Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pada ulang tahun ke-54, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembali menggelar LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture (SML) XXI dan LIPI Sarwono Award XIX pada Senin (23/8/2021). Kuliah Ilmiah LIPI SML XXI disampaikan oleh Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria. Sedangkan penghargaan LIPI Sarwono Award diberikan kepada peneliti mikrobiologi Endang Sukara dan peneliti oseanografi Dwi Listyo Rahayu.
Ketiganya terpilih sebagai pemberi kuliah ilmiah dan penerima penghargaan karena dianggap secara terus-menerus dan disertai dedikasi yang tinggi melakukan kegiatan penelitian di bidangnya. Keberhasilan mereka juga diakui oleh masyarakat ilmiah dalam memberikan sumbangan pemikiran untuk kebijakan pelaksanaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Acara utama LIPI SML adalah kuliah ilmiah dari seorang ilmuwan, pakar, atau praktisi yang telah memberikan sumbangsih nyata dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Penggunaan nama “Sarwono” untuk mengenang jasa pengabdian Kepala LIPI pertama, Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo dalam membangun ilmu pengetahuan Indonesia.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa kegigihan Sarwono Prawirohardjo telah menjadi landasan yang penting dalam pembangunan riset Indonesia. “Semangat Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo perlu kita miliki dan terapkan dalam bekerja, khususnya bagi para periset. Kita patut bersyukur dan bangga terhadap kegigihan dan dedikasi Prof. Sarwono Prawirohardjo dalam meletakkan pondasi pembangunan dan ekosistem lembaga ilmu pengetahuan di Indonesia,” ujar Handoko.
Menurut Kepala LIPI, Agus Haryono, LIPI SML dan LIPI Sarwono Award merupakan upaya LIPI untuk terus menghidupkan semangat riset bagi generasi-genarasi berikutnya, dan menunjukkan bahwa menjadi periset adalah profesi yang membanggakan.
“Penyelenggaraan LIPI Sarwono Memorial Lecture XXI dan LIPI Sarwono Award XIX tahun 2021 ini sangat layak dijadikan sebagai penghargaan tertinggi bagi tokoh yang berprestasi dan berjasa dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, di berbagai bidang,” ujar Agus.
Pada LIPI SML XXI, Arif Satria memberikan kuliah ilmiah bertajuk “Kekayaan Hayati dan Inovasi Bioekonomi untuk Masa Depan Bangsa.” Pria kelahiran Pekalongan, 17 September 1971 ini menyelesaikan gelar sarjananya di Ilmu Ekonomi Pertanian, IPB pada 1995. Arif melanjutkan kuliah di universitas yang sama pada bidang Sosiologi Pedesaan dan mendapat gelar masternya pada 1999. Arif meraih gelar doktoralnya di Kagoshima University, Jepang, Department of Marine Social Science pada 2006.
Arif memulai karirnya sebagai sekretaris Rektor IPB pada 1996 dan terus meningkatkan karirnya hingga menjadi Rektor IPB. Selama karirnya, Arif berhasil mendapatkan beberapa penghargaan, di antaranya: Second Winner of Academic Leader Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi 2019, H-Index Tertinggi Kedua Bidang Sosial (DPIS IPB, 2019), Tribute to Innovators Rektor IPB 2015, Kagoshima University Ambassador 2011, Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa Menteri Pendidikan Nasional RI 2009, The First Winner of the JIFRS Yamamoto Prize on Yamamoto Award International Institute for Fisheries Economics and Trade 2008, dan Dosen Berprestasi III IPB 2007. Selama kiprahnya, ia telah menerbitkan 45 jurnal internasional dan prosiding, serta menjadi pembicara di konferensi bergengsi internasional sebanyak 30 kali.
Sedangkan untuk penerima LIPI Sarwono Award XIX adalah Endang Sukara, pria kelahiran Tasikmalaya, 19 September 1952. Peneliti bidang mikrobiologi di Pusat Penelitian Biologi LIPI tersebut memulai studi mengenai biologinya sebagai sarjana bidang biologi di Universitas Nasional, Jakarta. Ia melanjutkan studinya ke jenjang master dan tamat pada 1979. Ayah dari dua anak tersebut melanjutkan menempuh gelar doktoralnya di Queensland University, Australia di bidang mikrobiologi.
Beberapa penghargaan yang pernah Endang dapatkan antara lain: The 2014 International Alumnus of the Year, Queensland University-Australia, Australian Alumni Award 2011, ASEAN Meritorius Award 2008, dan Bintang Jasa Pratama 2006. LIPI Sarwono Award diberikan atas prestasi dan jasa Endang dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, terutama di bidang mikrobiologi.
Bidang penelitian Endang meliputi mikrobiologi yang terkait dengan taksonomi mikroba, penyaringan, pengembangan proses mikroba, fermentasi, desain bioreaktor, enzimologi dan lain-lain. Ia juga berminat mempromosikan konsep baru untuk mengelola ekosistem lanskap melalui Man and Biosphere Program UNESCO (Konsep Cagar Biosfer) dan menyelaraskan konservasi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Penerima LIPI Sarwono Award lainnya adalah Dwi Listyo Rahayu, perempuan kelahiran Mojokerto, 31 Juli 1957. Peneliti bidang oseanografi di Balai Bio Industri Laut LIPI tersebut menamatkan gelar sarjananya di Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor pada 1981. Ia kemudian mendapatkan gelar masternya sekaligus gelar doktornya di Université Pierre & Marie Curie, Perancis pada 1992.
Selama karirnya, perempuan yang akrab disapa Yoyoh tersebut telah berhasil mendeskripsikan 150 spesies baru yaitu kelomang (hermit crab): 4 genus dan 74 spesies kepiting (crab): 6 genus dan 76 spesies baru. LIPI Sarwono Award diberikan padanya atas prestasi dan jasa dalam memajukan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, terutama bidang taksonomi.
Perempuan yang telah menerbitkan 93 publikasi ilmiah tersebut juga pernah terlibat dalam ekspedisi internasional di antaranya: Ekspedisi Snellius II (kerja sama Indonesia-Belanda di perairan Indonesia bagian timur), Ekspedisi KARUBAR )kerja sama Indonesia-Prancis di Perairan Kei, Aru dan Tanimbar), Ekspedisi Internasional PANGLAO di Filipina (kerja sama Prancis-Filipina), Ekspedisi Internasional KUMEJIMA di Okinawa, Jepang (Kerjasama Jepang-Singapura-Taiwan), Ekspedisi International Comprehensive Marine Biodiversity Survey (CMBS) di Singapura, dan Ekspedisi International South Java Deep Sea SJADES (Indonesia, Singapura).