbasis inovasi akar rumput. “Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi tepat guna di daerah,” jelas Enny.

Enny juga menegaskan kesiapan LIPI untuk menjadi elemen dalam inovasi akar rumput. Ia mengapresiasi gagasan Prof. Anil Kumar Gupta yang menempatkan masyarakat sebagai sumber inovasi. “Gagasan seperti ini dapat diadopsi oleh Indonesia dalam mendukung penguatan Sistem Inovasi Nasional (SiNas) dalam menyejahterakan masyarakat,” pungkas Enny.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author